Jangan Cium-Cium Aku Lagi, Dong, Ma…

Kids

dewdew・20 Sep 2017

detail-thumb

Ah, siapa yang nggak baper, ngilu hati, dan kesal ketika si anak laki-laki yang akil balig saja belum, sudah bilang begitu.

Seperti yang pernah kakak ipar saya katakan (yang kebetulan memiliki 2 anak laki-laki seperti saya) yang namanya anak laki-laki pasti cepat ‘terbangnya’ dari pelukan kita. Begitu pun cerita suami saya yang tentu saja juga pernah jadi anak laki-laki. Bukan berarti nggak sayang lagi sama ayah ibu, lebih kepada tak ingin terlihat manja, dan kekanak-kanakan, di depan teman-temannya. Err…padahal, ya, masih anak-anak juga kan?

Jangan Cium-Cium Aku Lagi, Dong, Ma… -Mommies Daily

Baca juga:

Hidup Bersama Dua Anak Laki-laki Itu Rasanya ....

Bukan berarti juga mereka nggak suka kita peluk dan cium layaknya mereka bayi. hanya jengah saja ketika dilakukan di depan teman-temannya.

Siapkan Hati

Sebenarnya ini sudah diingatkan oleh kakak ipar dan suami saya. Siapkan hati dan mental ketika saat itu datang. Dan ketika duduk di kelas 3 SD, anak saya yang pertama sudah mulai meronta ketika saya peluk di depan umum, maka di situlah saya mulai aware.

Baca juga:

5 Hal yang Selalu Saya Ingin Lakukan Bersama Anak Laki-laki Saya

Hargai Keinginannya

Ketika naik kelas 4 SD, dia pun sudah ultimatum. Alhamdulillah masih baik banget ngomongnya (terima kasih Awan), “Mama, kalau mau cium sama peluk aku, di rumah aja ya. Jangan di depan teman-teman.” Okelah, nak. Tentu sebagai orangtua kita harus hargai keinginannya. Walau ia tumbuh besar selama 9 bulan di dalam perut kita, dia tetap individu mandiri yang punya perasaan dan tentunya keinginan. Saya, sih, selama masih diizinkan untuk cium-cium dan peluk-peluk dia di rumah saja, masih senang banget.

Jujur Saja

Daripada kesal sendiri, baper nggak jelas juntrungannya, saya memilih jujur kepada anak saya. Saya memilih untuk mengatakan padanya bahwa saya akan tetap memeluk dan mencium dia karena ini salah satu bentuk ekspresi sayang saya padanya. Sejauh ini, sih, untungnya anak sulung saya masih mau menerima. Sementara anak kedua saya masih belum ngeh, dan tetap sukarela saya peluk cium kapan pun di mana pun. Hahaha…

Kalau baca-baca di buku-buku parenting atau mendengarkan seminar dari psikolog, anak laki-laki memang cenderung ingin mandiri lebih cepat. Proses pendewasaan diri saja, umumnya sudah terlihat dari usia 5 tahun. Wuih…cepat banget, ya?

Saran saya buat yang punya anak laki-laki masih bayi, puas-puasin, deh. Nggak perlu mengeluh ketika si kecil layaknya anak kanguru yang nempel kemana pun Anda pergi. Nggak perlu kesal ketika Anda menghilang 2 detik saja, ia sudah panik takut kehilangan ibunya. Nggak usah merasa kehilangan me time, karena setelah 5-6 tahun, Anda bisa melakukan me time kapan pun Anda mau. Ya nggak? ;)