Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kenapa Penyimpanan Bahan Makanan yang Salah Berisiko Sebabkan Keracunan?
Kalau mau menyajikan makanan berkualitas untuk keluarga, jangan cuma perhatikan saat memilih bahan makanan dan cara pengolahannya saja. Salah satu yang sering diabaikan adalah faktor penyimpanannya. Tahu nggak, sih, kalau penyimpanan bahan makanan yang salah bisa menyebabkan kita keracunan?
Siapa yang kalau belanja bahan makanan dilakukan seminggu sekali? Sering stok bahan makanan untuk sepekan? Sepertinya, kondisi ini lumrah dilakukan ibu-ibu, ya? Khususnya untuk ibu bekerja seperti saya.
Masalahnya, nih, saya sering geregetan ketika mau masak, ternyata bahan makanan yang mau saya olah kondisinya sudah jelek. Mau dibuang, kok, rasanya mubadzir. Mau tetap dimasak, takut nutrisinya sudah hilang, dan yang lebih parah bisa berisiko bikin keluarga keracunan lantaran bahan makanan sudah nggak baik.
Belajar dari kesalahan, saya pun jadi tahu kalau cara penyimpanan bahan makanan segar wajib diperhatikan. Beruntung, pengetahuan saya soal ini pun akhirnya bisa di-up grade lantaran belum lama ini Mommies Daily mengadakan acara MD Lunch dengan topik High Quality Food for High Quality Life bersama Polytron. Pas banget, deh!
Lewat MD Lunch kali ini, saya jadi punya insight baru setelah mendengarkan pemaparan nutritionist Bebby Astrika, SGz yang sharing bagaimana mendapatkan makanan berkualitas untuk hidup yang lebih sehat. Sejak awal, Bebby mengingatkan kalau untuk mendapatkan makanan yang berkualitas harus dilihat secara holistik.
Jadi yang harus dipikirkan, apakah bahan makanan yang kita beli sudah mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, bagaimana cara mengolah makanan, dan satu lain yang nggak kalah penting soal penyimpanannya.
“Kalau setelah belanja, tapi perjalanan pulang jaraknya masih cukup jauh, atau mau makan dulu, ya perhatikan dulu belanjaannya. Kalau untuk bahan segar dan basah seperti ikan dan daging bisa minta es untuk pendinginnya. Begitu sampai di rumah juga jangan dibiarkan begitu saja. Percuma. Bahan makanan ketika ada di suhu ruang itu memengaruhi kualitasnya bisa menurun,” paparnya.
Kenapa kualitas bahan makanan yang dibiarkan begitu saja kesegaran dan nutrisinya jadi berkurang karena tidak lepas dari adanya mikroba seperti bakteri dan jamur yang bisa menempel pada bahan makanan tersebut.
“Bakteri itu kan bisa membelah diri sendiri, sebenarnya bakteri itu ada dua dua jenis, bakteri yang menguntungkan dan merusak makanan. Yang baik contohnya bakteri yang bisa membantu proses fermentasi seperti saat bikin tempe, sedangkan yang merusak makanan itu mikroba jahat yang bikin makanan jadi berlendir, berbau, mengeluarkan gas, jadi kering atau keriput,” jelas Bebby lagi.
Lebih lanjut, Bebby juga menerangkan kalau sifat mikroba itu cukup unik. Ketika bakteri membelah diri, saat itulah kondisi bakteri yang paling bagus. Dan bakteri ini paling senang dengan dengan kondisi suhu yang sama dengan suhu ruang, seperti suhu tubuh kita.
“Justru, ketika suhu lingkungan dan kondisinya bagus, maka mikroba tersebut jadi mudah membelah diri. Memang tidak semua mikroba berbahaya, dan menyebabkan tubuh terganggu, sayangnya ketika bakteri membelah diri dengan banyak makan akan beresiko membuat makanan tersebut akhirnya jadi beracun. Kalau pernah mendengar ada kasus keracunan makanan, itu semua tidak disebabkan alat atau bahan makanan, ketika penyimpanan nggak bagus juga bisa menyebabkan keracunan.”
Untuk itulah, Bebby mengingatkan salah satu cara yang cukup ampuh menekan pertumbuhan mikroba tersebut harus menempatkan bahan makanan pada suhu yang tidak disukai. “Mikroba ini nggak suka dengan suhu dingin, mulai dari 4 derajat atau malah suhu panas di atas 66 derajat. Tapi kalau makanan dipanaskan itu pasti bikin matang. Makanya, cara terbaik adalah menyimpannya di dalam kulkas,” tambahnya.
Saat disimpan di kulkas, tentu saja bahan makanan perlu dipisahkan. Jangan sampai bahan mentah seperti daging atau ayam segar digabung dengan sayuran atau buah-buahan. Termasuk memisahkan bahan makanan yang sudah matang untuk meminimalkan risiko perpindahan dan pertumbuhan bakteri.
Pemilihan kulkas pun harus diperhatikan. Semakin banyak fitur yang bisa membantu menjaga kualitas makanan, tentu akan lebih baik. Khususnya fitur yang bisa memberikan temperature pendinginan secara menyeluruh. Contohnya kulkas Polytron Belleza 3 sudah punya fitur Shielded Moisture Compartment. Jadi fitur ini bisa melindungi udara luar masuk ruang penyimpan buah, sehingga buah bisa segar 2x lebih lama.
Bahkan saat MD Lunch, Albert Fleming, selaku Product Manager Home Appliance Polytron Indonesia sempat menampilkan video uji coba yang memperlihatkan bahwa kondisi buah-buahan yang disimpan di kompartemen kulkas Belleza 3 masih jauh lebih segar ketimbang kulkas tetangga. Ya, meskipun tidak mulus dan segar layaknya buah yang baru dibeli, namun kondisinya masih sangat layak untuk dimakan. Suatu pertanda kalau memang perpindahan mikroba sangat minim sehingga buah tidak cepat rusak.
Selain itu, fitur unggulan lain yang menurut saya keren adalah Humidity Control Crisper, fitur ini membantu mengatur kelembaban ruang crisper, sehingga sayuran yang kita beli juga tetap segar dan tidak cepat mengering.
Last but not least, fitur lain yang bikin saya kepincut dan pengen buru-buru ganti kulkas dikarenakan Belleza 3 ini lebih hemat daya listrik. Artinya, environment friendly banget ya! Dengan menggunakan Kompresor terbaru R 600a, Belleza 3 ini bisa menghemat energi hingga 25%. Sebagai ibu bijak, fitur ini sih, sangat menggoda saya, ya…
Alhasil, sepulang mengikuti acara MD Lunch, selain saya dapat banyak ilmu, saya pun tergoda untuk membeli kulkas Belleza ini. Sampai rumah saya pun langsung mengajukan proposal untuk beli kulkas Belleza 3 ke suami, hahahhaa. Doakan proposal saya segera di-approve , ya!
Share Article
COMMENTS