Sorry, we couldn't find any article matching ''
Hati-hati Incompetence Cervix, Berisiko Melahirkan Prematur
Ditulis oleh: Lariza Puteri
Istilah Incompetence Cervix mungkin cukup asing, namun kita perlu mengetahuinya lebih banyak, terutama ibu hamil.
Bulan lalu, sahabat saya melahirkan anak keduanya. Sayangnya, ia melahirkan bayinya di trimester kedua. Yang artinya, bayi dilahirkan dalam keadaan prematur. Kondisi ini bukan tanpa sebab. Siapa sih, yang tak mau melahirkan anaknya dalam keadaan normal dan cukup bulan. Hanya saja, sahabat saya ini ternyata menderita cervix incompetence.
Ini pertama kalinya saya mendengar istilah cervix incompetence.. Saya pun bertanya pada dokter spesialis kandungan, dr. Dwi Priangga, SpOG dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, Fakultas Kedokteran Indonesia. Menurutnya, cervix incompetence atau cervix insufficiency atau inkompetensi serviks merupakan proses terjadinya pembukaan leher rahim tanpa disertai nyeri yang menyebabkan kelahiran sebelum waktunya dan bisa terjadi berulang kali pada kehamilan berikutnya. Nah, pada kasus sahabat saya, ia tiba-tiba mengalami proses persalinan di trimester kedua.
Saya sempat bertanya pada sahabat saya, “Apa, sih, yang dirasakan saat menderita inkompetensi serviks?” Ternyata ia tak merasakan apa-apa. Memang benar, menurut penjelasan dr. Angga, tak semua ibu hamil yang menderita cervix incompetence mengalami gejala. Kalaupun ibu hamil tersebut merasakan gejalanya, biasanya berbentuk keluhan ringan seperti:
Penyebab Incompetence Cervix
Lalu, apa sih penyebabnya? Cervix incompetence disebabkan oleh kelemahan pada struktur jaringan leher rahim. Kelemahan ini dapat timbul karena bawaan lahir ataupun karena trauma pada leher rahim saat persalinan ataupun tindakan ginekologik lainnya.
Ada catatan khusus dari saya, soal kategori ibu hamil yang harus waspada akan kejadian ini, yaitu:
Selain itu, perempuan yang memiliki kelainan genetik pada kolagen (misalnya sindrom Ehlers-Danlos) dan kelainan anatomi organ kandungan yang juga memiliki risiko menderita inkompetensi serviks. Umumnya, ibu hamil dengan inkompetensi serviks akan mengalami persalinan prematur yang berulang. Artinya, pada persalinan kehamilan berikutnya, ibu akan berisiko mengalami hal yang serupa, yaitu melahirkan bayi di trimester kedua. Hal ini disebabkan oleh kelainan bawaan.
Menurut dokter Angga, untuk mendiagnosis ibu hamil mengalami inkompetensi serviks atau tidak adalah dengan melihat riwayat persalinan sebelumnya. Dokter juga akan melihat ada atau tidaknya riwayat tindakan leher rahim, kemudian dokter juga akan mengukur panjang leher rahim menggunakan USG transvaginal.
Kecurigaan inkompetensi serviks menjadi lebih besar, bila:
Meskipun risikonya cukup berat, namun deteksi inkompetensi serviks tidak dapat dilakukan sebelum kehamilan. Meskipun ada pemeriksaan ultrasonografi (USG), MRI maupun pemeriksaan histerosalpingografi (HSG), namun pemeriksaan-pemeriksaan ini hanya dapat mendeteksi kelainan bentuk rahim sebagai faktor risiko inkompetensi serviks, tapi bukan alat untuk mendiagnosis inkompetensi serviks.
Salah satu cara yang akan dilakukan dokter bila memang inkompetensi serviks sudah terdiagnosis adalah dengan tindakan cerclage atau pengikatan leher rahim sementara yang dapat dikombinasikan dengan pemberian suplementasi progesteron.
Tak banyak yang bisa diperbuat bila kondisi inkompetensi serviks sudah terjadi. Yang terpenting, tetap mengunjungi dokter secara rutin untuk memantau perkembangan janin dan kondisi ibu.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS