Saya sangat percaya kalau hidup sehat harus dimulai dari sarapan. Makanya saya cukup cerewet soal sarapan anak, meskipun tidak mewah namun kandungan nutrisinya wajib diperhatikan.
Dari sekian banyaknya list pekerjaan yang harus saya lakukan sebagai ibu bekerja, membuat daftar menu sarapan adalah salah satunya. Jadi, nggak mengherankan kalau hampir di penghujung akhir pekan saya akan mengajukan pertanyaan yang sama ke anak saya. “Mas Bumi mau dibuatkan sarapan apa?”.
Menurut saya, bertanya menu sarapan yang diinginkan anak cukup penting. Dengan begitu anak jadi ikut terlibat dalam pemilihan menu, dari sini saya juga punya kesempatan untuk memberikan edukasi mengenai sarapan yang baik. Lagi pula, kalau sudah disepakati bersama, anak jadi nggak punya alasan bilang malas sarapan karena nggak suka dengan makanannya. Lah wong, menunya dipilih setelah melewati kesepakatan, kok.
Yang jelas, kualitas menu sarapan sangatlah penting. Banyak penelitian yang dilakukan ahli gizi yang menyebutkan kalau sarapan dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina bagi anak sekolah. Bahkan jika anak terbiasa melewatkan sarapan dapat berdampak buruk seperti menurunnya gairah belajar, kesulitan dalam menerima pelajaran dengan baik, menurunnya daya konsentrasi anak sewaktu belajar bahkan dapat membuat anak menjadi mudah sakit.
Saya jadi ingat beberapa waktu lalu sempat datang ke acara media edukasi di mana Prof Ir. Hardiansyah MS yang menjadi nara sumbernya. Ia mengatakan, idealnya sarapan dilakukan sebelum jam 09.00 pagi sehingga bisa memberikan dampak maksimal untuk mendukung anak beraktivitas di sekolah.
Sarapan dengan nutrisi yang baik memang bisa mendukung stamina dan membuat anak lebih konsentrasi selama belajar sekolah. Kalau perut anak kosong, akan berisiko membuat anak tidak bisa berkonsentrasi dan mudah lupa. Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Pennsylvania School of Nursing juga membuktikan kalau anak-anak yang rutin sarapan pagi di rumah terbukti mempunyai skor yang lebih tinggi saat tes IQ dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan atau makan hanya sesekali.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dalam menyusun menu sarapan saya selalu memerhatikan beberapa kandungannya, mulai dari protein, tinggi zat besi, mengandung serat, magnesium dan tentu saja pelu menambahkan kandungan omega 3 dan 6. Soalnya Omega 3 dan 6 selain menambah energi juga baik baik untuk kesehatan mata, rambut dan kulit.
Bahkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia menganjurkan agar anak usia sekolah mengkonsumsi Omega 3 sebanyak sebanyak 1,2 gram dan Omega 6 sebanyak 12 gram per hari.
Toh, kalau dipikir-pikir untuk mendapatkan kandungan omega 3 dan 6 ini juga nggak susah, kok. Kalau saya selama ini sering mengandalkan margarin Blue Band yang sudah dilengkapi dengan kandungan lemak esensial Omega 3 dan 6 dan bisa disimpan dalam suhu ruangan.
Salah satu menu yang favorit anak saya, Bumi adalah roti panggang telur yang saya tambahkan dengan sayuran bayam. Selain bikinnya gampang, kandungan gizinya juga nggak perlu diragukan lagi. Tapi, selain untuk mengoles roti, saya pun sering menggunakan Blue Band untuk membuat tumis-tumisan dari berbagai jenis sayuran yang dicampur dengan ayam atau daging. Entah mengapa, kalau bikin roti atau tumis-tumisan dengan Blue Band, membuat makanan jadi lebih menggugah selera anak saya. Tanpa perlu dirayu, sarapannya sudah lahap!
Di antara mommies, ada yang punya pengalaman serupa dengan saya nggak, sih? Anak lebih berselera sarapan kalau pakai Blue Band?
Awali momen penuh kejutan dengan sarapan bernutrisi. Yuk, lihat kreasi resep sarapan Blue Band lebih lengkap di sini, ya.