Katanya, sering sariawan adalah salah satu gejala dari kanker mulut. Kemudian saya pun parno *__*. Untung ada pencerahan dari Dr drg Febrina Rahmayanti SpPM, RS Pondok Indah.
Siapa yang sering mengalami sariawan? Kalau begitu kita senasib. Makanya saya suka parno. Apalagi, suatu kali mama saya bercerita kalau ada salah satu temannya yang mengalami kanker mulut. Menurut cerita mama, awalnya temannya ini sering kali mengalami sariawan yang nggak sembuh-sembuh walaupun sudah berlangsung lama. Bahkan, hingga menyebabkan pendarahan.Mengingat saya termasuk orang yang sering mengalami sariawan, cerita ini kok, bikin saya bergidik ngeri, ya! Takut kalau sariawan yang saya alami bukan sekadar sariawan biasa.
Kalau dulu, saya hanya berpikir sariawan terjadi karena kita malas mengonsumsi buah dan sayuran yang kandungan vitamin C -nya tinggi. Ternyata dugaan saya keliru, sariawan ternyata bisa disebabkan berbagai faktor. Hal ini saya ketahui saat ikut dalam media edukasi yang dilangsungkan RS. Pondok Indah beberapa waktu lalu. Lewat pemaparan dokter Febrina Rahmayanti, saya jadi mengetahui kapan saatnya sariawan ini tidak boleh dianggap sepele.
Sariawan adalah penyakit mulut yang bisa diderita siapapun. Nggak mandang usia atau jenis kelamin. Kalau istilah medisnya, sariawan ini disebut dengan stomatitis aftosa rekuren. Biasanya ditandai dengan adanya luka yang membentuk cekungan atau kawah yang disebut ulser atau tukak.
Umumnya, sariawan ini nongol di area mukosa yang lunak seperti pipi, bibir, lidah, bawah lidah, cekungan antara pipi atau bibir dengan gusi. Jumlahnya pun, tidak selalu hanya satu, untuk ukurannya biasanya diameter 1 cm.
“Untuk penyebab pasti mengapa sariawan terjadi sebenarnya belum diketahui secara pasti, tapi ada faktor yang bisa memicunya seperti tergigit, dan faktor genetik,” ungkap drg. Febrina.
Hal pertama yang perlu diperhatikan saat sariawan terjadi adalah berapa lama sariawan tersebut menetap dalam rongga mulut. Sariawan biasanya hanya menetap paling lama 4 minggu saja. Malah jika kondisi imunitas sedang baik, sariawan akan sembuh sendiri dalam rentang waktu satu atau dua minggu saja.
Jika sariawan tidak kunjung sembuh dengan nyeri yang tidak tertahankan, maka wajib diwaspadai sebagai indikasi gejala kanker mulut. "Kalau sudah mengalami sariawan lebih dari 3-4 minggu, sebaiknya periksa ke dokter yang tepat. Jangan pernah anggap sepele sariawan. Durasi yang lama itu menjadi salah satu gejala dini kanker mulut," ungkapnya.
Dokter Febrina juga mengingatkan kalau kanker mulut dipicu karena ketidakpedulian terhadap kesehatan gigi. Apa hubungannya sakit gigi dengan sariawan kemudian kanker mulut?
Jadi begini, gigi yang tidak dirawat otomatis akan mengalami kerusakan. Karena gigi bolong, kemudian dibiarkan tidak ditambal lama kelamaan akan terkikis hingga menjadi tajam dan patah. Kondisi inilah yang akan mengganggu membran mukosa hingga iritasi.
“Nah, iritasi yang kronis itulah kemudian bisa mengubah sel yang tadinya normal menjadi sel kanker," tegas drg Febriani.
Selain itu, kanker mulut punya ciri-ciri umum seperti ulser yang bersifat menetap atau kronis, tidak kunjung sembuh dalam hingga 4 minggu, rasa sakitnya juga tidak sepadan dengan besarnya ulserasi. Jadi kalau diraba keras, ada indurasi. Kemudian ada pembesaran jaringan.
Jadi, sudah paham, ya, kalau kondisi sariawan memang tidak bisa disepelekan. Tapi, bukan berarti kita lantas jadi gampang paranoid, yang jelas harus lebih memperhatikan kondisi kesehatan gigi dan mulut, pola hidup sehat juga perlu dilakukan.