Ingin Berpoligami atau Selingkuh? Jujur Sajalah…

Sex & Relationship

fiaindriokusumo・30 Aug 2017

detail-thumb

Aplikasi poligami yang isinya ternyata nggak jauh-jauh dari urusan esek-esek dan keinginan selingkuh yang dihalalkan.

Saat membaca tulisan Elma Adisya tentang pengalamannya menjajal aplikasi poligami di sini , saya langsung ketawa ngakak. Ternyata, ada orang yang satu pikiran dengan saya. Mari kita tos dulu ya mbak Elma :D.

Pertama kali tahu tentang ayopoligami.com, bawaan awal saya mau nyolot, ahahaha. Apaan sih, poligami pake ada aplikasinya! Segitu pentingnya sampai perlu dibuatin aplikasi? Buat yang tahu siapa penggagas aplikasi yang satu ini, tolong sampaikan ke ybs ya, apa maksudnyaaaaa!!!!

Dari perasaan nyolot, saya kemudian penasaran, seperti apa aktivitas di dalam aplikasi ini? Apakah saya akan menemukan para pelaku poligami yang sesuai dengan anjuran nabi Muhammad SAW atau hanya sekadar aplikasi yang menjual agama untuk menjadi tempat para lelaki hidung belang melakukan sunnah versi mereka?

Ingin Berpoligami atau Selingkuh? Jujur Sajalah… - Mommies Daily

Dan, berikut hasil bergabungnya saya menjadi member selama satu minggu dengan dua akun yang memiliki kepribadian berbeda.

1. Dari 78 orang yang mengirimkan pesan ingin berkenalan dengan saya, hanya ada DUA orang yang mengatakan sudah ada izin dari istri pertama.

HANYA DUA!!! Sisanya? Seperti sudah ditebak, belum ada izin dari istri pertama karena mereka nggak mau menyakiti perasaan istrinya. Go to hell aja gih modelan laki-laki seperti ini.

Padahal, seperti kita tahu, Poligami bukannya harus ada persetujuan dari istri pertama? Dan UU Perkawinan di Indonesia, pasa 5 ayah (1) pun juga mewajibkan ada persetujuan dari istri pertama.

Jadi, kalau syarat seperti ini saja nggak sanggup dipenuhi, sebenarnya kalian ingin poligami atau selingkuh?

2. Dari 78 orang yang melakukan chat dengan saya, alasan mereka berpoligami terbagi menjadi dua:

a. Karena istri sakit sehingga tidak bisa melayani suami.

Saya jadi berpikir, ketika istri sakit dan suami memilih poligami karena merasa butuh seseorang untuk melayani dan itu dianggap hal yang normal, apa yang terjadi ketika suami sakit dan istri memilih meninggalkannya untuk mencari laki-laki lain yang bisa menjaga dan melindunginya? Sudah pasti masyarakat kita akan lebih sulit menerima perilaku istri yang meninggalkan suami, kan!

Tapi kan suami nggak menceraikan si istri, fi!

Mungkin ada yang berpendapat demikian. Tapi apa bedanya?

Menjadi sakit, tidak dicerai namun suami menikah lagi itu sama pedihnya kok dengan menjadi sakit kemudian istri memilih bercerai. Karena kita sama-sama ‘ditinggalkan.’ Karena pasangan kita sama-sama mencari pengganti diri kita.

Untuk para suami, coba tempatkan diri Anda di posisi istri Anda. Jika Anda yang akan diganti atau ditukar, seikhlas itukah perasaan Anda?

b. Karena kebutuhan biologis mereka sangaaaat besar dan kasihan istri karena kelelahan untuk ‘melayani’ mereka.

Akhi Achm “Kebutuhan biologis saya besar ukhti, kasihan isteri kelelahan melayani.”

Akhi Bak “Saya hiperseks ukthi, isteri saya nggak sanggup terus menerus melakukan tanggung jawabnya.”

Dan entah berapa puluh akun lagi yang menjawab serupa ketika saya bertanya apa alasan mereka berpoligami.

Salut saya untuk para laki-laki hidung belang yang sibuk membawa dalil agama agar mereka selamat dari api neraka. Daripada berbuat zina, mending saya poligami kan, ukhti! Gitu kata mereka.

Padahal, nabi Muhammad SAW dulu berpoligami dengan niatan untuk menolong janda-janda yang membutuhkan. Bukan fokus pada kebutuhannya sendiri.

Kenapa tidak menyibukkan diri dengan sholat, ngaji, berbuat amal kebaikan ketika hasrat yang menggebu-gebu itu hadir? Masih banyaaak cara yang lebih terhormat dibandingkan sibuk mencari perempuan untuk melepaskan syahwat Anda dengan kedok agama :).

Ingin Berpoligami atau Selingkuh? Jujur Sajalah… - Mommies Daily

3. Dari 78 akhi yang berinteraksi dengan saya, bisa dibilang 80 persen tidak yakin mampu bersikap adil.

Dan bukankah mampu bersikap adil adalah syarat utama jika ingin berpoligami? Kalau dari awal saja sudah tidak yakin, kenapa harus memaksakan diri berpoligami? Kalau sudah begini, imankah yang berbicara? Atau nafsu birahi sudah pindah posisi menggantikan otak Anda?

4. Dari 78 orang ini, hanya 7 orang yang (katanya) mampu secara finansial membiayai hidup dua istri plus anak-anak.

Dan 71 orang sisanya mungkin berharap masih bisa menemukan perempuan yang rela makan cinta aja setiap bulan tanpa butuh tunjangan finansial.

Akhi Marc hanya menyanggupi memberikan nafkah lahir sebesar Rp 1.000.000 setiap bulan namun mampu memberikan nafkah batin setiap hari. Ahahaahahha, saya pingin ngakak sambil koprol. Pingin enak tapi nggak mau keluar modal itu piye??

Jujur saja, ini adalah satu minggu yang membuat perasaan saya campur aduk. Kadang marah, kadang geli, kadang takjub melihat interaksi di aplikasi berbalut ajaran agama ini.

Ketika aturan agama terkait pernikahan banyak diselewengkan dalam masyarakat yang masih diskriminatif terhadap perempuan. Ketika laki-laki konservatif dan seksis pengibar bendera agama kini makin banyak dan berisik, seperti toa. Dengan seenaknya mereka bikin definisi, membuat aturan dan berharap para perempuan mematuhi tanpa bertanya atau mengeluh. Karena semua (katanya) atas nama iman dan agama.

Maka, untuk founder ayopoligami.com, lebih baik ganti nama aplikasi Anda, jangan bawa-bawa sunah agama kalau aktivititas di dalamnya jauh dari ajaran agama. Di Indonesia sudah terlalu banyak manusia-manusia yang memperjualbelikan agama, nggak usah nambah-nambahin lagi.

Dan untuk para laki-laki di aplikasi ini, ayolah jujur pada diri sendiri, bahwa ini sekadar pemuasan nafsu belaka yang tidak berlandaskan iman, hati nurani dan akal sehat. Dan harusnya kalian paham dengan cara seperti ini (membohongi diri sendiri dan pasangan), surga tidak mungkin menjadi tempat kalian.