Kalimat yang keluar dari mulut anak saya ini cukup bikin saya sedih. Berasa susah banget ngebesarin anak sekarang. Selain bullying, pelecehan seksual, aneka penyakit ditambah kualitas lingkungan yang …. ya gitu deh.
13 tahun lalu saat pindah ke Bekasi, tol JORR baru akan dibangun, saya masih mendapatkan udara yang segar, masih banyak pohon dan tanah kosong. Begitu tol JORR jadi dan rumah saya dempet banget sama tol JORR, perlahan namun pasti kami mulai kehilangan udara segar dan berganti dengan debu yang nggak kelar-kelar, udara yang semakin panas dan nyamuk kebun yang semakin banyak, ahahaha.
Makanya, anak saya suka iri ketika melihat album foto kecil saya (album!!! OMG lawas amat ya…..) ketika area rumah mama di Cisalak masih banyaaaak pohon, sawah dan empang. Mereka juga suka membandingkan, kenapa kalau nginep di rumah eyang kok udaranya lebih dingin, airnya lebih segar (hingga sekarang, hehehe). Keluarlah statement dari mulut anak saya yang menjadi judul dari tulisan ini :D.
Karena tahu sendiri kan, debu nggak usah banyak aja bisa banget membuat si kecil terkena ISPA dan masalah kulit. Belum lagi kalau anak alergi-an, bisa batpil berkepanjangan, atau kalau sudah parah mengalami bengkak hebat pada saluran pernapasannya. Nyamuk, waduh udah tahulah bahayanya nyamuk! Mau jual rumah dan pindah ke daerah dengan lingkungan lebih bagus juga susah karena sekolah anak dekat dari rumah. Mau nggak mau, ya kembali lagi, kita para ibu yang harus putar otak, ya nggak :p.
Mencari cara-cara sederhana yang diharapkan dapat membuat krucil memiliki lingkungan yang lebih sehat dan bersih. Seperti beberapa cara berikut ini:
1. Jatah bersih-bersih rumah sehari dua kali
Lantai rumah saya itu, bisa habis dipel, nggak berapa lama udah kotor lagi. Tahunya dari mana? Kaki-kaki kami yang cepat banget menjadi hitam karena debu. Jadi, suka atau tidak, setiap pagi dan sore ART saya bertugas mengelap perabotan, menyapu dan mengepel lantai.
2. Meminimalkan area halaman yang disemen
Saya lebih senang halaman saya ditutupi rerumputan dibanding disemen walaupun akibatnya saya harus siap dengan becek ketika hujan, setidaknya air hujan bisa terserap ke tanah.
3. Merawat pohon-pohon yang ada di halaman rumah
Bersyukur sih karena halaman rumah saya lumayan luas, jadi bisa menanam berbagai macam tumbuh-tumbuhan. Saat baru pindah, pohon-pohon besar di halaman rumah lumayan banyak, ada sekitar 9 pohon besar, dan saya wanti-wanti pak suami untuk jangan menebang satu pun kecuali kalau sudah tua dan dahannya bisa patah sehingga membahayakan keselamatan anak-anak saya. Setidaknya ini membuat udara di sekitar rumah saya terasa segar.
4. Pintar memilih alat bantu
Zaman teknologi sudah semakin maju, ya kali deh saya nggak memanfaatkannya. Kalau itu bisa menolong saya menciptakan udara dan lingkungan rumah yang lebih sehat, kenapa nggak?
Saya lagi mencoba Air Purifier dari Sharp yang dilengkapi Plasmacluster dan kemampuannya juga lumayan banyak. Selain menjaga ruangan dari udara kotor, virus, bakteri juga bisa menangkap nyamuk. Teknologi Plasmacluster-nya ini bisa menghasilkan ion yang aktif menyebar ke seluruh ruangan untuk menonaktifkan virus, bakteri dan jamur hingga bau yang nggak enak, seperti bau rokok atau binatang peliharaan.
Sedangkan HEPA Filter dan Sistem Coanda Airflow-nya mampu mengisap dan menyaring semua debu, kuman hingga partikel yang 300 kali lebih kecil dari tebal rambut.
Terus gimana dengan nyamuk? Di dalam ini ada perangkap nyamuk yang menarik perhatian nyamuk dengan sinar UV, mengisap nyamuk dan menempelkan nyamuk di sticky sheet yang membuat nyamuk sulit terbang.
Praktis sih, karena satu alat sudah bisa membantu meringankan beberapa masalah sekaligus. Dan rasa-rasanya kalau punya anak yang alergi debu, bisa banget coba alat ini.
Baru beberapa hari saya menggunakannya, jadi belum bisa tanya testimoni anak-anak. Nanti kalau sudah berjalan lumayan lama saya informasikan lagi ya :).