Ditulis oleh: Annisa Steviani
Kunci si kecil mau duduk di car seat, adalah tentang pembiasaan. Dan itu butuh trik-trik khusus mommies. Mau tahu apa saja?
Untuk para new moms atau bahkan yang masih hamil, hal yang paling sering ditanyakan adalah, apakah butuh untuk membeli car seat? Bagaimana jika sudah membeli kemudian anaknya tidak mau duduk di car seat?
Pertanyaan pertama jawabannya sudah jelas, butuh jika membawa anak di mobil, untuk alasan keamanan dan kenyamanan. Sayangnya di Indonesia belum ada belum ada peraturan atau undang-undang khusus yang mengatur tata laksana menggunakan car seat ini. Hmmm, sayang, ya, mommies. Padahal di negara-negara lain, contohnya Amerika dan Eropa, penggunaan car seat, sudah menjadi keharusan. Kalau melanggar, ya sama saja seperti melanggar peraturan lalu lintas, ada sanksi tegas berupa denda dan berlanjut sampai ke pengadilan.
Seperti di Inggris, anak sampai usia 12 tahun atau dengan belum mencapai tinggi 135 cm wajib memakai car seat. Atau di Amerika yang membatasi anak di bawah usia 8 tahun wajib memakai car seat.
Masalah kedua yang saya soroti, sekaligus menjadi tantangan untuk ibu-ibu lainnya: bagaimana jika sudah membeli car seat kemudian anaknya tidak mau duduk di car seat dan lebih memilih duduk di pangkuan ibunya?
Seperti juga stroller dan kursi makan, menurut saya car seat adalah masalah kebiasaan. Jika dibiasakan dan didisiplinkan, maka anak pasti mau duduk di car seat karena ia merasa jika naik mobil maka harus duduk di car seat. Saya punya beberapa tips agar anak mau duduk anteng di car seat.
Iya betul! Semakin cepat semakin baik supaya terbiasa. Awalnya pasti menangis, tapi ya harus tegas. Beri pengertian bahwa selama mobil berjalan maka ia akan di car seat. Untuk ini saya sering bandel karena sering mengangkatnya kemudian menyusui *please, jangan ditiru, ya, mommies. Lain cerita dengan saya yang strict banget. Kalau mau menyusui maka ia meminggirkan mobil dulu supaya anak tahu ia boleh turun ketika mobil berhenti.
Xylo, anak saya mulai pakai car seat saat usianya 2 bulan, kami meminjam infant car seat teman saya untuk perjalanan Bandung - Jakarta. Saat itu ia rewel sekali sampai membuat khawatir. Setelah diselidiki, kemungkinan rewelnya itu karena busa car seat yang terlalu tipis. Karena ketika saya beli sendiri dengan busa yang lebih tebal, ia kalem dan tidak rewel!
Car seat itu ada 3 macam. Infant car seat untuk bayi dari 0 bulan, posisi rear-facing alias menghadap ke belakang dan setengah tidur. Kemudian berikutnya adalah convertible car seat, untuk bayi sampai anak 13-15 kilogram (tergantung merek), menghadap depan dan bisa diatur sandarannya agar di posisi duduk atau tiduran. Yang terakhir adalah jenis booster seat, ini untuk anak 4 tahun ke atas atau minimal 20 kilogram. Setiap jenis, memang didesain sesuai dengan berat dan ukuran tubuh.
Car seat pertama kami adalah infant car seat. Secara “teori” bisa dipakai sampai berat anak 13 kilogram. Tapi ketika berat Xylo baru 9 kilogram, ia rewel dan terus menerus menolak duduk di car seat. Kami kemudian nekat membeli convertible car seat dan ternyata ia kembali duduk nyaman. Mungkin karena merasa sudah terlalu sempit dan posisinya tiduran (bukan duduk) akhirnya ia menolak.
Saran saya, jangan beli infant car seat karena dipakainya sebentar sekali. Lebih baik langsung ke convertible car seat yang bisa dipakai sampai anak 4 tahun. Kalau penasaran pada infant car seat, bisa sewa dulu, lebih irit kan jadinya.
Sinar matahari yang silau bikin cranky. Tempel sun shades bahan mesh di jendela sebelah car seat lumayan mengurangi sinar matahari masuk. Kalau anaknya sudah lumayan besar, bisa dikasih kacamata hitam.
Sampai sekarang Xylo mau selalu duduk di car seat karena saya ingatkan tentang tokoh animasi polisi favoritnya yang pernah bilang bahwa anak-anak harus duduk di car seat setiap kali naik mobil. Tonton atau baca buku tentang car safety dan ingatkan anak pada tontonan/bukunya setiap kali ia menolak. Saya sih berhasil, kuncinya tetap pada kesabaran. :)
Mainan, camilan atau minimal susu itu wajib supaya anak tidak bosan. Kalau sudah mentok, saya kasih gadget deh. I plead guilty! Hahaha. Beberapa bentuk mainan, ada yang dibuat khusus untuk digantung di bagian tertentu dari car seat, manfaatkan hal ini sebaiknya mungkin,ya, mommies.
Terakhir, temani dan tunjukkan kalau kita pun pakai seatbelt. Duduk di belakang pun tetap pakai seatbelt. Sugestikan bahwa seatbelt itu keren dan puji setiap dia mau duduk di car seat. Jangan kalah pada tangisan anak, kadang ia menangis karena ingin dipeluk dan turun dari car seat berhenti menyusu. Dan anak juga bermacam-macam kan ya, ada yang ketika lihat ibunya malah menangis, jadi car seat harus disimpan membelakangi posisi duduk ibu. Tapi ada juga yang seperti anak saya yang justru lebih tenang jika ibu terlihat, jadi posisi car seat harus di . Disiplin itu nomor satu, tapi sekaligus menantang, setuju mommies?
Menurut pengalaman saya, semakin besar justru semakin less drama, apalagi kalau sudah sebelah saya di jok belakang. Trial and error itu biasa, yang penting dicoba dulu dan dibiasakan. Selamat ber-cat seat ria, mommies!