banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Saat si Kakak Kembali Mengompol

author

kirana2119 Aug 2017

Saat si Kakak Kembali Mengompol

Waduh, kenapa si kakak jadi kembali ngompol, ya?

Setelah perjuangan berbulan-bulan, bahkan mungkin lebih dari setahun, sudah selamatan lulus toilet training (TT) *lebay* di usia yang tidak kalah sama anak fellow mamah muda berprestasi, eh, tiba-tiba sudah SD malah balik mengompol saat tidur. Mencoreng rapor kita nggak, sih? *halah.

mengompol

Begitulah yang saya rasakan waktu Devan, waktu itu enam tahun, mengompol cukup sering setelah bertahun-tahun paling cuma sekali kecolongan dalam berbulan-bulan sejak lulus TT. Karena bocornya nggak semalam dua malam saja, terpaksa, deh, balik pakai diaper lagi.

Kebetulan sekarang ini saya sedang cocok memakai Goon model pants yang karet pinggangnya awet, nggak gampang sobek dibanding brand yang dulu dipakai kakak-kakaknya. Jadi kalau masih kering, mau dipakai berulang berhari-hari juga aman-aman saja. Paling akan mulai sobek atau lepas perekatnya mendekati semingguan.

Tapi tetap, lho, yang utama harus dicari penyebabnya. Beberapa yang umum terjadi di antaranya:

Penyebab Psikologis

Kebanyakan penyebab psikologis bentuknya adalah perubahan situasi yang mungkin kurang dapat ditangani anak atau kitanya kurang memberi penjelasan/persiapan sebelumnya.

Misalnya:

  • Masuk sekolah setelah lama libur panjang, kadang ada yang bikin anak kurang nyaman seperti pergantian wali kelas, teman-teman/kelasnya diacak, pelajaran jadi lebih sulit, kelas baru kurang nyaman, dll.
  • Sekolah baru atau pindah rumah. Pergantian sekolah dari Paud/PG ke TK, atau TK ke SD kadang bisa jadi masalah juga. Demikian pula pergantian lingkungan saat harus pindah rumah, apalagi pindah kota.
  • Adik baru atau anggota keluarga baru juga bisa berpengaruh. Anak yang tadinya jadi pusat perhatian keluarga, sekarang perhatian bergeser ke yang lain.
  • Perhatikan juga relasi anak dengan guru dan teman, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.
  • Penyebab Fisik

  • Beberapa anak ada yang suka banget minum sementara kandung kemihnya tergolong kecil. Jadinya cenderung beser, tapi suka malas ke kamar mandi kalau lagi seru bermain atau tidur.
  • Ada juga anak yang sensitif terhadap sensasi kebelet, jadi setiap kebelet dia langsung pipis tanpa bisa menunda.
  • Solusinya paling-paling sering diingatkan saja untuk pipis terutama di tengah aktivitas yang seru, saat akan bepergian, atau bersiap tidur.

    Hindari juga minuman yang sifatnya diuretik seperti minuman yang mengandung kopi/kafein atau teh mendekati jam tidur atau bepergian. Karena tipe minuman seperti ini cenderung merangsang BAK. Pastikan terakhir minum berselang dua jam sebelum jam tidur anak, dan ajak anak untuk buang air kecil dulu sesaat sebelum tidur walau anak mungkin menolak karena tidak merasa kebelet.

    Menurut dr. Aninda Perdana, BMedSc, Health Marketing Manager Danone Aqua, sebetulnya kalau di siang hari anak sudah terpenuhi kebutuhan minumnya, malam tidak perlu lagi banyak minum. Walaupun tubuh juga mengalami penguapan cairan saat tidur, tapi tidak sebanyak di siang hari saat anak aktif.

    Nah, tapi tentunya kita harus pantau juga dong, ya, persisnya berapa kebutuhan cairan anak supaya tidak dehidrasi.

    Anak usia di atas lima tahun sampai kelas 2-3 SD kebutuhan hariannya sekitar 1,5 L, atau enam gelas ukuran 250 ml per hari. Saat lebih aktif bergerak atau sakit kebutuhan cairan akan lebih banyak. Yang perlu dicatat, walau minuman berperasa dan susu harus dibatasi konsumsinya, tapi dalam konteks kecukupan cairan mereka tetap masuk hitungan.

    Jadi kalau dalam sehari anak sudah minum teh manis segelas, susu kotak 250 ml, makan siang berkuah 100 ml, maka total sudah sekitar 600 ml. Tinggal air putih 900 ml, setara kurang dari empat gelas.

    Lalu bagaimana menakar kecukupan cairan untuk anak? Sama seperti pada orang dewasa, kecukupan cairan bisa dipantau dari:

  • Sensasi haus. Bila kita sampai merasa haus, berarti sudah masuk tahap dehidrasi ringan. Minumlah sebelum haus terasa.
  • Bibir kering. Keringnya bibir juga bisa jadi patokan kekurangan cairan. Tapi bedakan dengan bibir pecah, apalagi ada sariawan, ya. Itu indikasi kurang vitamin, terutama vitamin C.
  • Warna urine. Makin terang atau bening warna urine, makin bagus kecukupan airnya.
  • Untuk Mommies yang sedang mengalami hal yang sama dengan saya, semoga cepat ketemu penyebabnya, ya. Tapi dijaga juga, lho, supaya anak tidak sampai dehidrasi.

    Share Article

    author

    kirana21

    FD/MD resident


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan