Rumah Sehat dan Sejuk Menentukan Kualitas Bonding Keluarga, Kok Bisa?

Rumah tak sekadar tujuan akhir setelah seharian beraktivitas. Di tempat ini, banyak momen berharga bersama keluarga yang bisa diciptakan. Eitsss, tapi rumah yang seperti apa dulu, ya, yang bisa mendukung quality time dengan keluarga?

“It didn't matter how big our house was; it mattered that there was love in it.” -Peter Buffett

Bikin hati adem, ya,baca quote di atas. Saya pribadi, sih, setuju. Rumah besar, megah, banyak barang mewah nggak menjamin bisa membahagiakan penghuninya. Tapiii, kalau seisi rumah bisa kasih energi positif, rumah pasti selalu jadi tempat yang paling dirindukan.

Saya jadi teringat, sekitar dua tahun lalu, orangtua saya harus pergi ke luar negeri untuk urusan keluarga yang cukup lama, hampir dua tahun lamanya. Alhasil, rumah orangtua saya, hanya dihuni saya, suami dan si kecil Jordy anak lanang kami. Awal-awal ditinggal orangtua, bawaannya pingin nangis! Jelaslah, karena saya terbiasa dengan rumah yang sudah “berisik” sama kegiatan Papa dan Mama dari subuh. Papa yang udah sibuk mau lari pagi, dan Mama yang sudah heboh masak di dapur. Belum lagi, Jordy yang suka bikin drama pagi-pagi *__*. Tiba-tiba, suasana sunyi senyap, blaaassss seperti rumah yang nggak berpenghuni.

Tapi sekarang kondisi di atas sudah balik di rumah kami. Saya suka senyum-senyum sendiri kalau udah riweh dari pagi. Dari pada sepi, ya, kan? Bawaannya mau nangis melulu. Saya kembali merasakan kenyamanan dan suasana yang sejuk. Terutama pas balik ngantor, walau kepala lagi panas karena urusan kantor lagi banyak-banyaknya. Apa yang saya alami, dua tahun lalu, sekaligus jadi peringatan dini buat saya. “Sesibuk apapun saya, sebisa mungkin luangkan waktu untuk orangtua di rumah.”

Selain kuncinya ada di penghuni rumah. Keadaan fisik rumah, nggak bisa dipungkiri jadi penentu kualitas bonding antara anggota keluarga. Misalnya, mana betah berjam-jam  nonton di ruang keluarga, kalau semua orang di situ merasa kepanasan, karena sirkulasi udara nggak berjalan dengan baik? Yang ada setiap orang balik ke kamarnya masing-masing, atau malah keluar rumah, cari tempat yang lebih nyaman, huhuhu.

Berikutnya apakah bukaan untuk sinar matahari di rumah sudah maksimal? Apalagi buat keluarga yang super sibuk. Akhir pekan bisa dimanfaatkan untuk kumpul, di ruangan yang paling banyak terpapar sinar matahari pagi. Sinar matahari diyakini mampu membunuh tungau, kuman dan bakteri di tempat-tempat tersembunyi di dalam rumah. Kulit juga sekalian dapat vitamin D, yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh, mengontrol gula darah, dan pastinya untuk kesehatan tulang. Kalau semua anggota keluarga sehat, mau kapan aja berkumpul, ya, nggak masalah :)

Lain cerita kalau hari sudah siang, paparan sinar matahari sudah berubah menjadi sinar ultraviolet yang berbahaya untuk kulit. Nah, yang terjadi di rumah saya, kalau sudah siang, harapan kami bertumpu pada air conditioner. Semacam “alat pemersatu” keluarga, hahaha. Kalau udara sejuk, bawaannya kan, pingin deket-deketan aja tuh, satu sama lain, ya kan, ya kan….? Makanya penting untuk memilih AC yang punya daya mendinginkan udara dengan cepat, tapiii, tetap ramah di kantong dari segi harga, dan tagihan listrik, hihihi.

Bicara soal rumah yang nyaman dan bonding keluarga ini, saya punya info menarik. Sambil ngumpul sama keluarga tapi dapat hadiah! Mau dong, mommies?  Namanya #BeyondComforting Competition, dari Daikin Indonesia. Mommies cukup posting foto dan cerita seputar “Rumah  yang Sejuk dan Nyaman” di instagram. Total hadiahnya e-voucher sebesar Rp 10 juta!. Catat caranya berikut ini, ya…

Mudah, kan mommies? Ditunggu, ya, cerita-cerita menarik dan inspiratifnya. Siapa tahu, mommies dan keluarga yang beruntung dapat hadiah utama e-voucher senilai 4 juta rupiah! Oh iya, selamat menikmati bonding dengan keluarga di ruangan yang sejuk, mommies :)