Menganggap enteng perawatan kasur, sama saja nggak peduli dengan investasi kesehatan untuk masa depan. Coba cek lima poin berikut ini, satu saja terlewat, siap-siap kesehatan keluarga jadi taruhannya.
Suatu hari saya sempat tertohok membaca artikel yang membahas tentang tungau yang bisa dengan mudah berkembang biak di seluruh penjuru rumah. Di sana dibeberkan fakta, kalau tungau betina ini bisa bertelur 60-100 terlur. Dan terdapat puluhan ribu tungau dalam debu, yang bisa saja bersarang di dalam debu. Fakta tadi bisa saja dialami pada kasur yang selama ini saya dan keluarga tiduri, kan?
Dari situ saya mulai berpikir, jadi percuma aja dong, kalau semua sudut rumah sudah dibersihkan, tapi kita nggak perhatian sama kasur. Padahal sebagian besar waktu saya dan keluarga, dihabiskan saat tidur di malam hari. Kebayang nggak tuh, mommies tidur bareng tungau *ewwww. Belum lagi kalau akhir pekan, pasti deh, di antara mommies dan pasangan ada punya tradisi kruntelan sama si kecil di kasur. Kalau situasi ini dibiarkan terus, bisa memperparah keadaan saya, yang notabene alergi terhadap debu. Apa kabar nasib kesehatan keluarga kami dalam jangka panjang?
Di titik ini, saya sadar sudah melewatkan beberapa hal dalam merawat kasur. Mudah-mudahan, nggak terulang lagi dan bisa jadi pelajaran juga buat mommies, ya.
Peranan sinar matahari diyakini dapat membunuh tungau. Sinar ultravioletnya dapat membunuh mikroorganisme yang membahayakan kesehatan. Namun, itu saja tidak cukup. Disarakan untuk mencuci permukaan kasur, minimal satu sampai dua kali dalam setahun. Hal ini diamini seorang peneliti alergi asal Sydney University, Dr. Euan Tovey. Jika mommies hanya menjemur kasur, maka yang hilang hanya tungau, kuman atau bakterinya saja. Tapi tidak sekaligus menghilangkan risiko terkena alergi. Ini juga yang saya sadari di rumah, sudah rajin menjemur di bawah sinar matahari, tapi tidak mencuci permukaan kasur dengan sabun, lalu baru menjemurnya seharian.
Sejujurnya hal ini baru saya lakukan, di tahun ini. Ketika melihat sebuah jasa iklan, membersihkan kasur dengan teknologi vacuum cleaner terkini. Walau harganya lumayan, saya puas dengan hasilnya. Metodenya hasil penyedotan debu, langsung terbuang ke dalam wadah yang berisi air. Dari air itu, bisa menjadi indikator, seberapa kotor kasur yang selama ini, kita gunakan. Dan benar saja, pas saya melihat langsung, ngeri sendiri. Warna air hampir coklat, dan proses ini, diulang sampai warna air mendekati bening.
Apalagi buat mommies yang masih punya anak kecil. Adakalnya si kecil muntah di atas kasur, atau yang sedang toilet training, besar kemungkinan juga ngompol saat terlelap tidur. Urusan vacuum cleaner ini (IMO) wajib banget dilakukan, setidaknya dua kali dalam setahun.
Di antara mommies ada yang tahu, nggak, kalau kasur itu juga punya masa expired? Setidaknya 5-10 tahun kasur yang kita gunakan di rumah, harus ditinjau lagi kualitasnya, dan diganti kalau sudah tidak nyaman digunakan. Makanya dari awal saya membeli kasur, saya sangat memperhitungkan kualitas kasur. Tapi juga tetap mempertimbangkan harganya masih ramah di kantong apa, nggak, ya, hihihi.
Kebetulan salah satu kasur di rumah kami sudah mau masuk masa expired. Saya dan orang rumah lagi mencari referensi kasur yang bersahabat dari segi harga, namun punya kualitas yang baik. Seorang teman kantor, baru saja merekomendasikan kasur Simply®. Pas main-main ke website-nya, kasur ini disebut-sebut punya kualitas material yang berkualitas untuk menopang tubuh selama kita beristirahat di atasnya. Bahan yang digunakan, di antaranya kain Stretchable Knitted dan busa density tinggi, dengan perpaduan dua bahan ini, mudah-mudahan nanti saya bisa mendapatkan kenyamanan tidur yang optimal, karena lekuk dan posisi tubuh yang ditopang dengan baik.
Kasur ini juga punya keunikan yang jarang saya temui pada kasur ukuran besar selama ini, Simply® termasuk kategori matras roller-pack mattress. Jika mommies membeli Simply®, matras akan datang dalam bentuk boks karton ukuran kecil (36x36x110 cam dan 46x46x110 cm) dan memiliki roda. Saat kasur dikeluarkan dari boksnya, akan mengembang dengan sendirinya, dan menjadi ukuran yang sebenarnya. Saya kayaknya akan beli yang ukuran 160x180, sesuai dengan kebutuhan keluarga saya. Kayaknya juga cocok, ya, untuk dijadikan hadiah teman, yang punya rumah baru atau menikah :D
Itu tadi 3 “khilaf” saya dalam merawat kasur. Mudah-mudah dengan kasur baru yang akan saya beli. Nggak ada lagi “khilaf” ke-3 dan seterusnya.