Sorry, we couldn't find any article matching ''
Nazyra C. Noer: "Dibesarkan Oleh Kedua Orangtua yang Bekerja Tetap Membuat Masa Kecil Saya Bahagia, Kok."
Putri dari Jajang C. Noer ini merasa dibesarkan oleh kedua orangtua yang bekerja tetap membuat masa kecilnya terasa bahagia. Dia pun mencoba menerapkan hal yang sama agar urusan kerja dan keluarga tetap berjalan beriringan. Bagaimana caranya?
Tak butuh waktu lama untuk menggali berbagai informasi seru dan berguna, seputar perempuan berdarah Belanda dan Padang ini. Nazyra C. Noer (38), sosok perempuan yang ramah, dan senang ngobrol. Kami berbincang di sebuah coffee shop, ditemani dua jagoannya Hunter (4) dan Chace (2). Seperti tak pernah kehabisan kata, Nazyra punya semangat menggebu untuk ambil bagian memajukan perfilman Indonesia.
Nazyra C. Noer, kini sibuk mengelola perusahaannya sendiri, ia beri nama Slate, yaitu sebuah media untuk mengurasi film Indonesia. Tak hanya satu kesibukan, tapi ia pun kini tercatat sebagai Head of Marketing Consultant Flix Cinema. Kesibukan perempuan jebolan IKJ jurusan Film Directing ini, memang tak bisa lepas dari dunia film, maklum, darah seni ini, mengalir dari Ibunda tercintanya.
Walau super sibuk, ia dan pasangan Michael Turangan (47), tetap menomorsatukan anak-anak. Perbedaan latar belakang negara, tak lantas menjadikan penghalang membesarkan dua jagona mereka. Justru pasangan Nazyra, tipe ayah yang sangat hands on dengan anak. Simak deh, bagaimana serunya obrolan kami. Mulai dari bicara film, ilmu parenting sampai…ssttt rahasia tetap terlihat fit dan langsing, walau sudah beranak dua.
Hai mbak, aku perhatikan kegiatan kamu banyak di dunia perfilman. Passion ini menurun dari ibu, apa memang keputusan kamu sendiri?
Sebenarnya dunia film adalah sesuatu yang awalnya saya sering tolak. Karena lahir, sering dibawa sama orangtua shooting. Jadi kayak kalau dari kecil sudah dikasih sesuatu yang terlalu banyak, pas sudah besar jadi overload. Saya sempat masuk Universitas Indonesia, Broadcasting, dan Trisakti jurusan Hukum, karena kakek saya Diplomat. Tapi karena bosan, saya keluar, ujung-ujungnya saya masuk IKJ.
Jadi pada akhirnya apa yang dulu saya tolak, balik lagi ke saya. Kalau papa saya masih hidup, bisa-bisa dia menertawakan saya. Dan sekarang saya sudah terjun menyutradarai film dengan Nia Dinata, film dokumenter dan sudah pernah di featured di Los Angeles Film Festival, judulnya Working Girls, dan sempat menang beberapa penghargaan.
Sekarang saya fokus di film publicist. Meski orang-orang terdekat saya masih mengingatkan supaya saya tetap menggarap film, seperti Joko Anwar. Tapi karena sekarang masih terlalu sibuk, jadi belum masuk prioritas saya. Beberapa waktu lalu, saya sempat pegang, Atirah, Galih dan Ratna dan sekarang film Posesif. Dan masih beberapa kali menjadi cameo, untuk selingan. Jadi pada dasarnya, dunia film tidak bisa dilepas dari kehidupan saya.
Apa suka duka bekerja di dunia perfilman?
Sejauh ini, karena saya selalu berusaha berpikir positif, sebetulnya nggak ada dukanya, ya. Hmmm, apa , yaa… lebih kepada masih suka gemas melihat kenyataan, soal perizinan shooting di Indonesia yang kadang dipersulit. Berbeda dengan di luar negeri, misalnya New York, itu nggak perlu izin. Malah pemerintahnya akan membantu semaksimal mungkin, karena perspektif mereka, itu adalah salah satu bentuk kemajuan pariwisata. Sementara di Indonesia, masih komersil. Sepertinya kalau ditanya duka, ya itu tadi ya. Bukan fokus dari saya secara pribadi, tapi industri perfilman secara keseluruhan. Negara kita belum sepenuhnya tau, bagaimana caranya memaksimalkan untuk membantu industri perfilman di negeri sendiri.
Mau dong pendapat kamu tentang keterlibatan perempuan sejauh ini, berkaitan dengan majunya produksi perfilman Indonesia
Saya merasa beruntung untuk lahir dari seorang Jajang C. Noer, yang sangat feminis dan juga kuat. Dan saya juga dikelilingi, dimentori oleh perempuan-perempuan yang juga hebat. Ada Nia Dinata, dan Mira Lesmana. Jadi dasarnya, mau itu di hidup saya dengan kehadiran ibu saya, atau di IKJ dimentori Mbak Mira dan film pertama saya kerja sama dengan Teteh Nia Dinata. Situasi sudah jelas menggambarkan, perempuan-peremuan hebat ini selalu ada di jalan hidup saya. Dan sangat signifikan membuat kontribusi dan perubahan besar dalam perfilman Indonesia. Apalagi sekarang makin banyak, pemain film atau sutradara perempuan. Dan pekerja film perempuan di Indonesia, juga dikenal kiprahnya di luar negeri. Kita sudah punya pioner-pioner perempuan di dunia perfilman yang sudah berada di jalan yang benar.
Nah, di antara padatanya jadwal Mbak wara wiri urus pekerjaan. Bagaimana kiat menjaga quality time dengan dua jagoan nii, mbak?
Sampai saat ini saya punya 3-4 kesibukan atau pekerjaan. Dan punya dua asisten yang sangat membantu pekerjaan saya. Dari kecil pun saya sudah melihat kedua orangtua saya bekerja, tapi masa kecil saya bisa dibilang bahagia. Karena saya sering dilibatkan dengan kegiatan mereka, misalnya diajak shooting, dan ketika mereka di rumah, mereka juga sama-sama dengan saya, jadi seimbang. Dan sekarang saya aplikasikan kepada dua putra saya.
Saya punya prinsip, bukan berapa jam yang dihabiskan dengan anak-anak. Tapi bagaimana kita punya waktu yang berkualitas dengan anak-anak. Saat ini kami berempat tidur satu kasur, padahal mereka punya kamar sendiri- sendiri. Sebetulnya sempit, sih, ya jadinya, hahaha. Tapi buat saya dan suami, hal semacam itu berharga banget. Walau sibuk banget, dan harus urus keluarga, saya tidak merasa beban, karena ini hanya soal bagaimana kita mengatur waktu. Kebetulan saya tipe yang OCD dengan jadwal.
Nah, di antara padatnya jadwal, gimana, nih. Atur pola komunikasi sama pasangan, supaya suami juga punya porsi yang sama untuk hands on sama anak-anak?
Wah, suami saya adalah ayah ASI. Dia itu tipe bapak American yang disiplin tapi sangat hands on sama anak. Waktu saya masih menyusui, dia yang bertugas mengganti diapers si kecil. Kami Alhamdulillah sangat kompak, soal urusan mengurus anak-anak, saling mengisi. Komunikasi kami, termasuk yang cepat, misalnya mengomunikasikan jadwal anak-anak. Mengusahakan, kami tetap terlibat urusan sekolah anak-anak. Sejauh ini kami berada dalam “satu halaman.” Perbedaannya satu, saya lebih ke manjain anak-anak, dia yang bagian disiplinnya.
Image: @nazyracnoer. Nazyra bersama Michael
Tantangan membesarkan dua anak laki-laki apa mbak?
Lebih kepada menanamkan nilai-nilai toleransi beragama, ya. Dan selama ini saya lahir dan besar di keluarga yang punya latar belakang agama yang beragam. Jadi goal saya, membuat situasi keberagaman yang damai seperti di keluarga saya, bisa terus tergambar, sebagai contoh kepada anak-anak kelak.
Lalu kalau tantangan jadi orangtua zaman sekarang apa mbak?
Memilih atau mengadaptasi pola asuh. Kalau lagi ada seminar parenting, saya suka ikut. Itu sangat membantu, ya. Memberikan masukan berharga untuk orangtua baru. Jadi saya percara, sebagai orangtua kita harus terbuka dengan segala macam ilmu parenting. Karena kita nggak selamanya benar, dan cara kita juga nggak selamanya efektif. Jadi harus pintar, mengadaptasi ilmu parenting apa, yang akan kita terapkan ke anak-anak.
Kiat dari kamu, supaya tetap “waras”, di antara padatnya jadwal pekerjaan kantor dan urus keluarga?
Saya itu terobsesi dengan film horror, jadi dua hari sekali saya harus nonton film horror, sendirian! sebagai ajang me time. Lalu saya juga punya geng nonton film. Selain itu juga pijat. Oh iya, jangan lupa sempatkan traveling hanya berdua dengan pasangan, setahun sekali. Tapi jangan lupa, pas pulang, atur waktu untuk traveling dengan keluarga utuh, ya, biar tidak merasa bersalah, ahahaha.
Dengan body yang masih proporsional, mbak olahraganya apa sih?
Buat saya yang paling penting ada 3 hal, the food we eat, nutrition dan exercise. Olahraga saya, sejauh ini ada tiga, Pound Fit, Mua thai dan hit. Itu semua saya lakukan setiap hari, di tiga tempat yang berbeda. Namun dari semua itu, yang paling penting bukan yang kita makan atau yang kita lakukan, tapi adalah mind set kita. Bahwa sekarang pas punya anak, sehat itu bukan hanya buat kita, tapi juga buat anak. Karena pasti, kita mau hidup jauh lebih lama, untuk anak-anak, kan?
Sukses untuk kehidupan karier dan keluarga, kamu, Mbak Nazyra :)
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS