Pusing ART mudik Lebaran? Sama, kok! Saya juga. Tapi untuk meminimalisir rasa stress dan panik karena tugas domestik yang bakal menumpuk, saya hanya perlu menurunkan ekspektasi dengan tidak perlu beriskap ambisius saja,
"Bu, saya izin pulang kampung tanggal 22 Juni, ya”.
“Oh… iya. Nanti kamu rencana balik ke Jakarta lagi kapan?”.
“Awal bulan July, ya, bu, Hari Senin tanggal 3 saya sudah sampai lagi, kok”.
“Benarkan mau balik lagi? Kalau memang nggak balik, kabarin saja, ya, Mbak. Nggak perlu PHP”.
Familiar dengan percakapan saya dengan Asisten Rumah Tangga seperti kalimat di atas? Hahahaa, pasti ibu-ibu macam saya bakal ngalamin situasi serupa. Dag dig dug ditinggal ART mudik, termasuk kena PHP karena si mbak nggak balik ke rumah.
Bukan… bukan karena saya selalu mengandalkan ART di rumah untuk pekerjaan domestik ataupun bantu menyiapkan keperluan anak saya, Bumi, tapi memang nggak bisa dipungkiri kalau si mbak di rumah punya peran yang sangat penting. Makanya, ketika ART mudik, saya cukup pusing.
Setidaknya, saya harus membuat rencana yang matang agar pekerjaan domestik nggak keteteran. Apalagi momen ditinggal ART mudik sudah di depan mata.
Jangan berambisi ngurus semuanya sendiri
Sudahlah.... saya memang harus sadar kalau saya nggak bisa mengerjakan tugas rumah seorang diri. Jadi nggak usah, deh, sok PD berambisi mengerjakan semuanya sendiri. Lebih baik minta bantuan suami untuk bisa kerjasama. Menurut saya, ini sudah jadi poin utama yang nggak bisa diganggu gugat. Suami tentu saja perlu dilibatkan. Sudah nggak zaman, deh, memandang tugas domestik macam cuci baju dan cuci piring hanya jadi tugas istri. Katanya zaman emansipasi, masa suami nggak mau merasakan betapa nikmatnya mengerjakan tugas semacam ini? Setuju, dong.
Setelah membuat list pekerjaan apa saja yang perlu dilakukan, saya pun langsung membagi tugas dengan suami. Syukurnya, suami memang nggak gengsi buat mengerjakan tugas domestik semacam cuci piring dan cuci baju. Ya, kalau urusan nyapu, ngepel, dan seterika baju biar saya saja yang kerjakan.
Jangan ambisius masak menu makanan yang susah
Buat orang yang kenal baik dengan saya, pasti sudah paham kalau saya ini doyan makan. Apalagi makanan yang enak. Sejak kecil saya terbiasa makan makanan rumah olahan mama saya yang jago masak. Makanya sampai sekarang saya masih belajar untuk bisa masak makanan enak dan sehat seperti mama. Tapi kalau ART sedang mudik seperti ini, saya juga harus realistis untuk nggak masak menu yang susah.
Terus terang saja, kalau sedang masak saya masih perlu asisten supaya proses masaknya lebih mudah dan cepat. Apalagi menu makanan favorit keluarga adalah makanan tradisional seperti rendang. Nah, kebayang dong kalau harus bikin seorang diri? Repot.
Untuk memudahkan hidup, saat nggak ada ART saya pun lebih senang memilih segala sesuatu yang praktis. Misalnya, tinggal beli makanan di restoran dekat rumah, pesan secara online atau yang paling gampang lagi adalah stok makanan siap saja seperti Chef Cuisine. Setelah beli menu yang sesuai dengan selera keluarga, kemudian dihangatkan, langsung bisa lahap. Kurang praktis apa coba?
Apalagi pilihan menu yang ditawarkan Chef Cuisine ini cukup beragam, selain rendang, ada juga kari, semur dan opor ayam. Kalau dilihat dari komposisinya, sih, termasuk aman ya. Daging atau ayam yang digunakan, ya, memang real ayam dan daging yang dicampur dengan irisan kentang.
Bahkan kalau dilihat dari komposisinya, Chef Cuisine ini juga nggak pakai pengawet, lho. Umh, kok, bisa tanpa pengawet tapi tahan lama? Sebenernya produk Chef Cuisine ini bisa awet lantaran menggunakan teknologi kemasannya sehingga tidak memengaruhi kualitas makanannya sendiri. Begitu tahu soal informasi ini, saya sih, cukup lega, jadi nggak khawatir saat menghidangkannya untuk anak dan pak suami.
Jangan lupa untuk libatkan anak
Sebenarnya, momen ditinggal ART mudik punya banyak manfaat juga lho, buat membangung kedekatan keluarga. Nggak cuma sama suami, anak pun juga perlu dilibatkan dalam urusan pekerjaan rumah. Pilihan perkerjaannya bisa yang paling sederhana. Kalau anak saya, Bumi, paling senang bantu mengelap perabotan di rumah dan nyiram tanaman. Biasanya, sih, kalau nyiram tanaman jadi kesempatan buat main air.
Jangan gengsi untuk manfaatkan jasa infal atau jasa bersih-bersih online
Masih merasa kerepotan juga? Terasa nggak punya waktu untu bebersih rumah karena tenaga sudah terkuras ngurus anak? Nggak perlu khawatir, manfaatkan saja jasa infal. Toh, saat ini memang banyak sekali Yayasan yang menawarkan jasa infal. Selain itu, bisa juga manfaatkan jasa bersih-bersih rumah lewat online. Tapi tentu saja perlu menyiapkan dana khusus, ya. Seperti yang kita ketahui, jasa infal atau jasa pembersih rumah lewat online ini tidaklah murah. Kalau saya, sih, selama bisa meminta bantuan suami dan anak, nggak perlu pakai jasa infal atau beres rumah lewat online. Dananya lebih baik dialihkan buat makan di restoran favorit bersama kelarga.
Kalau mommies punya kiat lain, boleh lho di-share ke saya. Siapa tahu nanti bisa saya praktikan juga.