Play Therapy, Cara Efektif untuk Mengatasi Permasalahan Tumbuh Kembang Anak

Behavior & Development

?author?・15 Jun 2017

detail-thumb

Ada yang sudah pernah mendengar Play Therapy? Metode ini kabarnya dapat mengatasi sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan tumbuh kembang si kecil.

Pertama kali “engeh” tentang Play Therapy, ketika melihat timeline instagram Irma Gustiana, M.Psi, Psi, Psikolog Anak dan Keluarga, dan kembali diingatkan oleh Adisty, salah satu Editor Mommies Daily. Kayaknya menarik kalau MD bisa membedah, apa itu Play Therapy?

Play Therapy - Mommies DailyImage: www. counselinginbrevard.com

Dari namanya mungkin mommies udah bisa nebak, ya? terapi macam apa yang digunakan. Kalau yang berkaitan terapi untuk anak-anak, pastinya sebuah metode yang menyenangkan, nggak membuat mereka bosan dan dekat dengan keseharian mereka sebagai anak-anak.

Pendekatan inilah yang digunakan Play Therapy, secara defisini Mbak Irma menjelaskan Play Therapy  atau terapi bermain adalah suatu metode konseling untuk anak usia 4-16 tahun dengan menggunakan pendekatan bermain sebagai bentuk berkomunikasi dan cara menolong anak dari permasalahan yang dialaminya. Penggagas terapi bermain yang paling populer adalah Virginia Axline dan Dora Klaff. Dan sebetulnya sudah pernah diterapkan sejak tahun 1919, dan dilakukan pengembangan pada kurun waktu 1930-an, hingga 1940-an.

Salah satu permasalahan yang kerap dialami anak-anak adalah bully-ing dan penganiyaan. Datangnya juga bisa dari lingkungan sekolah, bahkan lingkaran terdekat keluarga, bisa jadi sumber masalah kedua yang tadi saya sebutkan.

Hal inilah yang membuat hati Mbak Irma gusar, sampai akhirnya dia memutuskan untuk mendalami Play Therapy, “Sejujurnya selama 14 tahun ini, saya merasa semakin hari permasalahan anak makin kompleks. Kasus-kasus yang hadir lebih dinamis, dan beberapa terapi yang ada masih kurang efektif untuk membantu anak dalam menyelesaikan persoalan hidupnya dan kadang kala kurang tepat sasaran,” jelas Irma kepada Mommies Daily.

Berangkat dari situ, Mbak Irma merasa perlu membekali dirinya dengan teknik konseling dan terapi lainnya yang lebih cocok dan sesuai dengan anak-anak. Artinya menggunakan bahasa serta permainan yang biasa dimainkan anak-anak. Mbak Irma mengambil pendidikan Play Therapy, yang dikeluarkan oleh Leeds Backet University UK. Sistemnya semacam perkuliahan jarak jauh.

Fungsi & Kategori Anak yang Membutuhkan Play Therapy

Fungsi utama terapi bermain ini adalah membantu anak anak untuk mengatasi persoalan emosi, perilaku, sosial, belajar  dan gangguan mental lainnya melalui kegiatan bermain. “Metode ini dirasakan efektif untuk diterapkan pada anak karena bermain adalah bahasanya anak-anak, dunianya anak-anak. Untuk bisa memahami anak, orang dewasa perlu mengenal dunia anak, yaitu bermain,” ungkap Mbak Irma. Hal ini juga senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Play Therapy United Kingdom (afiliasi Play Therapy International): sekitar 71% anak-anak yang mendapat play therapy menunjukkan perubahan positif.

Lalu anak dengan kategori seperti apa, yang bisa ditolong dengan terapi ini? Intinya Irma menekankan, mulai dari gangguan ringan sampai gangguan cukup berat bisa diatasi dengan terapi bermain. Yaitu anak-anak yang mengalami:

  • Kehilangan/berduka
  • Perceraian
  • Prestasi belajar menurun
  • Masalah perilaku
  • Masalah komunikasi
  • Spektrum Autistik
  • menarik diri
  • Trauma
  • Penganiayaan
  • Mimpi buruk
  • Keterlambatan perkembangan
  • Bully-ing
  • Tahapan metode terapi bermain yang akan dijalani anak:

  • Terapis akan mengkaji lebih dalam, derajat masalah yang dialami anak. Dalam hal ini, dibutuhkan kerja sama dengan orangtua, berupa wawancara dan mengisi beberapa formulir sebelum sesi terapi dimulai.
  • Selama sesi terapi, terapis membebaskan anak memilih alat permainan apapun yang ingin dimainkan. Hal ini dinamakan child centered atau client centered . Ketika anak merasa diterima oleh terapis, maka anak bisa membebaskan dirinya dari segala tekanan.
  • “Misalnya pada kasus seorang anak yang prestasi belajarnya menurun karena tekanan dari orangtua. Si kecil akan diberikan keleluasaan untuk mengeksplore diri, melepaskan ketegangannya, menemukan cara menyelesiakan permainan dengan caranya sendiri. Karena proses itulah, anak merasa kembali percaya diri dan yakin sebenarnya ia mampu dan bisa. Biasanya terapis juga akan memberikan konseling pada orangtuanya, agar perkembangan mentalnya semakin baik,” jelas Mbak Irma sambil memberikan contoh kasus.

    Agar efektif, Mbak Irma menyarankan anak menjalankan 12 sesi, yang memakan waktu kurang lebih 3 bulan. Dan diharapkan konsisten menjalankan setiap sesinya. Tak hanya berhenti di ruang prakti terapi bermain, nantinya menurut Irma, terapis akan memberikan saran dan progtam apa yang bisa dijalankan di rumah, sebagai penunjang. Pastinya yang mudah dan praktis untuk dipraktikkan bersama orangtua atau pengasuh si kecil.

    Sebagai terapis Play Therapy, Mbak Irma berharap bisa membantu anak-anak  lebih banya dan lebih dalam, untuk menyelesaikan masalahnya. Dan berharap suatu saat nanti, ia memiliki wadah khusus berupa Rumah Terapi Bermain yang menyebar ke berbagai daerah.

    Good luck Mbak Irma, dan semoga dengan metode ini semakin banyak anak-anak yang bisa tertolong dari beberapa masalah dengan cara yang menyenangkan :)