banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Giri & Dhian: Memiliki Alya Di Usia Matang Itu Ibadah yang Menantang

author

dewdew07 Jun 2017

Giri & Dhian: Memiliki Alya Di Usia Matang Itu Ibadah yang Menantang

Memilih mengasuh anak di saat usia sudah memasuki 40 tahun tentu menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana Giri dan Dhian menjalaninya?

Apa yang membuat kalian memutuskan memiliki Alya (9 bulan) di atas usia 40 tahun?

Terus terang keinginan untuk memiliki anak jelas ada. Sudah banyak kami mencoba dan berusaha. Bahkan tahun ini punya rencana untuk melakukan proses bayi tabung. Secara kami sudah di usia matang, kan? Nah, kalau akhirnya kami memutuskan mengasuh Alya, terus terang memang nggak ada rencana. Lebih karena tiba-tiba ada seorang teman yang butuh bantuan. Setelah kami berdua berdiskusi dan berpikir masak-masak, kami pun memutuskan untuk membantu dengan mengasuh dan membesarkan Alya. Supaya dia juga mendapatkan masa depan yang lebih baik.

Kapan rencananya memberitahu Alya?

Dari sekarang. Nggak ada menunggu harus umur berapa, atau kondisi yang bagaimana. Dalam hal ini kami, istilahnya sebagai orangtua yang membantu Alya untuk mendapatkan masa depan lebih baik. Jadi nggak ada hak kami untuk memutus tali nazhab Alya dengan orangtuanya.

Sampai sekarang kami rutin berkunjung dan dikunjungi oleh mereka. Mereka tahu kami tinggal di mana, kami tahu alamat mereka juga. Benar-benar open. Harapannya dengan rutin dari sekarang, Alya nggak kaget dengan identitasnya. Toh, sekarang banyak, kan, cara-cara mengomunikasikan hal seperti itu. Insha Allah diberikan kemudahan.

Baca juga:

Kapan Saat Tepat Memberitahu Anak Jika Ia Diadopsi?

Giri & Dhian: Memiliki Alya Di Usia Matang Itu Ibadah yang Menantang - Mommies Daily

Setelah kedatangan Alya, apa yang paling banyak berubah dari hidup kalian berdua?

Fisik. Hahaha… Ini, sih, yang paling berasa. Terasa banget, ya, punya si kecil di usia segini. Benar-benar harus pintar menyiasati waktu istirahat. Otomatis beberapa acara rutin, kayak ngumpul sama teman-teman kami batasi. Nggak lagi, deh, tuh, tidur malam-malam. Kalau Alya tidur, kami juga ikut cepat-cepat tidur. Oh, ya, sama soal makanan juga. Karena sekarang Alya sudah MPASI, mau nggak mau harus masak di rumah. Kalau dulu cuma berdua, terasa gampang aja soal makananan, lapar tinggal beli, nggak lapar, yaudah, nggak usah beli makan. Sekarang, sih, kudu harus masak dan browsing resep makanan terutama makanan bayi. Kalau dipikir-pikir pola hidup malah jadi lebih baik, hahahaha…

Susah nggak menyamakan visi dan misi kalian berdua untuk Alya?

Hahaha…lumayan, sih. Di antara kami berdua cukup punya perbedaan yang signifikan. Dhian, jauh lebih protektif. Sementara Giri inginnya anak mencoba segala hal. Learning by mistake, istilahnya. Dalam hal sekolah pun, Dhian ada kecenderungan untuk home schooling, sementara Giri ingin Alya nantinya bersekolah di sekolah negeri biasa. Bagaimana pun semua pasti kami diskusikan berdua. Hasil akhir haruslah sesuai kesepakatan bersama.

Baca juga:

Mitos Tentang Home Schooling

Ikhlaskah ketika suatu saat Alya diambil lagi, atau mungkin setelah beranjak dewasa ia memutuskan tak lagi tinggal bersama kalian?

Ikhlas. Kami berdua sudah berniat ini adalah ibadah. Jadi ikhlas seikhlas-ikhlasnya. Ya, walaupun pasti akan sulit. Dan pasti akan diiringi oleh drama hahaha…tapi buat kami, bahkan anak yang dilahirkan dari rahim sendiri saja, bukan hak kita sebagai orangtuanya. Anak adalah titipan dari Allah. Jadi, ya, kami insha Allah ikhlas dan siap, ketika waktu itu datang.

Apa harapan buat Alya dari kalian berdua?

Sederhana. Ketika ia juga menghormati orangtua kandungnya, menerima mereka dengan segala kondisinya, buat kami berdua itu adalah sebuah pencapaian luar biasa. Karena dengan begitu, berarti kami berhasil mendidiknya menjadi anak perempuan yang shalihah dan berguna bagi dirinya, keluarganya, agamanya dan hopefully buat bangsanya.

Last question. Apa saran dari kalian berdua buat yang ingin jadi orangtua asuh di atas usia 40?

Pastikan kedua belah pihak, suami dan istri setuju dan sepakat. Jangan sampai keinginan itu hanya dominan di salah satu pihak saja. Ini juga harus disepakati dan dikomunikasikan pada keluarga besar masing-masing. Karena otomatis si kecil akan menjadi bagian dari keluarga besar.

Kemudian siapkan fisik dan mental, deh. Nggak bisa dipungkiri, usia itu memengaruhi. Dan yang terakhir, ikhlas. Menjadi orangtua asuh menurut kami niatnya adalah ibadah. Jadi nggak perlu nuntut macam-macam, terutama ke anaknya juga. Harus ikhlas untuk mengasuh dan menyayangi si kecil. Jangan sampai ketika mereka dewasa nanti, kita malah nuntut balas jasa.

Baca juga:

Saat Adopsi Menjadi Pilihan

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan