Cari Tahu Agar Anak Terus Berani Bicara

Behavior & Development

adiesty・09 May 2017

detail-thumb

Ada banyak alasan mengapa anak perlu berani bicara pada orangtuanya. Dan PR kitalah untuk cari tahu bagaimana cara yang tepat supaya anak bisa nyaman dan nggak melakukan aksi tutup mulut.

Di lingkungan yang cukup dekat dengan saya, mungkin sudah ngeh, kalau anak saya, Bumi, 'bawelnya' minta ampun. Setiap hari ada saja pertanyaan yang dia lontarkan dan kadang untuk menjawabnya saya perlu berpikir keras lebih dulu. Seperti kata para pakar psikolog menjawab pertanyaan anak itu kan memang nggak boleh asal-asalan. Harus tepat dan sesuai dengan perkembangan usianya karena akan ia rekam terus menerus dalam ingatnya. Kalau belum tahu jawabannya, ya lebih baik ditunda saja dulu.

berani bicara-mommiesdaily

Saya sendiri cukup beruntung kalau di usianya sekarang, 7 tahun, anak saya sudah gampang curhat baik ke saya ataupun suami. Tapi bagaimana  kondisnya kalau 3 sampai 5 tahun ke depan? Ketika usianya memasuki usia pra remaja? Apa iya, situasinya masih sama?

Mengingat nggak sedikit teman yang cerita kalau anak-anaknya yang masuk usia pra-remaja banyak yang menutup diri dan melakukan ‘aksi tutup mulut’, saya kok  jadi deg degan. Khawatir kalau hubungan saya dengan Bumi jadi menjauh dan tidak sehangat seperti sekarang ini.

Berhubung saya pernah melewati masa remaja, jadi cukup paham kalau pada usia ini lagi labil banget, butuh role model dan teman curhat yang tepat.. Meskipun terlihat sepele, tapi sebenarnya curhat sangat penting. Bisa jadi sebuah sarana untuk menuangkan isi hati, bahkan bisa ‘membersihkan’ perasaan negative yang dirasa. Habis curhat, jadi ada perasaan plong.

Kebanyang nggak kalau anak kita sendiri nggak nyaman curhat ke orangtuanya? Apa-apa disembunyikan dan memilih curhat pada teman? Harapannya, sih, Bumi tetap berani bicara pada saya dalam situasi apapun. Saya pernah membaca hasil sebuah riset dari John Hopkins University yang mengatakan kalau  remaja-remaja yang memiliki kesempatan berbicara pada orangtua ternyata memiliki daya tahan mental lebih baik terhadap pengaruh lingkungan yang negatif.

Setidaknya, untuk saat ini saya sudah punya modal untuk membuat Bumi terus berani bicara pada saya ataupun bapaknya.  Setidaknya saat ini saya punya beberapa cara untuk membangun kedekatan dengan Bumi. Contohnya setelah pulang kerja, saya dan suami selalu berusaha menyediakan waktu untuk ngobrol dan bercanda bersama sambil ngemil dan ngeteh. Entah gimana, kalau ngobrol sambil ngemil dan ngeteh, bareng suasana jadi lebih cair.  Rasanya jadi lebih rileks, sehingga membuat sesi  curhat makin asik. Bumi pun terlihat jadi semakin berani bicara.

Salah satu pilihan teh favorit keluarga saya adalah teh SariWangi. Selain suka dengan rasa dan aroma tehnya yang khas, saya pun senang dengan komitmen teh Sariwangi untuk mendekatkan keluarga Indonesia dengan kampanye “Berani Bicara”. Sebuah ajakan untuk para orangtua untuk terus belajar bagaimana cara membangun bonding dengan cara terus berkomunikasi dengan anak secara terbuka, termasuk ngomongin hal apapun yang sulit.

Ngomongin soal #BeraniBicara, Mommies Daily dan SariWangi akan mengadakan acara seru hari ini bersama psikolog keluarga Ratih Ibrahim di Kila Kila by Akasha mulai jam 12 siang. Lewat acara ini kita jadi bisa sama-sama belajar bagaimana cara membangun kedekatan dengan anak, dan mencari tahu bagaimana cara yang tepat untuk membuat anak bisa #BeraniBicara terutama untuk topik – topik yang sulit sekalipun.

Jadi siapa yang mau ikutan dan belajar bareng bersama saya dengan SariWangi?