banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Waspada Penyebaran Virus Japanese Encephalitis (JE)

author

?author?05 Apr 2017

Waspada Penyebaran Virus Japanese Encephalitis (JE)

Meski bukan tergolong baru, Japanese Encephalitis (JE) kembali jadi perbincangan akhir-akhir ini, karena merenggut nyawa bocah 9 tahun. Apa sebetulnya Japanese Encephalitis (JE)? Dan bagaimana cara mencegahnya?

Sejujurnya jadi orangtua zaman sekarang, saya deg-degan menerima dan membaca berita soal berbagai macam penyakit yang menyerang anak-anak. Ditambah kerja di media online, jadi suka lebih tau lebih awal. Seringnya dari perbincangan antar tim editorial MD.

Waspada Penyebaran Virus Japanese Encephalitis (JE) - Mommies Daily

Image: www,st1.thehealthsite.com

Contohnya baru-baru ini, Fia, Managing Editor MD sempat memberikan info ada anak usia 9 tahun meregang nyawa karena penyakit Japanese Encephalitis (JE). Ya Tuhan, apalagi ini? hati saya membatin. Makin canggih zaman, kok (seakan) makin banyak pula penyakit yang menyerang anak-anak.

Saat browsing, saya sempat menemukan Japanese Encephalitis (JE) ternyata bukan kasus baru. Dari hasil temuan saya di Wikipedia. Rekam jejak JE  secara umum di Indonesia pernah terkuak di tahun 1972. Dan dipastikan pada 1990-1992, penyebabnya adalah virus  Japanese Encephalitis, yang ditengarai berasal dari babi.

Dokter dr. Meta Hanindita, SpA, dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya, juga mengamini, kalau kasus JE bukan kasus yang baru di Indonesia. Meski begitu, harus tetap waspada ya, mommies, mengingat JE kembali menelan korban jiwa. “Japanese    encephalitis (JE) merupakan penyakit  infeksi  akut  pada  susunan  saraf  pusat    (SSP)    yang    ditularkan    melalui nyamuk  yang  terinfeksi  virus  JE.  Virus JE termasuk  dalam  famili  flavivirus. Penyakit ini pertama kali dikenal pada tahun 1871 di Jepang  dan  diketahui  menginfeksi  sekitar 6.000  orang  pada  tahun  1924.”

Secara menifestasi klinis, dokter menjelaskan penyakit JE pada manusia bervariasi. Mulai dari gejala ringan seperti   demam   flu   biasa   sampai   berat bahkan  kematian.  Awalnya gejala  yang  sangat  dominan ialah demam, nyeri kepala dengan atau  tanpa  menggigil.  Gejala  lain  berupa  lemah, malas makan, batuk pilek, mual, nyeri kepala (mirip dengue atau virus yang lain).  Kadang ada juga yang hanya demam ringan dan batuk pilek saja. Tapi kemudian setelah itu, anak akan demam  tinggi  yang  tidak  turun  dengan  pemberian  antipiretik. Bila   selaput   otak   telah   terinfeksi , bisa timbul gejala kaku leher, mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran (mulai apatis sampai koma).

Tambahannya informasi lainnya menurut situs Klinik Vaksinasi, JE dibagi menjadi 3 stadium. Stadium pertama dinamakan prodromal, berlangsung 2-4 hari, tandanya sama seperti yang diungkapkan dokter Meta, panas mendadak, sakit kepala mual dan muntah. Selanjutnya stadium akut, selama 4-7 hari, ciri khasnya terjadi demam tinggi. Di stadium kedua ini, orangtua harus waspada, karena seperti yang sempat diungkapkan dokter Meta, apa bila selaput otak telah terinfeksi akan diiringi dengan gejala akut lainnya yang dapat berakhir koma. Terakhir staidum konvalesen, atau tahap akhir. Dimana subuh kembali normal.

Pengobatan JE sifatnya simtomatis, atau berdasarkan gejala dan suprotif dengan cara pemeliharaan jalan napas, pemberian oksigen, pemantauan sirkulasi darah dan lain-lain. Prinsipnya adalah pemberian makan, penanganan saluran napas, dan pemberian obat untuk mengendalikan kejang.

Untuk mencegahnya, mommies bisa memberikan vaksin JE, yang dokter Meta bilang, kini juga menjadi program pemerintah. Catatan lainnya dari situs Klinik Vaksinasi, vaksin JE yang telah dipatenkan bernama IXIARO. Untuk anak-anak, mulai dari usia 9 bulan, menurut dokter meta, sudah bisa diberikan vaksin tersebut.

“Selain imunisasi, gunakan kelambu nyamuk saat tidur, menggunakan repellent lotion saat tidur, juga berantas larva nyamuk Culex ini (bisa dengan larvasida),” ungkap dokter Meta lagi.

Berhubung sekarang cuaca juga suka nggak menentu, dan cenderung masa peralihan dari musim hujan ke musim panas, perkembangan nyamuk  jadi lebih signifikan. Saya sarankan melakukan proteksi berlapis. Selain memberikan lotion atau minyak yang bisa menghindari si kecil digigit nyamuk. Saya sendiri, juga membentengi lingkungan rumah, dengan pemasangan obat anti nyamuk elektrik. Supaya perlindungan bisa maksimal selama 24 jam.

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan