banner-detik
DAD'S CORNER

Fajar Arifan, Bercerita Soal Perubahan Diri Setelah Kehilangan Putri Tercinta

author

adiesty31 Mar 2017

Fajar Arifan, Bercerita Soal Perubahan Diri Setelah Kehilangan Putri Tercinta

Kehilangan putri yang sangat dicintai, Amidala Keisha Arifan lantaran penyakit kanker tidak hanya menorehkan luka mendalam bagi Fajar Arifan. Peristiwa ini mau tidak mau membuat hidupnya kian berubah. Kini ia pun lebih giat membangun awareness kanker anak serta betapa pentingnya menjalankan  gaya hidup sehat.

Minggu lalu, saat menghadiri jumpa pers Ulang Tahun PT. Konimex dan dan kunjungan ke pabriknya, saya sempat ngobrol dengan Fajar Arifan, sosok yang lebih dikenal sebagai penggebuk drum band Alexa. Keterlibatannya memang tidak terlepas karena saat ini ayah dari (almh) Amidala Keisha Arifan dikenal sebagai pegiat olahraga khususnya lari.

Fajar alexa

Nggak cuma lari saja, sih, Fajar pun kini sudah mulai mengikuti olahraga ekstrim seperti triathlon. Olahraga yang sering disebut Ironman 70.3 merupakan sebuah cabang olahraga yang menggabungkan tiga jenis olahraga, mulai dari lari, berenang, dan bersepeda. Untuk Ironman 70.3, seseorang harus berenang sejauh 1,2 mil (1,9 km), 56 mil (90 km) bersepeda, dan 13,1 mil (21,1 km) berlari. Begitu mendengar ceritanya ini, saya, sih, cukup takjub, ya.

Apalagi katanya, dulu Fajar sama sekali tidak suka olahraga. Waktu ngobrol ia mengaku kalau perubahan gaya hidup ini memang tidak terlepas dari peristiwa tahun 2013 lalu, di mana ia harus menerima kenyataan pahit karena putri semata wayangnya harus kembali kepangkuan-Nya. Berikut kutipan obrolan saya dengan Fajar.

Cerita, dong, bagaimana awalnya terlibat dengan acara Run For Health ulang tahun PT. Konimex ini?

Awalnya lebih diajak lari karena program CSR Konimex ini. Aku memang selalu tertarik dengan kegiatan yang bertujuan untuk charity. Pas tahu, tujuannya semakin direct, jadi makin tertarik. Dan yang bikin kaget lagi saat tahu ada jarak lari yang half marathon, which is sebenarnya cukup menantang karena nggak semua daerah berani membuatnya, bahkan di kota kota besar sekalipun di Indonesia. Nggak usah jauh-jauh, Semarang, Lampung, Medan, itu belum ada half marathon. Sementara ini diadakan di Sukoharjo, bukan main city tapi berani melakukannya.

Tadi Fajar sempat cerita kalau dulu sama sekali nggak suka olahraga. Apa, sih, yang bikin tergerak untuk mengubah pola gaya hidup yang lebih sehat?

Yes. Jadi sebenarnya gini, aku melihatnya kebanyakan anak muda Indonesia  kurang altetis dalam artian kurang banyak bergerak, banyak yang pasif, dan ini termasuk aku. Aku juga nggak tahu ini salahnya di mana, mungkin karena dulu lari itu bentuk suatu hukuman, jadi banyak yang malas lari, hahahaa. Tapi semakin dewasa, banyak informasi dan akhirnya aku mencoba cari tahu mengenai lari ini, termasuk dengan cara ikutan lari luar negeri mulai dari 10 km. Ternyata paradigmanya cukup jauh, dan akhirnya setelah mengikutinya ada banyak hal yang bisa aku dapatkan.

Termasuk sebagai ‘terapi’ menyembuhkan luka peristiwa lalu?

Ya, seperti self heeling.  Itu, yang aku rasain. Dengan lari, jadi bisa lebih fokus, berdamai dengan diri sendiri karena kan memang semua fokusnya hanya diri sendiri. Cuma badan kita, dan pikiran yang bisa membuat kita bisa bisa sampai ke finish line. Setelah berada di dunia lari, ternyata lari ini bukan hanya masalah menang melawan orang lain, kok,  tapi justru melawan diri sendiri. Ketakutan melawan jarak, ketakutan akan rute, bahkan harus melawan ego untuk bisa melawan orang lain. Jadi menurut aku lari ini bisa jadi salah satu poin filosofi hidup.

IMG_20170331_095442

Ada nggak, sih, kaitannya lari dengan karier bermusik?

Setelah hampir 7 tahun lari, aku juga merasa ada sinerginya dengan musik. Di saat kita konsisten ada ada hasil yang bisa kita dapat. Kalau aku nggak lari, aku juga nggak ada di sini sekarang. Lari sudah banyak membawa aku ke banyak tempat. Sempat lari di Jepang tahun 2015, kemarin juga  sempat ke Malaysia, sudah marathon di Bali dan nanti akan ke Lombok. Ke depannya aku ingin olahraga jadi life style semua orang.

Apa, sih, perbedaan yang paling terasa setelah mengubah gaya hidup yang lebih sehat?

Terus terang saja dengan lari, aku sudah nggak ngerokok. Sekarang aku juga sangat concern dengan tidur karena tidur itu saat yang tepat untuk recovery kesehatan tubuh. Minimal 6 jam harus tidur. Dengan olahraga seperti sekarang, pikiran aku juga lebih clear dan lebih percaya diri. Kalau dulu aku gampang pesimis, dengan aktif olahraga seperti sekarang banyak menumbuhkan rasa optimis.

Oh, ya, saat ini juga aktif di salah satu Yayasan Kanker Anak, ya?

Iya, aku memang ikut ambil bagian sebagai volenter, ini pun juga hanya di ranah dunia lari, karena aku membantu Yayasan tersebut untuk membuat acara lari tahunan untuk membantu menyebarkan informasi mengenai kanker anak. Bahwa kanker anak itu sangat nyata. Dan ini sudah terjadi pada aku kan, maksudnya kanker anak itu bukan ada di cerita atau film saja. Dan yang perlu kita pahami, nggak ada jaminan kalau anak-anak kita bakal terhindar dari penyakit kanker. Jadi dengan semakin banyaknya informasi, harapannya banyak orangtua yang semakin sadar akan hal ini. kanker itu bisa disembuhkan, jika memang diketahui sejak dini.

Faktanya, aku melihat awareness kanker anak masih sangat nol. Banyak yang menganggap, kanker itu ibarat fiksi, begitu kejadian baru banyak cari informasi. Menurut aku, ya seharunya bisa kita ketahui lebih dulu. Tahu apa yang perlu kita lakukan. Memang kasus kanker anak tidak sebanyak kasus kanker payudara atau serviks tapi kan anak-anak ini adalah penurus bangsa, dan menurut aku pemerintah juga perlu banyak turut andil.

Ada pesan yang ingin disampaikan pada pembaca Mommies Daily?

Sebenarnya mengenai kanker anak ini, kita sebagai orangtua memang harus lebih banyak belajar, mencari tahu segala informasi lebih banyak. Bisa sesekali datang ke rumah singgah kanker anak yang ada di wilayah sekitar, sehingga kita bisa melihat kondisi yang ada seperti apa. Bukan untuk mengasihani anak-anak tersebut, ya, tapi lebih direfleksikan pada kehidupan kita. Dengan berada di sana, aku yakin kita semua bisa lebih menghargai hidup  kita ini, selain untuk membantu mereka dan tentunya membantu diri sendiri.

Thanks for sharing, ya, Fajar! Semoga kebiasaan larinya bisa ditularkan ke banyak orang, termasuk buat saya sendiri :D

 

 

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan