Sorry, we couldn't find any article matching ''
Suami Mengingkari Janji Kecilnya, Bahaya Nggak Sih?
Idealnya pernikahan dilandasi dengan kepercayaan kedua belah pihak sehingga hubungan pun bisa berjalan dengan harmonis. Tapi bagaimana kalau salah satu pihak mulai ada yang mengingkari janji meskipun hanya janji kecil?
Kata orang dalam pernikahan bohong-bohong kecil dengan pasangan itu sangat wajar. Setuju nggak? Jujur aja, nih, kalau saya sih kepengennnya dalam pernikahan nggak perlu dibumbui dengan kebohongan, meskipun cuma bohong-bohong kecil. Lantas apa selama 7 tahun menikah saya selalu jujur dan nggak pernah bohong sama suami? Sekali-kali pernah, kok.
Tanpa bermaksud mencari pembenaran diri, tapi saya mau jujur saja kalau ada kalanya saya memang melakukan bohong-bohong kecil. Tapi tentu saja bukan sesuatu yang sifatnya merugikan kami berdua apalagi merugikan keluarga besar. Umh, paling nggak jauh dari adalah ‘menyembunyikan’ belanjaan tas atau sepatu. Hihihi…
Maksudnya begini, sesekali saya suka nggak cerita dan bilang ke suami kalau baru saja membeli suatu produk. Tapi ya, namanya suami istri yang tinggal satu atap dan setiap hari ketemu, ujung-ujungnya suami juga bakal tahu sambil tanya, “Baru lagi, ya? Kok, aku baru lihat?” Kalau sudah begini, saya cuma bisa mesem-mesem aja, deh!
Baca juga : 10 Masalah yang Paling Sering Terjadi di Dalam Pernikahan
Tapi ini kan soal belanjaan, ya. Bukan sesuatu yang sifatnya krusial karena toh, apalagi kalau ingat jatah belanja ini nggak mengganggu cash flow keluarga, bagaimana. Tapi bagaimana kalau kalau salah satu pihak melakukan kebohongan dengan melanggar janji-janji yang sudah disepakati bersama ? Baru-baru ini salah satu teman saya ada yang curhat dan dibikin dongkol lantaran suaminya melanggar janji yang sudah mereka sepakati.
“Suami gue tuh kan sudah janji kalau nggak akan ‘minum’ lagi, ya. Meskipun dia sedang ada momen ngumpul sama temen-temennya atau entertain klient. Eh semalam gue tahu banget kalau dia bohong, dan dia memang nggak bisa berkilah jadi ngaku. Kesel banget gue,” curhatnya dengan suara berapi-api.
Menjaga kepercayaan pasangan memang memang jadi tatangan tersendiri, ya, dalam hubungan pernikahan. Hal ini pula yang diunkapkan oleh Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si selaku psikolog keluarga dan pernikahan. Ia mengatakan kalau dalam sebuah hubungan pernikahan tentu saja diperlukan komitmen dan rasa percaya untuk membuat hubungan berjalan dengan baik. Oleh karena itulah dibutuhkan rasa percaya sehingga timbul rasa aman dan nyaman.
“Lantas gimana kalau salah satu pihak akhirnya ada yang mengakui kalau sudah melakukan kebohongan kecil?” tanya saya. Meskipun berbohong memang bukan sesuatu yang baik, tapi menurut Mbak Nina bohong-bohong kecil ini masih dianggap wajar. Intinya, sih, sejauh kebohongan tersebut tidak merugikan untuk siapapun masih diperlukan toleransi.
Baca juga : Punya Rahasia dan Nggak Kasih Tahu Pasangan, Hmmm... Boleh Nggak Ya?
Melakukan kebohongan kecil dengan pasangan, Mbak Nina menilai hal ini bisa terjadi justru karena salah satu pihak tidak ingin terjadi konflik dengan pasangannya. Contohnya, nih, sampai sekarang tidak sedikit pihak istri yang akhirnya tidak jujur masalah keuangan khususnya ketika berbelanja kebutuhan pribadi seperti tas, sepatu dan baju.
Malah menurut Mbak Nina dari pada kesal dan menuduh suami macam-macam, justru kita sebagai istri juga perlu mengapresiasi suami karena sudah berani mengatakan hal yang sebenarnya. “Justru baik sekali, lho, kalau suami punya keberanian untuk jujur mengakui, dan berusaha nggak menutupi kebohongan dengan kebohongan yang lain Yang bahaya itu kan justru kalau terus berbohong.”
Selain itu, Mbak Nina mengingatkan bahwa yang diperlukan adalah membangun komunikasi yang nyaman untuk selalu jujur satu sama lain. “Komunikasikan saja dan buat kesepakatan lagi yang lebih jelas. Tapi memang setiap keluarga tentu saja punya kadar toleransi yang berbeda karena bair bagaimana pun kejujuran menjadi hal utama dalam kehidupan rumah tangga.”
Setuju, dong, ya….
Share Article
COMMENTS