Tahu nggak mommies, keterlambatan bicara pada anak bukan merupakan diagnosis suatu gangguan. Melainkan gejala dari sekumpulan gangguan lainnya.
Baru-baru ini saya terlibat diskusi cukup seru bersama awak media lainnya, yang diadakan Rumah Sakit Pondok Indah, dengan tema “Keterlambatan bicara pada anak.” Hadir sebagai narasumber dr. Gitayanti HadisukantoS, Sp. KJ (K), Psikiater Anak dan Remaja. Di kesempatan ini, saya pribadi baru tahu kalau ternyata terlambat bicara atau delayed speech, bisa mengindikasikan gangguan yang lebih serius. Artinya delayed speech bukan diagnosis gangguan, tapi gejala awal dari sejumlah gangguan yang bisa saja dialami si kecil.
Menurut dr. Gitayanti ada 6 jenis gangguan yang memiliki gejala keterlambatan bicara:
Gangguan ini dialami dalam kemamuan mengekspresikan bahasa lisan di bawah usia 3 tahun. Pemahaman bahasa pada gangguan ini, sebetulnya normal, malah tak jarang tidak diikuti dengan gangguan artikulasi (cadel).Berikut ini ciri-cirinya:
Yang perlu diingat dari gangguan ini, Dr. Gitayanti, mengungkapkan. Gangguan ini terjadi bukan karena disabilitas mental (retardasi mental), autisme, tulis atau epilepsi.
Gangguan ini terjadi pada anak 2 tahun. umumnya kemampuan bahasa ekspresifnya juga terganggu, berikut dengan gangguan artikulasi, seperti cadel. Ciri-cirinya:
Terapi yang bisa dilakukan untuk gangguan berbahasa repestif dan ekspresi adalah terapi wicara.
Anak dengan gangguan ini memiliki IQ di bawah rata-rata (71-90), berakibat memiliki kemampuan belajar yang lambat. Gejala anak yang mengalami disabilitas intelektual, sebagai berikut:
Si kecil yang mengalami gangguan tumbuh kembang autisme, bisa mengalamiu keterlambatan bicara atau berkomunikasi. Dengan cakupan yang lebih luas, yaitu gangguan interaksi sosial timbal balik. Berikut ciri-cirinya:
Gejala-gejala di atas biasanya terjadi sebelum usia 3 tahun. Inilah pentingnya, melakukan deteksi dini. Agar bisa segera diambil tindakan pengobatan dan terapi .
Anak dengan ADHD, mempunyai gangguan pemusatan perhatian. Perilaku yang ditunjukkan biasanya hiperaktid dan impulsif. Misalnya:
Sebetulnya anak ADHD bicara banyak, tapi di beberapa kasus menurut dr. Gitayanti anak ADHD justru mengalami keterlambatan bicara.
Terapi ADHD, bisa dilakukan dengan pemberian obat, dan serangkain terapi (modifikasi perilaku, okupasi, integrasi sensorik dan orthopaedagogik.
Jika beberapa gangguan di atas, terjadi sebelum 3 tahun. Makan pada gangguan ini, terjadi pada anak usia 5-11 tahun. Berupa sulit lompat, jongkok, lari, melempar, menankap, memanjat, dan merayap. Dan pada motorik halus, mengalami gangguan, menggengam, menjumput, menjentik, menulis, mewarnai, menempel, mengingat tali sepatu dan menggunting.
Hampir sama seperti terapi ADHD, gangguan bisa dapat diatasi dengan terapi integrasi, terpai okupasi, namun juga ditambah dengan fisioterapi.
Orangtua sebaiknya juga harus waspada dengan gangguan ini. Biasanya ditandai dengan ciri-ciri:
Gitayanti, mengingatkan agar orangtua segera memeriksakan si kecil, jika terjadi keterlambatan bicara. Karena bisa saja, merupakan satu gejala dari gangguan perkembangan yang serius. Semakin dini dilakukan diagnosa, dan dilakukan terapi. Semakin baik pula penanganannya.