banner-detik
PARENTING & KIDS

Novita Angie: “Saya tak ingin anak-anak terjun ke dunia entertainment”

author

?author?24 Mar 2017

Novita Angie: “Saya tak ingin anak-anak terjun ke dunia entertainment”

Novita Angie (41) tegas menyatakan tak ingin kedua anaknya, menjadi pubic figure seperti dirinya. Hmmm, apa, ya alasannya?

Jika sebagian artis yang saya wawancara akan menjawab “Lihat nanti saja, minat anaknya kemana,” saat ditanya restu  jika anak mau terjun di bidang yang sama dengan orangtuanya, maka tidak dengan Angie. Ditemui di sebuah kesempatan, saya cukup kaget juga mendengar pemaparan dari ibu dari Jeremy (13) dan Jema (12).

Novita Angie - Mommies DailyAngie ingin anak-anaknya bekerja kantoran, untuk itulah, dia pernah menjawab tantangan dengan menerima tawaran menjadi Pemimpin Redaksi di Majalah Hello! Indonesia. Hal ini merupakan salah satu hal berani yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Padahal sebelumnya dia sama sekali belum bekerja kantoran. Saya pribadi salut, mommies, karena juga pernah merasakan 2 tahun bekerja di dunia media cetak, bagaimana hiruk pikuk dan deadline yang menggila di dunia majalah.

“Menerima tantangan bekerja kantoran, menjadi Pemimpin Redaksi di saat saya belum bekerja kantoran sebelumnya. Karena saya ingin suatu saat nanti, anak saya tidak terjun ke dunia entertaiment, sebenarnya. Kalaupun pada akhirnya nanti terjun ke dunia entertainment, sifatnya lebih ke side job. Kalau saya inginnya mereka kerja kantoran. Jadi saya kasih contoh dulu ke mereka, ,gimana kita bisa meminta anak kita melakukan sesuatu yang kita sendiri aja belum pernah melakukan,” tegas Angie.

Alasan Angie, ingin anak-anaknya punya bekal yang mumpuni dulu dari segi ilmu dan pendidikan. Ketika besar nanti, sewaktu-waktu tetap ingin menjadi public figure, kelak mereka akan menjadi artis yang punya nilai “plus-plus.” Angie kerap mencontohkan contoh sosok yang seperti itu, dengan nama Dian Sastro, yang sudah menempuh pendidikan S2. Lalu ada pula Mesty Ariotedjo, pemain harpa yang seorang dokter anak. “Saya ingin kalaupun suatu saat mereka memutuskan menjadi selebriti, saya inginnya mereka jadi selebriti yang punya nilai “plus-plus”. Karena itu saya ingin mereka menjadikannya side job aja. Seperti Tompi, dia dokter kulit yang bisa nyanyi, Mesty Ariotedjo, pemain harpa yang seorang dokter anak. jadi memang, saya ingin dunia entertainment hanya dunia sampingan saja.”

Super setuju sih, saya sama Angie. Namanya juga ilmu, ya, mommies. Nggak akan lekang dimana waktu, dan malah bisa menaikkan derajat seseorang. Sampai ada peribahasa yang bilang, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China!” Jadi agak menyesal , waktu kuliah ditanya Papa,  “Sehabis S1 nanti, mau langsung S2 apa nggak?” Saya jawabnya, “Nanti saja dulu”, jadilah budget-nya tidak disediakan Papa saya, mungkin memang harus cari beasiswa S2, nih, saya :D

Balik soal kenekatan Angie yang pernah menerima tantangan sebagai Pemred. Waktu menerima tawaran itu, Angie juga menegaskan, nggak mau sekadar dijadikan pemanis untuk majalah tersebut. Tak lain karena ia niat kerja, ingin tahu proses A-Z , alur pembuatan majalah. Malah Angie sampai ikutan ke percetakam segala, untuk melihat langsung bagaimana majalah dicetak.

“Saya nggak mau hanya sekadar dijadikan pemanis. Saya waktu itu benar-benar mau kerja, mau tahu turkat (turun kateren) seperti apa, ngedit artikel seperti apa, susahnya menghubungi nara sumber, dan menentukan tema bulanan majalah dari hasil rembukan dengan tim saya. Lalu saya juga ke percetakan untuk melihat proses mencetak majalah. Karena saya mau tahu prosesnya, dan total terjun,” ungkap Angie dengan nada semangat.

Belum lagi, menghadapi politik kantor, menyampaikan dengan manusiawi kepada timnya, jika kontraknya tidak diperpanjang. Atau bagaimana menyikap jika ada timnya yang nggak patuh deadline. Angie tak masalah dengan semua itu. “Bekerja kantoran buat saya seperti sekolah lagi, mendapatkan pelajaran yang berharga banget. Dan pembuktian juga buat diri sendiri, kalau ternyata saya bisa! Tapi kalau ditanya mau lagi apa nggak, jawaban saya, tidak! hahahaha. Karena saya ternyata tipenya mau selalu dekat sama anak, ya. Antar jemput anak, nemenin mereka belajar, beraktivitas sama mereka, nemenin ke mall, dan lain-lain.”

Novita Angie - Mommies DailyImage: IG @novitaangie

Jika tadi seputar tantangan yang pernah Angie terima berkaitan karier. Bagaimana, ya, ia menjawab tantangan soal pengasuhan anak, yang notabene, keduanya anak ada di usia remaja awal. Ia mengakui, kalau punya anak remaja awal itu kritis banget. Apalagi mereka sekarang hidup di era digital, arus informasi  terbuka sangat luas. Angie dan pasangan memilih untuk belajar jadi orangtua yang terbuka. Supaya anak-anak nggak segan bertanya apapun, ke orangtuanya.

“Memang kita harus belajar jadi orangtua yang terbuka. Misalnya anak saya bertanya tentang kondom, orangtua tidak boleh kaget dan anak-anak harus tahu. Saya dan suami juga bilang, kalau mau tahu apa-apa, silakan tanyakan ke kami. Harus selalu siap dan jawaban dan jangan bohong. Waktu itu, anak saya yang kedua pernah nanya sesuatu, saya jujur belum tahu jawabannya. Jadi saya bilang terus terang, belum punya jawabannya dan masih mencari. Kalau masih mau tau jawabannya, tanyakan lagi ke saya,” kata Angie sambil memberikan contoh kasus.

Semoga kelak Jeremy dan Jema, bisa jadi sosok membanggakan buat Mbak Angie dan pasangan, ya :)

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan