banner-detik
LOVE ACTUALLY

Dear Suami, Tolong Lakukan 5 Hal Ini Saat Istri Anda Keguguran

author

?author?02 Mar 2017

Dear Suami, Tolong Lakukan 5 Hal Ini Saat Istri Anda Keguguran

Tiga perempuan yang pernah kehilangan janinnya bercerita apa yang mereka harapkan dari para suami. Untuk para suami yang istrinya mengalami keguguran.......

“I knew I loved you before I met you!” , saya pikir tepat untuk menggambarkan perasaan seorang calon ibu yang sedang mengandung. Masa mengandung, buat perempuan, jadi fase terbaik dalam hidupnya. Kalau waktu menikah, jadi ratu seumur hidup, nah, pas hamil jadi ratu selama sembilan bulan. Tapi bagaimana jika proses tersebut harus terhenti di tengah jalan karena si calon ibu keguguran.

Baca juga: Anakku Meninggal Saat Masih di Dalam Kandungan

Dear Suami, Tolong Lakukan 5 Hal Ini, Saat Istri Anda Keguguran - Mommies DailySedih sudah pasti, bahkan salah satu teman yang saya wawancara mengaku harus mengalihkan kesedihannya ke pekerjaan selama berbulan-bulan. Dalam keadaan seperti itu, suami jadi orang terpenting untuk merangkul dan meyakinkan kalau semua akan baik-baik saja.

Baca juga: Istri Hamil? Suami Harus Perhatikan 6 Hal Ini

Buat para suami yang tengah mengalami kejadiaan ini, kalau bingung harus melakukan apa, boleh, lho, dibaca beberapa hal berikut ini, dari 3 teman saya yang pernah mengalami keguguran.

  • Yakini istri, hal ini terjadi bukan karena salahnya
  • Dari ketiga teman saya, inilah jawaban pertama yang mereka lontarkan. Salah satu teman saya bilang, ia ingin diyakini bahwa di balik peristiwa ini, Tuhan pasti punya rencana indah. Sebagai calon ibu, pastilah kita ingin janin di dalam perut berkembang sebagaimana mestinya, akhirnya Tuhan tetap yang punya kuasa. Barengi dengan memberikan sentuhan fisik berupa pelukan dan genggam tangan istri ya, pak suami. Contoh kalimat yang bisa suami pakai: "Tuhan sayang sama kamu, keguguran ini jadi tabungan surga buat kamu"

  • Tanggap membawa istri ke RS, untuk diberikan penanganan terbaik
  • Inilah pentingnya calon ayah rajin mencari informasi mengenai tumbuh kembang anak, kehamilan, dan segala sesuatu yang nantinya bisa jadi bekal informasi menemani istri menjalankan kehamilannya. Ingat namanya “parenting”, ada dua unsur: ayah dan ibu, bukan cuma “mothering.” Dengan begitu, suami akan tanggap jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selama kehamilan. Kalau membawa istri ke RS pun tahu, dokter mana yang harus ditemui. Nggak ikutan bingung dan malah menambah keruh susana.

    Baca juga:

    Apa yang Terjadi Pada Janin dan Ibu di Trimester Pertama?

    6 Hormon yang Hadir Saat Kehamilan

  • Hindari muka sedih di depan kami
  • Sudahlah kita sedih kehilangan calon anak, jangan ikutan masang muka sedih juga boleh, ya, pak suami. Walau kami tahu ini sama-sama berat buat kedua belah pihak, sebagai suami tunjukkan Anda optimis, bahwa semua akan menjadi baik kembali. Semua yang ada di dunia pasti nggak kekal, termasuk kesedihan, akan berganti dengan hal yang menggembirakan. Setuju?

  • Kami butuh waktumu, suami
  • Cuti minimal 1 atau 2 hari kayaknya masih masuk akal untuk menemani istri di rumah, untuk bepergian menghilangkan bekas-bekas kesedihan. Nggak perlu sampai liburan luar negeri juga sih. Nonton bioskop, masakin makanan kesukaannya, atau kasih bujet khusus buat shopping bisa jadi pilihan menarik :D

  • Biarkan kami me time
  • Kalau waktu cuti sudah selesai, pak suami boleh mempersilakan istri me time. Mau nyalon kek, pergi sama sahabat-sahabat, yang penting ajang me time yang istri sukai. Yang saya tahu, kalau seseorang habis tertimpa musibah, nggak ada salahnya “menikmati” fase kesedihannya sampai benar-benar habis, daripada denial, dan menumpuk, malah bisa jadi bom waktu di kemudian hari.

    Baca juga: Pemeriksaan Fetomaternal, “Obat” yang Menenangkan Bagi (Calon) Orangtua

    Ada suami yang ingin ikut bersuara? Kami tunggu....

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan