Kalau mommies punya riwayat penyakit asma seperti saya, sebaiknya memerhatikan beberapa hal ketika sedang mengandung. Soalnya asma dan kehamilan memang bisa menimbulkan beberapa risiko.
Terakhir saya ke dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan memang sudah lewat beberapa tahun yang lalu. Maklum, masa-masa berbadan dua memang sudah lewat hampir 6.5 tahun yang lalu. Tapi bukan berarti saya tidak pernah ke dokter kandungan lagi dong, ya? Maklum saya memang sedang program hamil (lagi).
Berhubung sekarang saya mau pindah RS, saya pun melakukan pendataan dari awal lagi. Ketika sedang mengisi formulir, saya sempat tertegun melihat salah satu pertanyaan mengenai riwayat penyakit. Iya, saya memang punya riwayat penyakit asma. Zaman masih bocah, asma saya ini cukup ganggu. Beruntung saat ini memang sudah tidak pernah kambuh lagi.
Meskipun begitu, bukan berarti saya bisa tenang-tenang saja. Maklum, asma pada ibu yang sedang hamil memang punya beberapa risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Seketika itu juga saya langsung ingat beberapa petuah dari dokter kandungan saya, dr. Soemanadi SpOg.
Ia selalu mengingatkan saya untuk memperkecil kemungkinan asma kambuh selama kehamilan. Dengan begitu, nggak sampai mengganggu kondisi janin yang tengah tumbuh di dalam rahim.
Lewat obrolan dengan dr. Soemanadi, dan mencari berbagai informasi, saya tahu kalau asma bisa menimbulkan beberapa gangguan yang mungkin akan terjadi.
Yang jelas tentu saja berkaitan dengan asupan oksigen untuk janin. Sementara, proses perkembangannya janin dalam kandungan itu kan oksigen. Kalau nggak terpenuhi tentu saja bisa berbahaya. Di mana bayi berisiko mengalami tumbuh kembang yang nggak optimal.
Risiko lain yang nggak kalah mengkhawatirkan terjadinya pendarahan pada vagina mengalami pendarahan. Kondisi ini memang bisa terjadi kalau kondisi sesak napas yang terjadi sudah dalam kategori asma yang akut.
Ibu hamil yang memiliki riwayat asma juga berisiko mengalami morning sickness yang lebih parah. Dan yang lebih bikin saya deg dengan adalah adanya kemungkinan untuk kesulitan ketika proses persalinan bahkan mengalami kelahiran prematur. Kenapa bisa terjadi, tentu saja berkaitan dengan sesak napas di mana proses melahirkan normal itu kan pengaturan pernapasan sangat penting. Nah, kalau asma, bagaimana bisa mengatur napas saat proses mengejan?
Lalu saya nggak bisa melahirkan normal? Eits, jangan salah, waktu melahirkan Bumi, saya bisa melakukannya dengan proses persalinan normal, kok. Ibu hamil yang asma nggak serta merta harus melakukan operasi ceasar. Kuncinya, ya lebih waspada dan melakukan pola hidup sehat ketika hamil.
Saya pun nggak pernah males dan lupa untuk melakukan kontrol ke dokter. Kalau memang saatnya kontrol, ya, lakukan. Intinya sih, saya selalu menghindari segala hal yang memicu asma saya kambuh. Contohnya, saya sering menghindar dari paparan asap rokok termasuk debu dan bulu binatang.
Sama seperti ibu hamil yang lain, asupan makanan tentu saja harus dijaga. Saya ingat sekali, dr. Soemanadi menyarankan saya untuk banyak makan buah apel karena kandungan flavonoid bermanfaat untuk kesehatan paru-paru.
Syukurnya kehamilan saya akhirnya bisa dilewati tanpa banyak kendala. Harapannya sih, kalau memang kembali dipercaya untuk hamil lagi, saya pun bisa melewatinya dengan baik. Amiin.