Sorry, we couldn't find any article matching ''
Untuk Guru Agama di Sekolah Anak Saya yang Membahas Tentang Pilkada
Tulisan ini saya tujukan kepada guru agama di sekolah anak saya yang menyinggung tentang pilkada di area sekolah dasar.
Hari kamis, tanggal 16 Februari 2017, sepulang saya dari kantor, baru juga nggeletakin tas dan menaruh sepatu di rak sepatu, tiba-tiba anak bercerita:
“Ma, tahu nggak tadi di sekolah, pas pelajaran agama, tahu-tahu bu guru begitu masuk kelas ngomong apa?”
“Ngomong apa?”
“Ngomong gini ma..... “
Jadi gimana kemarin nyoblosnya anak-anak? Kalau ibu sih ya, karena ibu mau masuk surga dan mau ngikutin perintah agama, ya ibu nyoblos yang satu agama sama ibu.
Dan tiba-tiba rasa lelah saya ngadepin jalanan yang lumayan macet dan kerjaan yang lumayan padat hari itu lenyap seketika tergantikan dengan rasa kesal.
Saya sampai harus bertanya beberapa kali ke anak saya untuk memastikan apakah cerita itu benar terjadi atau hanya asumsi anak saya semata. Dan setelah saya yakin, kemudian melempar topik itu ke Whatsapp grup, ternyata benar apa yang diceritakan oleh anak saya. Terbukti, nggak semua anak merasa senang mendengar bahasan tentang pilkada di kelas lho! Ada seorang anak yang ngeluh ke mamanya, karena akhirnya sesi pelajaran itu malah bukannya belajar agama tapi malah ngomongin pilkada terus.
Jadi untuk Anda wahai ibu guru agama di sekolah anak saya, saya hanya ingin menyampaikan beberapa hal yang semoga saja bisa Anda mengerti dan pahami dengan baik.
1. Sekolah itu seharusnya menjadi tempat yang netral dalam urusan perpolitikan lho bu. Jadi nggak sewajarnya Anda membawa-bawa tentang keputusan Anda yang berkaitan tentang politik di dalam lingkungan sekolah!
2. Ingin mengajarkan tentang apa yang diperintahkan oleh agama tentang cara memilih pemimpin? Cari perumpamaan lain. Masih banyak topik-topik lain yang bisa Anda pilih untuk dijadikan contoh kasus. Tidak harus tentang AHY, Basuki atau Anies.
3. Anak-anak ini bahkan masih duduk di bangku sekolah dasar. Mereka belum punya hak bersuara untuk memilih siapa calon Gubernur atau calon Presiden negara mereka!
4. Kebayang nggak misalnya, ada seorang anak yang dia tahu kalau orangtuanya memilih calon A yang mungkin tidak satu agama dengan keluarga mereka, kemudian berdasarkan apa yang ia dengar dari Anda, kemudian dia berasumsi bahwa orangtuanya akan masuk…. Eeer….neraka? Kira-kira bagaimana perasaan anak itu?
Silakan bagikan ilmu agama Anda sebanyak mungkin kepada murid-murid Anda, tapi simpanlah pilihan politik Anda rapat-rapat dari telinga mereka yang belum cukup usia untuk memahaminya :).
Share Article
COMMENTS