Sorry, we couldn't find any article matching ''
Berapa Banyak Sebenarnya Bekal Makanan yang Dibutuhkan Anak Sekolah?
Ditulis oleh: Lariza Puteri
Jangan sampai saya (atau Anda) menjadi lebay dengan membawakan bekal makanan yang terlalu banyak, hanya karena ingin anak selalu kenyang saat berada di sekolah.
Bagi saya, membiarkan anak pergi beraktivitas di luar rumah dengan keadaan perut yang kenyang adalah suatu kewajiban. Itulah sebabnya, sejak Dhia TK, saya selalu membiasakan sarapan. Meskipun sering berakhir dengan -hanya lauk saja yang dimakan-, minimal Dhia tahu bahwa sarapan itu sangat penting.
Lain halnya dengan sekolah dasar Dhia. Kalau saya mewajibkan Dhia untuk selalu sarapan, sekolah menyarankan agar anak juga membawa bekal. Dulu, saat pertama masuk sekolah, saya menanyakan tentang peraturan bekal ini. Maklum, sejujurnya saya takut tak sempat menyiapkan bekal, karena kesibukan menyiapkan banyak hal sebelum pergi ke kantor.
Waktu itu saya menanyakan,"Kenapa harus bawa bekal? Kan, di sekolah ada kantin?" Penjelasan dari sekolah cukup membuat saya paham. Menurut mereka, anak yang baru memasuki usia sekolah dasar (SD) belum pandai memilih jajanan. Sehingga, lebih aman bila orangtua membawakan bekal. Ya, sih, mana bisa saya tenang kalau memikirkan apakah Dhia membeli makanan yang ‘benar’ saat jam istirahat? Jangan-jangan ia hanya membeli wafer satu buah. *__*
Membawakan bekal juga gampang-gampang susah menurut saya. Selain memikirkan menu favorit, hal berikutnya adalah menentukan jumlah atau porsi yang dibawa. Sayang aja kalau saya melihat bekalnya sisa banyak karena Dhia terlalu kenyang. Makanya, satu hal yang menjadi kunci agar bekal habis dimakan adalah porsi bekal yang pas.
Jadi dalam menyiapkan bekal, saya pun berpedoman pada kebutuhan makan pada usia anak (maklum ya, ibunya Dhia ini kuliah di jurusan gizi, jadi ya segalanya harus berpedoman:D). Bila dilihat pada tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, anak usia 6-9 tahun membutuhkan energi sekitar 1850 kilo kalori dalam sehari.
Karena dalam sehari anak sebaiknya makan sebanyak 5 kali, yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali makan camilan, maka saya pun membagi angka kebutuhan energi anak menjadi 5 kali. Namun, karena porsi makan camilan umumnya lebih kecil, maka energi yang perlu dikonsumsi anak saat makan snack hanya sekitar 100-150 kilo kalori saja. Sisanya, baru dibagi 3 untuk makan besar. Dari hitungan ini, ternyata Dhia hanya membutuhkan sekitar 500 kilo kalori saja setiap makan besar.
Berikut contoh isi bekal Dhia yang mengandung 500 kilo kalori:
- Nasi 100 gram atau satu centong. Saya biasanya memvariasikan nasi dengan mi atau kentang. Untuk mendapatkan nilai kalori yang sama dengan 100 gram nasi, mi saya berikan sebanyak 200 gram atau satu mangkuk kecil atau kentang 2 buah ukuran sedang.
- Daging sapi atau ayam satu potong. Untuk daging satu potong yang saya maksud adalah sebesar bungkus korek api, sedangkan ayam adalah satu potong ukuran sedang. Kadang-kadang saya juga membawakan Dhia satu butir telur sebagai sumber protein hewani.
- Tempe, tahu atau kacang-kacangan yang merupakan sumber protein nabati. Sama seperti ukuran daging, tempe atau tahu saya berikan satu potong saja.
- Sayuran yang mudah dimasak dengan ditumis, misalnya buncis, brokoli atau tumis bayam. Sementara jumlahnya hanya satu mangkuk sedang.
- Dan, untuk melengkapi bekal Dhia, saya juga menyediakan susu cair. Kenapa susu cair? Soalnya praktis dan mudah dikonsumsi oleh anak kecil, hehehe. Susu cair yang Dhia suka adalah MILO KOTAK karena rasa coklatnya yang enak (mengutip omongan Dhia). Waktu saya cek, MILO KOTAK ini memiliki 120 kka, jadi cocoklah untuk memenuhi kebutuhan Dhia. Kandungan ACTIV-GO dengan protomalt, vitamin dan mineral juga memberikan energi optimal untuk Dhia.
Jangan bayangkan harus menyiapkan itu satu per satu. Saya biasa membuat satu menu tapi sudah mengandung semua kebutuhan. Seperti tiga resep bekal ini:
1. Bola-bola nasi isi daging
Bahan: Nasi, daging giling, tempe yang sudah dihancurkan, wortel dan kol parut, mayones dan saus tomat. Cara: Tumis daging giling dan tempe dengan bumbu bawang putih, lada bubuk dan garam. Setelah matang, masukkan tumisan daging ke dalam nasi, buat bulatan. Untuk sayur, saya membuatnya menjadi salad. Susun semua makanan di dalam kotak bekal, dan tinggal tambahkan Milo Kotak.
2. Tumis sosis komplit
Bahan: Kentang rebus 2 buah. Sosis ukuran sedang 2 buah, brokoli, dan jagung manis pipil.
Cara: Masukkan bawang bombay cincang, tumis hingga harus, tambahkan sosis dan jagung pipil. Masak hingga matang. Masukkan kecap manis dan sedikit air, lalu tambahkan brokoli, masak hingga matang. Kemudian saya tambahkan Milo Kotak.
3. Bihun jamur telur
Bahan: Bihun dan satu butir telur.
Cara: Goreng bihun dengan tambahan jamur dan satu butir telur. Sebagai tambahan sayur, saya merebus brokoli dan wortel.
Ternyata, setelah jadi, jumlahnya tidak terlalu banyak. Jadi jangan lebay lagi ya mom menyiapkan bekal untuk anak.
Share Article
COMMENTS