Sorry, we couldn't find any article matching ''
Belajar Coding dengan Cara Menyenangkan di Koding Next
Sekarang anak usia 6 tahun sudah punya kesempatan belajar coding di Koding Next. Tenang saja, program yang mereka tawarkan tidak njelimit, kok! Karena program ini dirancang khusus agar bisa memancing rasa penasaran dan membuat anak-anak mengembangkan logikanya.
Apa? Anak 6 tahun belajar coding? Memang bisa? Lah wong, usia anak 6 tahun kan juga baru lancar membaca dan menghitung. Lantas, apa mereka bisa menyusun kode-kode untuk sebuah program?
Kira-kira beginilah sejumput pertanyaan yang hadir di benak saya ketika mendapatkan undangan untuk hadir ke acara peluncuran Koding Next, sekolah koding atau programming school yang ditujukan untuk anak-anak mulai dari usia 6 tahun.
Bukan apa-apa, sih, pandagan saya sebagai orang awam kalau mendengar kata ‘koding’ atau membuat program adalah segala sesuatu yang prosesnya rumit. Njelimet. Tapi pandangan saya ini lantas hilang begitu mendengarkan sekaligus saat mencoba memperhatikan sendiri program yang ditawarkan oleh Koding Next.
Koding Next yang terletak di kawasan Kemayoran ini memang sudah merancang khusus kurikulum yang mereka tawarkan. Dimulai dengan kelas Little Koders, kurikulum ini dirancang untuk anak usia 6 hingga 7 tahun. Sebagai entry level, program ini adalah permulaan anak-anak belajar dan mejelajahi koding dan komputasi. Caranya? Tentu saja dengan cara yang menyenangkan.
Anak-anak di sini akan diajak bermain bersama robot-robot, seperti robot Dash dan Cubetto. Nanti anak-anak diberikan kesempatan untuk menjadi ‘otak’ si robot. Misalnya, anak-anak akan diajak berpipikr bagaimana membuat program dengan cara yang mudah, agar si robot mau bergerak sesuai arah yang diinginkan, mau menggerakan kepala, bahkan mengucapkan kata hallo.
Dari sini anak-anak tentu saja dapat belajar mengembangkan game dan menyelesaikan proyek coding sederhana, termasuk pembelajaran pengembangkan pemikiran algoritmik dan kerja sama dengan tim. Sebenarnya, tujuan awal sistem pembelajaran di sini adalah mengembangkan logika, berpikir secara logis untuk mengembangkan kreativitas pada anak-anak.
*saya sedang mencoba membuat program untuk robot cubetto
Kelas berikutnya Junior Koders, untuk anak usia 8 hingga 12 tahun. Program di sini anak-anak bisa mengembangkan pemikiran algoritmik dan keterampilan bagaimana memecahkan masalah. Ada alat bantu yang dugunkan di kelas ini, yaitu STRATCH, software yang dibuat di Massachusetts Institute og Technology.
Setelah anak-anak lulus di kelas intro Junior Koders, baru lanjut ke semester berikutnya di mana siswa bisa memilih jalur studi yang mereka minati. Yaitu kelas App Junior Koders, di mana anak bisa belajar membuat mobile apps, atau kelas Game Junior Koders, di mana anak-anak punya kesempatan untuk belajar membuat games 2D dan 3D. Pada tahun berikutnya, siswa pun bisa mengembangkan minatnya dengan mengikuti jalur studi untuk membuat desaind 2D dan 3D, serta jalur studi programming robot, micro computers dan controllers.
Nah, kalau untuk anak remaja, ada kelas Pro Koders. Oh, iya… sebenarnya kelas ini juga terbuka untuk umum, kok, jadi usia berapapun yang berminat bisa ikutan. Di awal semester kelas ini akan terfokus pada belajar konsep dasar programming, dan yang paling menarik adalah belajar bagaimana mengembangkan web, dan mengetahui sistem security dan hacking, serta system operasi. Aaah… kalau soal ini, sih, saya juga mau belajar!
Waktu itu saat berbincang dengan Bartek Wasik, founder of koding next Indonesia, ia sempat menjelaskan kalau tujuan didirikannnya programming school ini adalah untuk menciptakan programmer-programmer sukses masa depan. Menurutnya, saat ini terdapat lebih 88 juta pengguna internet, tetapi masih sangat kekurangan orang-orang yang bisa membuat suatu program. “Memberikan edukasi dunia digital sangat tepat dimulai dari anak-anak. Mempelajari coding dapat menjadi sesuatu yang baru dan menyenangkan bagi anak-anak. Karena di usianya, mereka senang mencoba hal-hal baru dan memiliki pikiran yang terbuka sehingga dapat menyerap ilmu dengan cepat,” ungkap Bartek Wasik.
Jadi, siapa yang tertarik? Kalau saya, sih, tertarik sekali, ya. Dari pada waktu anak dihabiskan untuk main game saja, tentu akan lebih bermanfaat jika diarahkan. Oh, ya, soal biaya, kelas di Koding Next Indonesia dimulai 6 juta rupiah per semesternya, dan proses belajar dilakukan seminggu sekali. Kalau mau trial secara gratis bisa juga, lho, Mommies. Tapi kesempatan ini hanya bisa dilakukan sampai 15 Januari, mulai jam 09.00 sampai 17.00.
Berminat?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS