Membiarkan anak jajan di sekolah nggak ada salahnya, kok. Karena yang paling penting adalah mengajarkan anak memilih jajanan sehat dan bergizi. Bukankah dalam hidup ini memilih yang baik itu sangat penting?
Beberapa waktu lalu anak saya, Bumi, sempat mengalami usus buntu sampai harus dioperasi. Begitu mendengar kabar dari dokter, jelas membuat saya kaget sekaligus merasa ‘kecolongan’. “Kok, bisa-bisanya anak saya usus buntu? Padahal saya sudah sangat hati-hati soal asupan makanannya,” batin saya kala itu.
Awalnya saya pikir usus buntu disebabkan karena asupan makanan yang kurang sehat. Namun ternyata setelah ngobrol dengan dokter, banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami usus buntu. Meskipun begitu, pengalaman ini membuat saya semakin hati-hati memerhatikan makanan Bumi, termasuk jajanannya.
Sebenarnya saya bukan tipe ibu-ibu yang ‘parnoan’ dan melarang anaknya jajan ini itu. Saya pikir, selama jajanannya sehat kenapa tidak? Masalahnya, memastikan jajanan anak sehat memang tidak mudah. Orangtua mana, sih, yang nggak ngeri dengan jajanan anak yang mengandung zat berbahaya, seperti boraks dan formalin? Kebayang, dong, risiko terburuknya seperti apa? Bisa-bisa anak mengalami kondisi yang lebih parah dari penyakit gangguan pencernaan seperti diare.
Mengingat anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, tentu saja mereka membutuhkan makanan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi. Tidak terlalu banyak mengandung gula, penyedap rasa, mengandung lemak tinggi, pewarna yang tidak jelas, zat berbahaya, dan tentunya cara pengolahannya pun harus benar.
Peran orangtua tentu sangat besar, bagaimana kita bisa mengarahkan anak supaya bisa lebih selektif memilih jajanan sehat. Kemarin, saat hunting sekolah SD di wilayah Tangerang, salah satu pertimbangannya yang masuk dalam list adalah sekolah yang tidak ada penjual makanan di pinggir jalan.
Syukurnya, Bumi ‘berjodoh’ dengan sekolah yang memenuhi kriteria ini. Di sekolahnya, memang nggak ada penjaja makanan kaki lima. Jadi, kalau anak-anak mau jajan bisa langsung pergi ke kantin. Artinya, makanan yang dijual di sini, kualitasnya sudah diperhatikan. Saya sendiri kalau sedang ke sekolah anak saya, senang menikmati beragam jajanan pasar yang disediakan. Enak dan bersih!
Selain bisa menikmati jajanan sehat di kantin, saya pun masih sering membawakan Bumi snack untuk dibawa ke sekolah. Meskipun hanya makanan ringan, tetap saja harus mengandung gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Contoh menunya juga yang pengolahnya nggak ribet, seperti sandwich, pastel isi telur atau kroket daging.
Supaya Bumi lebih minat dengan bekalnya, biasanya saya lebih dulu mengajaknya berdiskusi untuk menentukan menu bekal. Saya pun perlu kreatif mencari variasi makanan supaya nggak bosan. Manfaat lain dengan membawakan bekal dari rumah, tentu saja jadi ajang menciptakan bonding. Bukankah saat mengajak anak berdisikusi soal bekal yang akan dibawa dan dilanjutkan dengan mengolah bersama jadi aktivitas yang sangat menyenangkan?
Lagi pula, menurut saya cara ini cukup efektif mengajarkan anak bertanggung jawab dengan pilihannya. Kalau nggak habis, paling saya tinggal bilang, “Kok, nggak dihabiskan? Inikan bekal pilihan kamu sendiri”.
Namun selalu saya pastikan dia membawa MILO KOTAK di dalam bekal sekolahnya. MILO Kotak dengan Activ-GO mengandung protomalt dan vitamin mineral yang bisa membantu menghasilkan energy secara optimal. Kalau memang stok di rumah sedang habis, anak saya bisa langsung membelinya di kantin sekolah. Harapannya sih, dengan membawakan bakal komplet seperti ini, anak saya bisa terus semangat beraktivitas semangat setiap harinya.