Salah satu skill penting yang dibutuhkan untuk meningkatkan karier adalah kemampuan mendengar. Sudahkah kita melakukannya?
Saya ingat banget salah satu nasihat yang kerap diberikan oleh mama saya (mama saya memberikan nasihat ini dalam konteks hubungan dengan pasangan): Lambat bicara, cepat mendengar. Nasihat ini nggak hanya saya terapkan di rumah, namun juga dalam pergaulan dengan teman serta untuk urusan pekerjaan.
Dengan lebih banyak mendengar, banyak hal positif yang bisa kita peroleh. Seperti bertukar ilmu dan pikiran, memahami posisi rekan kerjan kita, menyelesaikan sebuah masalah dengan lebih bijak dsb.
Masalahnya, nggak semua orang terlahir dengan kemampuan mendengar yang baik (termasuk saya, hehehe), jadi mari kita belajar menjadi pendengar yang baik:
1. Jangan mendengar sambil multitasking
Pernah nggak ketika anak meminta izin sesuatu kepada kita, namun karena saat itu perhatian kita sedang terpecah, kita main meng-iya-kan pertanyaan dia? Begitu si anak berteriak kegirangan, kita jadi deg-degan,”Waduh, kenapa ni anak girang ya? Apa gue salah jawab ya?” Kebayang dong kalau itu terjadi di dunia kerja, hahaha. Saat rekan kerja mau menyampaikan sesuatu dan butuh perhatian Anda, hentikan dulu kegiatan lainnya seperti membaca email, mengirim WA atau menelepon.
2. Ikuti sifat benda cair
Salah satu sifat benda cair adalah dia selalu mengikuti bentuk wadahnya. Kalau dalam urusan mendengar, ini berarti kita belajar untuk mendengarkan sudut pandang orang lain. Setiap kali mendengar orang lain melemparkan ide, berhenti berpikir bahwa ide kita selalu lebih baik.
3. Kenali sifat rekan kerja dengan baik
Ini terutama penting untuk level manajerial yang memiliki bawahan dengan beragam sifat, perpaduan ekstrovert dan introvert. Atasan yang terlalu sibuk berbicara bisa saja kehilangan ideide brilliant yang diberikan oleh rekan kerja yang mampu membuat tim kita menjadi lebih hebat lagi.
4. Kenali cara orang lain mendengar
Saat sedang meeting, kita bisa melihat cara orang lain mendengar dan cara mereka menanggapi pembicaraan dari lawan bicaranya. Karena dengan memerhatikan orang lain, kita jadi bisa paham, mana yang menyenangkan, mana yang menyebalkan, mana yang patut ditiru, mana yang sebaiknya kita lupakan saja :D.
Sudah siap menjadi pendengar yang baik?