Sorry, we couldn't find any article matching ''
Agar Anak Saya Tidak Menjadi Sandwich Generation
Harapan saya saat menjadi tua nanti, selain ingin sehat jasmani, saya juga ingin sehat secara keuangan agar tidak ‘merepotkan’ kedua anak saya kelak.
Disclaimer: Sandwich generation adalah generasi yang terjepit antara harus memenuhi segala kebutuhan anak yang terus membengkak dan segala kebutuhan (dan biasanya kesehatan) orangtuanya.
Setiap kali saya bertemu dengan orang yang menganggap bahwa memiliki anak itu adalah keharusan karena anaklah yang kelak akan bertanggung jawab terhadap kenyamanan masa tua kita secara emosi dan finansial, saya pasti akan membantah habis-habisan, hahaha.
Apakah anak wajib menghormati dan menghargai kita hingga kita tua nanti? Iya!
Apakah anak wajib melindungi kita di masa tua? Sudah pasti iya.
Apakah anak wajib memenuhi kebutuhan kita secara finansial di saat kita sudah pensiun dan menjadi tua? Hmmm…… nggak.
IMO, kita sendiri yang bertangung jawab terhadap kenyamanan masa tua kita. Masalah nanti anak-anak akan tetap memberikan bantuan secara finansial, itu hak mereka. Namun tidak menjadi sebuah keharusan. Kenapa saya berpikir begitu?
Dari banyaaaaaak cerita yang saya dengar dari teman-teman pelaku sandwich generation, ini sebuah kondisi yang tidak mudah dijalani di masa sekarang (nah, kebayang nggak di masa anak-anak kita nanti!) Ada dua masalah besar yang kerap mereka alami, masalah finansial karena sudah pasti pengeluaran menjadi lebih besar, juga masalah psikologis karena adanya tekanan yang muncul sehari-hari.
Menyeimbangkan antara posisi caregiving (merawat orangtua), parenting (merawat anak) dan bekerja dibutuhkan konsistensi yang kuat lho moms! Saya hanya tidak ingin menjadi ‘beban’ untuk anak-anak saya.
Maka, kalau saya sih mulai merencanakan ‘masa depan’ saya dari sekarang? Bagaimana caranya?
1. Bicarakan dengan anak-anak
Nanti ketika kedua anak saya sudah lebih besar dan mulai paham, saya dan suami akan menceritakan rencana masa pensiun kami. Mengenai aset yang khusus untuk kami saja dan aset yang memang kami siapkan untuk mereka. Dari obrolan ini saya juga berharap kedua anak saya akan mempunyai perencanaan yang matang juga untuk masa depan mereka. Mereka paham bahwa mereka tidak bisa bergantung pada orangtua sepenuhnya.
2. Memiliki asuransi kesehatan
Kenapa ada pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati? Karena sakit itu memang luar biasa mahalnya. Kita nggak pernah tahu apakah kesehatan kita akan selalu prima atau tidak. Jadi daripada saat sakit kita akan merepotkan orang-orang di sekitar dengan keterbatasan biaya, memiliki asuransi kesehatan adalah pilihan saya.
3. Menyiapkan dana pensiun
Pernah berpikir saat kita sudah tidak lagi produktif, kira-kira bagaimana kita bisa membiayai kebutuhan harian? Makanya dana pensiun berada di nomo dua dalam daftar perencanaan keuangan saya.
Untuk mommies yang punya pemikiran yang sama dengan saya, ingin tetap hidup nyaman di masa tua tanpa harus merepotkan anak-anak kita nantinya, ikutan yuk talkshow Mommies Daily bersama DBS Bank dengan tema:
Guide to Living an Awesome & Smart Life with DBS: “Menjalani Peran Sebagai Sandwich Generation, Apa Saja yang Perlu Kita Ketahui?” Bersama narasumber Nadia Pramesrani, M.Psi, Psi (Co-Founder Rumah Dandelion) dan Fivi Alvianto (Founder Hijup Magazine), pada hari Sabtu, 3 Desember 2016, pukul 10.00 – 13.00 di Immigrant Dining, Jakarta.
Selain mencari tahu dari sisi psikologis, kita juga akan belajar bersama-sama membuat financial planning yang benar untuk masa tua nanti.
Untuk mommies yang berminat, bisa langsung klik link pendaftaran di sini
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS