banner-detik
DAD'S CORNER

Para Bapak, Hindari 3 Kesalahan Ini Agar Tidak Menyesal

author

Mommies Daily24 Nov 2016

Para Bapak, Hindari 3 Kesalahan Ini Agar Tidak Menyesal

Oleh : Doni Wahyudi

Saya pernah bilang kalau menjadi bapak adalah sebuah proses belajar yang tak akan pernah berhenti. Dan sebagaimana saat kita belajar di sekolah dulu, kesalahan adalah hal yang sudah seharusnya terjadi. Karena sebenarnya tidak ada seorang bapak yang ahli, yang ada adalah bapak yang berpengalaman.

kesalahan ayah baru mommiesdaily

Tidak ada orangtua di dunia ini yang tidak membuat kesalahan. Seberapapun banyak informasi yang sudah disiapkan mulai dari menanti proses kelahiran sampai masuk sekolah, belum tentu semua itu bisa memecahkan masalah yang kita hadapi.

Beberapa kesalahan mendasar yang bisa dihindari oleh para bapak baru:

Mengkhawatirkan yang Tidak Perlu Dikhawatirkan

Bahkan seorang pria yang paling cool sekalipun akan berubah jadi penuh kekhawatiran sesaat setelah mendengar tangisan si jabang bayi. Kekhawatiran pertama muncul saat bayi yang masih berwana merah itu dipindahkan dari tangan suster ke legannya. 'Apakah cara menggendongnya sudah dengan benar?', 'Apakah dia nyaman dengan cara menggendongnya saya?', 'Bagaimana kalau dia terbangun dari tidurnya?' dan setumpuk pertanyaan lain.

Kekhawatiran-kekhawatiran lain akan terus muncul di hari-hari pertama. Dan berlanjut hingga beberapa bulan setelahnya. Kalau Anda beruntung itu akan terus ada sampai beberapa tahun berselang. Bumi yang sekarang sudah enam tahun saja masih suka membuat saya was-was (misalnya: bagaimana kalau dia tak lulus tes masuk SD? Seperti apa dia akan tumbuh besar?)

Rasa khawatir itu menurut saya sih wajar, terlebih jika terkait kondisi anak. Sebagaimana pengalaman pertama lainnya yang sudah kita alami, selalu ada pikiran-pikiran negatif yang menggentayangi kepala kita. Anggap saja itu sebagai alarm kewaspadaan, karena sebagai bapak tugas kita memang jadi pelindung, kan?

Yang terpenting adalah kita, para bapak, tidak kehilangan ketenangan. Apapun masalahnya bersikap tenang adalah yang pertama harus dilakukan, karena bersikap over reaktif sama sekali tidak membantu. Toh, tidak semua masalah yang dihadapi terkait perkara hidup dan mati? Yang harus kita lakukan adalah menyiapkan nomor telepon orang-orang yang kita percaya dan orang yang bisa memberi opininya secara jujur. Ibu kita, misalnya, atau teman dekat.

Memanjakan dengan Mainan

Saat masih bayi, anak-anak sudah akan sangat senang memainkan mainan yang sama berulang-ulang. Tak perlu menghabiskan jutaan rupiah untuk membeli beberapa seri mainan tertentu. Ini bukan sekadar menyelamatkan tabungan kita, tapi juga membiasakan anak tidak mendapatkan mainan baru dalam periode yang singkat. Percaya saya, ini luar biasa penting untuk mengindarkan dia meminta terus meminta mainan baru setelah usianya lebih dari tiga tahun.

Sesuaikan mainan dengan umur anak. Pada tingkat usia tertentu, anak membutuhkan jenis mainan yang berbeda untuk merangsang sensor-sensor motoriknya. Membeli mainan anak sesuai umur juga menghindarkan mereka dari tersedak atau ancaman bahaya lain yang mungkin muncul.

Daripada menghabiskan uang-uang itu untuk setumpuk mainan, yang lebih tepat membuat anak bosan dibanding datangnya gaji, akan sangat baik jika itu disimpan (tentunya lebih oke lagi kalau diinvestasikan). Baiklah, Anda mungkin sudah menyiapkan investasi untuk sekolah sejak SD hingga kuliah. Uang-uang itu nantinya bisa digunakan untuk hal lain yang lebih produktif, misalnya les piano.

Tidak Menikmati 'Waktu Sulit'

Betapa repot dan menyulitkannya mengurus anak yang sedang dialami sekarang, nikmati saja. Si kecil mengotori jersey AC Milan Anda dengan muntahannya, atau sepatu running yang baru dibeli pekan lalu tahu-tahu bercampur dengan lumpur. Itu kemalangan yang tak terhindarkan buat kita sebagai bapak. Saya ucapkan, selamat menikmati.

Pada setiap tahap perkembangan anak, saya pernah berkata dalam hati kalau saya tidak akan pernah bisa melupakan momen itu. Tapi seiring jam, hari, bulan, dan tahun yang berlalu, semuanya beranjak kabur dan menjadi samar-samar dalam ingatan. Periode menyusui, langkah pertama, kata pertama, hari pertama sekolah, itu jadi momen yang selalu saya rindukan.

Anda akan dibuat terkejut dengan seberapa cepat anak-anak tumbuh besar. Tahu-tahu saja dia sudah tiga tahun, tak lama berselang dia sudah harus pergi ke sekolah setiap pagi, lalu mulai sibuk dengan teman-teman barunya di sekolah dasar. Jangan momen-momen itu lewat begitu saja.

Jangan lupa menyimpan semua momen itu dengan foto dan video. Bumi, anak pertama saya, saat ini sudah 6,5 tahun. Saya punya ratusan megabite foto dan video dia sejak masih di ruang persalinan sampai hari pertama masuk SD. Saya menikmati semua momen membesarkannya. Ratusan foto dan video itu adalah obat rindu saya pada masa kecilnya yang tidak akan pernah kembali.

 

 

 

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan