Ukuran sukses setiap orangtua tentu saja tidak sama. Termasuk bagaimana cara membantu anak agar berhasil di masa-masa sekolah. Kalau saya dan suami, punya cara sederhana membantu anak sukses di sekolah. Apa saja?
Beberapa waktu lalu saya sempat melihat postingan video seorang teman yang memperlihatkan begitu kompetitifnya para orangtua. Ketika anak-anak mengikuti lomba menghias cup cake, orangtuanya terlihat pada sibuk membantu anaknya. Bukannya perlombaan tersebut diadakan untuk melatih dan mengembangkan daya kreatifitas anak?
Lalu, kenapa jadi orangtua yang malah sibuk? Bukankah hal ini justru mencerminkan kalau orangtua nggak percaya dengan hasil anaknya? Anak juga butuh diberikan kepercayaan kalau mereka mampu menyelesaikan tugas secara mandiri. Iya nggak, sih?
Saya cukup paham, sebagai orangtua kita bisa ‘geregetan’ untuk ikut ambil bagian. Naluri ibu-ibu, kita juga menginginkan hasil yang terbaik bagi anak-anak. Tapi menurut saya, yang paling penting dan perlu kita sadari adalah setiap anak memang unik. Jadi, nggak perlu ngoyo menuntut anak untuk menjadi pemenang.
Apalagi kalau ngomongin masalah sukses seorang anak, sebenarnya sangat relatif. Kalau saya, sih, akan merasa anak saya sukses kalau ia bisa bahagia menjalani hidupnya. Dalam artian, kehidupan diarah yang positif, ya. Supaya Bumi bisa merasa enjoy, saya pun punya beberapa cara sederhana untuk membuatnya sukses dan bahagia melewati hari-harinya di sekolah.
Kenal dekat dengan lingkungan sekolah
Selain di rumah, sekolah merupakan tempat di mana anak mendapatkan banyak pelajaran penting dalam hidupnya. Makanya saya menganggap kalau pihak sekolah, baik guru dan teman-teman anak adalah mitra yang bisa membantu anak saya sukses. Dengan mengenali orang-orang yang sering ditemui anak saya di sekolah, tentu saya jadi punya kesempatan untuk tahu perkembangan anak di sekolah. Sesekali menghadiri pertemuan orangtua dan guru serta merencanakan playdate bersama teman-teman sekelas sangat perlu, lho.
Membuat suasana belajar menyenangkan dan memberikan fasilitas
Bisa dibilang saya bukan tipe orangtua yang kompetitif, yang menghalalkan segala cara supaya nilai pelajaran anak saya selalu bagus. Tapi tetap saja sebagai orangtua, saya memahami kalau saya perlu berperan sebagai pembimbing, yang memberikan ruang dan fasilitas anak untuk bisa belajar dengan baik. Buat saya, sih, proses belajar anak itu perlu menyenangkan. Caranya, nggak perlu memaksa anak belajar dan memberikan media atau fasilitas belajar dengan cara yang asik.
Kebetulan, meskipun di sekolah anak saya nggak ada PR, tapi kalau akhir pekan sesekali diberikan home project. Bentuknya juga bermacam-macam, salah satunya membuat crafting semacam pohon keluarga. Saat membuat crafting bersama anak, saya sangat terbantu dengan adanya printer yang punya kemampuan multifungsi. Baik untuk mencetak, copy, memindai atau fax. Asiknya lagi HP Deskjet Ink Advantage 3635 Series ini sudah menggunakan teknologi wireless. Jadi, nge-print bisa dilakukan kapan saja. Praktis karena saya bisa nge-print langsung dari smartphone.
Sebagai ibu bijak, memiliki printer HP Deskjet Ink Advantage 3635 juga lebih menghemat biaya. Soalnya tinta original HP ini dijual di bawah 100 ribu. Ketimbang bolak balik nge-print di luar, tentu akan lebih hemat kalau nge-print di rumah kan? Dari segi keamanan tinta juga tidak perlu diragukan lagi.
Mendengarkan cerita dan pendapatnya
Tidak jarang, kita sebagai orangtua sering lupa kalau anak butuh didengarkan dan punya pendapat sendiri. Seperti yang Kahlil Gibran bilang dalam puisinya, anak-anakmu bukanlah anak-anakmu. Artinya, orangtua memang wajib memberikan kasih sayang kepada anak-anak, tapi bukan berarti bisa memaksakan kehendaknya dan memaksakan pikirannya. Biar bagaimana pun anak anak juga punya pemikiran sendiri. Percaya, deh, orang-orang yang sukses justru mereka yang terbiasa mengekspresikan perasaan dan mengeluarkan pendapat mereka dengan layak.
Ini adalah 3 cara sederhana yang selalu saya lakukan. Bagaimana dengan cara Mommies yang lain? Share ke saya, dong!