3 Pertanyaan yang Juga Boleh Ditanyakan ke Ayah Bekerja

Dad's Corner

fiaindriokusumo・10 Nov 2016

detail-thumb

Jangan hanya ibu bekerja yang dikasih pertanyaan-pertanyaan ini, coba sesekali tanyakan kepada para ayah bekerja dan coba dengar jawaban mereka :D.

Anak sih anak berdua ya (lha iyalah, kan harus ada kerjasama antara ayah dan ibu agar tercipta seorang anak :D), tapi kenyataannya, lebih sering ibu yang terkena sorotan dari lingkungan sekitar. Iya nggak?! Banyak pasti contoh kasus kalau mommies mencoba mengingat-ingat di dalam hati, hahaha. Anak kenapa-kenapa, yang dilirik singit ibunya dulu, ayahnya belakangan :D.

Tapi kali ini saya mau membahas mengenai para ayah yang bekerja yang biasanya aman dari pertanyaan-pertanyaan ajaib yang sering banget didengar oleh para ibu bekerja. Bagaimana kalau kita cari tahu apa jawaban mereka:

ayah bekerja

1. Lembur terus, emang nggak kangen sama anak?

Kalau ngomong kangen, ya kami juga kangen lah pastinya. Tapi kan sebagai kepala keluarga, kami bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kebutuhan istri dan anak kami tercukupi dengan baik. Kalau ngeduluin rasa kangen, yang ada nanti kerja nggak benar, penghasilan hilang, lah terus gimana nasib masa depan anak kami? Memastikan masa depan mereka terjamin bisa mengalahkan rasa kangen :D.

2. Istri ikutan kerja, anak siapa yang jaga? Nggak kahwatir nanti kenapa-kenapa?

Walaupun laki-laki, bukan berarti kami nggak punya rasa khawatir. Tetaplah rasa khawatir itu ada. Tapi saat mempercayakan pengasuhan anak pada pihak ketiga sudah pasti kami memilih yang terbaik. Percayalah, urusan memilih pengasuh tidak kami serahkan sepenuhnya kepada istri kok. Kami ayahnya, jadi kami juga bertanggung jawab. Tenang saja.

3. Lho, istri kerja juga? Nggak kasian sama istri lo, udah ngurus anak masih tetap kerja

Kami percaya keputusan istri untuk tetap bekerja tidak akan berpengaruh terhadap kemampuan dirinya sebagai ibu. Kalau dia memilih untuk bekerja walaupun saya tidak memintanya, berarti istri sudah paham dengan tanggung jawab double yang dia miliki. Lagipula, bukan berarti saya nggak ikutan turun tangan lho dalam mengasuh si kecil. Saya bekerja, istri bekerja, kami sama-sama lelah dalam pekerjaan, dan kami sama-sama mengurus si kecil. Dan kalau dengan istri bekerja itu membuat dia lebih bahagia, why not?

Percayalah, kami yang paling paham dengan keputusan yang kami ambil untuk keluarga kami. Meskipun kami kesannya tidak peduli, namun sejujurnya kami sama pedulinya dengan kalian, para ibu :).