banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Bagaimana Anak-Anak Saya Tetap Hidup Normal dengan Alerginya?

author

Mommies Daily10 Oct 2016

Bagaimana Anak-Anak Saya Tetap Hidup Normal dengan Alerginya?

Ditulis oleh: Saskia Elizabeth

Kedua anak saya memiliki alergi yang benar-benar tidak bisa ditoleransi. Awalnya saya sempat stress, namun akhirnya saya dan duo S bisa menjalani kondisi ini dengan tenang.

Kira-kira 3,5 tahun yang lalu saya hampir gila karena rasanya semua makanan yang rutin saya makan tidak bisa saya konsumsi karena akan melukai kulit anak saya. Sekarang...saya sudah bisa dengan tenang menjalani dan menerima bahwa anak-anak saya akan hidup dengan alerginya. Yup anak-anak saya memiliki alergi yang benar-benar tidak bisa ditoleransi. Kulit mereka akan gatal dan merah-merah. Tentu saja anak kecil mana bisa menahan untuk tidak menggaruk, lalu setelah digaruk berdarah, lalu luka. Memprihatinkan deh melihat kondisi kulit anak-anak.

Anak alergi

Kunci pertama dari memiliki bayi/anak alergi, please jangan menerka-nerka anak Anda alergi apa, langsung cek ke lab. Semudah dengan ambil darah satu kali dan hasil pun keluar apakah anak Anda terdeteksi satu atau lebih dari 20 alergi umum, biasanya kalau reaksi sangat parah di anak pasti terdekteksi dengan mudah di 20 alergi ini. Begitu tes, jelas keluar hasilnya alergi gluten (wheat flour/tepung terigu). Penasaran dengan anak kedua, saya tes juga hasilnya sami mawon. Dengan cek darah semua jadi lebih jelas, fakta memang lebih akurat daripada perkiraan/berasumsi.

Buat yang belum familiar dengan apa saja yang termasuk gluten berikut beberapa daftar di antaranya: bakmi, roti, cupcakes, cookies dan semua makanan lezat berbahan dasar tepung terigu. Nah, bisgil kan tidak bisa makan itu semua. Tidak terbuat dari bahan tersebut tapi menggunakan wajan dan minyak goreng yang sama sehabis menggoreng dengan terigu? Idem cyinnn…..

Saya merasa cukup lega dan beruntung sudah melewati 3,5 tahun yang lalu, yang merupakan masa-masa sengsara saya, sekarang sih saya kalau tidak mengonsumsi tepung terigu juga tidak masalah begitu juga dengan anak-anak.

Untuk anak kedua lumayan mudah karena belum sampai ke tahap makan sudah terdeteksi alergi, jadi dia tidak sempat menikmati enaknya makanan berbahan tepung, hahaha. Jadi sekarang Little S terbiasa banget makan makanan non gluten seperti sayur, buah, bakwan jagung tanpa terigu, atau kukis-kukis sehat yang rasanya asli gak enak banget itu. Bagi mereka, burger, pizza, spageti, ayam-ayam bertepung serta berbagai gorengan (kecuali bakwan jagung dan tempe goreng tepung) itu nggak enak. Saat makan di luar dia akan memilih makan nasi goreng atau sup/tumis sayur.

But for the big S, mmmm susah banget peralihannya. Kebayang kan kalau dulu setiap hari dia bisa mengonsumsi roti, begitu tahu ia memiliki alergi yang sama langsung saya cut, dia hanya boleh makan roti 1x dalam 1-2 minggu saja. Sadis? Sangat.

Perkataan dokter anak-anak saya sangat melekat di ingatan karena benar-benar masuk logika dan saya memilih untuk menjalani prinsip ini. “ni pilihan ibu, mau jadi ibu yang bagaimana. Pertama memaksakan tetap mengonsumsi gluten supaya suatu saat nanti berharap kebal atau kedua, stop sama sekali atau mengurangi. Jelas saya pilih no 2. Dan, apabila Anda sebagai salah satu yang akan mengikuti prinsip no 2, berikut tips yang mudah-mudahan berguna.

1. Biasakan membuat sendiri makanan mereka dan rajin browsing resep/info makanan non gluten. Saya jadi biasa mengolah sendiri makanan anak-anak, kalau pun mau beli yang memang sudah terpercaya brand-nya atau tertera di kemasan tidak mengandung gluten sama sekali. Susah? Tidak sama sekali. Banyak loh snacks yang gluten free. Talas goreng yang dipotong kecil dan tipis sehingga rasannya kriuk-kriuk ini sungguh membuat anak saya ketagihan, pisang bakar, singkong dan kentang goreng, kacang-kacangan digoreng atau baked.

anak alergi

2. Jangan lupa, mengganti alat masak atau alat makan sehabis digunakan untuk masakan bertepung terigu.

3. Sesekali seperti acara ulang tahun atau playdate biarlah menjadi hari istimewa buat anak-anak, karena mereka dapat mengonsumsi gluten sepuasnya: donat, pizza, bakmie, you name it. Jadi buat anak-anak saya makan-makanan yang sebetulnya kurang sehat itu MEWAH banget.

4. Jelaskan sejak dini mengenai kondisi mereka. Beri peraga dan beri contoh, saya percaya anak-anak pasti paham dan akan mencintai tubuh mereka. Mungkin tidak akan mudah, buat saya pun, ada loh drama di mana anak saya curi-curi makan gluten tanpa pengetahuan saya. Rasanya mau maraaah, dan kecewa mereka kok tidak mau dengar. Pendekatan buat kakak dan adik juga beda, tapi hasil akhirnya sama bahwa mereka paham akan kondisi mereka.

5. Memberi contoh. Apa yang mereka makan, ya saya makan juga. Saya banyak berterima kasih dengan anak-anak, dengan adanya kondisi alergi saya jadi lebih paham mengenai ingredients makanan dan reaksinya serta benefitnya. Saya sendiri sangat menikmati seluruh makanan-makanan non gluten.

6. Memperbanyak info mengenai makanan di tempat yang Anda tuju. Kemanapun saya pergi membawa anak-anak walau saya sudah bawa bekal dari rumah, saya tetap akan cari tahu di tempat tersebut apakah menyediakan makanan non gluten atau tidak.

Kembali saya mengingatkan lagi, kunci dari semuanya adalah tes alergi. Secepat mungkin Anda mengetahui alergi si kecil, sedini mungkin juga menghindar/mencegah alergi semakin parah dan mengenalkan makanan yang non alerginya pada mereka.

Apabila terlambat maka Anda akan mempunyai PR yang lebih berat, menghilangkan apa yang sudah menjadi kebiasaan. Akan lebih mudah apabila membangun suatu kebiasaan baru daripada menghilangkan.

Apabila ada yang senasib dengan saya dan ibu-ibu lainnya yang memiliki anak dengan alergi ditunggu sharing pengalamannya ya! Setiap sharing pasti ada manfaatnya!

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan