banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Working Mom Complex: Am I a Good Mom?

author

fiaindriokusumo05 Oct 2016

Working Mom Complex: Am I a Good Mom?

Am I a good mom? Seberapa sering pertanyaan ini muncul di kepala saya atau kepala Anda, para working mom?

Working Mom Complex

Dulu ketika saya masih kecil dan melihat para orang tua di sekitar saya, saya suka berharap agar saya cepat besar, menjadi dewasa dan menjadi orang tua. Rasa-rasanya saat itu menjadi dewasa dan menjadi orang tua tampak menyenangkan. Bisa mengatur hidup anak-anak, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan diri orang lain, tampil cantik saat bekerja dan punya banyak uang, hahaha.

Dan, di sini saya sekarang. Menjadi orang tua yang bekerja dari dua anak laki-laki usia 10 dan 7 tahun. Apakah semua gambaran saya mengenai sosok orang tua di saat saya kecil terasa tepat? Yes! Menyenangkan, tampil cantik saat bekerja dan punya uang. Tapi, satu yang terlewat dari pikiran saya dulu: RASA KHAWATIR!

Ternyata, menjadi orang tua itu sepaket dengan rasa khawatir. Banyak hal yang saya khawatirkan, tentang diri saya, tentang anak-anak saya, tentang apa yang dipikirkan orang mengenai keluarga saya. Semua ini pada akhirnya membuat saya sering bertanya: Apakah saya sudah menjadi ibu yang baik?

Saya yang sibuk bekerja terkadang dari pagi hingga malam. Saya yang kadang pulang sampai rumah di saat anak-anak sudah tidur. Saya yang pernah lupa harus menjemput si kakak dari les. Saya yang harus bernegosiasi alot dengan anak ketika harus mengadakan business trip. Saya yang sesekali harus tetap pergi rapat di saat anak sedang kurang sehat. Kondisi-kondisi yang kerap membuat saya meragukan kemampuan saya sebagai ibu.

Am I a good mom? Ini yang saya lakukan untuk mencari tahu jawabannya!

1. Saya melakukan evaluasi terhadap status saya sebagai seorang ibu

Sama seperti saya melakukan evaluasi terhadap pekerjaan dan tanggung jawab kantoran saya, saya pun melakukan hal yang sama terhadap ‘pekerjaan dan tanggung jawab’ saya sebagai seorang ibu.

- Apakah anak-anak tumbuh menjadi anak yang bahagia? YES.

- Apakah mereka memiliki tumbuh kembang yang sehat dan sesuai usia? YES

- Apakah mereka merasa bangga memiliki ibu seperti saya? YES.

- Apakah mereka selalu senang menyambut saya sepulang kerja? YES.

- Apakah komunikasi kami rutin meskipun saya tidak berada di rumah? YES.

- Apakah mereka kekurangan makan atau pakaian? NO.

- Apakah mereka merasa ditelantarkan oleh saya? NO

Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan RASIONAL lain yang saya buat dan saya ajukan. Melihat dari jawaban-jawaban yang ada, saya tahu bahwa saya adalah ibu yang baik dan bertanggung jawab.

2. Saya bertanya kepada anak-anak apa yang mereka sukai dari saya

Forget about what everyone else thing and see what my own children think about the job I am doing as a mother!

“Kak (atau dek) apa sih yang kalian suka dari mama?” Dan tahukah mommies, apa jawaban mereka?

“Mama suka meluk aku kalau mau tidur, terus suka cium-cium pipi aku. Aku senang digituin, aku ngerasa mama sayang banget sama aku.”

“Kalau belajar mama emang galak sih, tapi mama bikin aku pintar. Teman-teman di kelas jadi suka nanya pelajaran sama aku.”

“Mama suka jagain aku sampai aku tidur. Aku jadi nggak takut gelap deh.”

“Mama itu seru! Kalau ngajakin pergi, suka mendadak ngajak kemana, padahal bilangnya mau kemana.”

Apa lagi yang perlu saya khawatirkan? :).

3. Belajar untuk menurunkan standar saya sebagai seorang ibu

I expect myself to be amazing mom every hour of every day. And I kick myself when I am not! Lupakan keinginan menjadi ibu yang sempurna. Saat saya bekerja namun tetap ingin membuat bekal sendiri (yang organik) untuk si kecil, selalu bisa menemani anak-anak belajar setiap saat, selalu bisa hadir dalam acara-acara sekolah, itulah saat saya merasa bahwa saya berusaha terlalu keras. Kenapa saya harus menjadi sempurna menurut standar dan ego saya?

Kalau ternyata standar sempurna di mata kedua anak saya cukup dengan si mama bisa pulang on time jam 7 dan ngobrol sama mereka sebelum tidur?!

Kalau ternyata standar sempurna di mata kedua anak saya adalah, dalam seminggu mereka makan makanan sehat 5 hari dan 2 hari sisanya mereka boleh jajan?

Saat saya sedang terjebak dalam permainan I am a perfect mother, saya suka bertanya dalam hati, siapa yang ingin saya buat terkesan dengan skor sempurna saya? Orang lain atau anak-anak saya?

We don’t need to be perfect all the time mom. And we need to trust and believe our children when we ask them and they say we are a good mom.

Happy working mommies….

Baca juga:

Pengakuan Ibu Bekerja: Apa yang Orang Lain Lihat vs Apa yang Sebenarnya Saya Rasakan

Ibu Bekerja Berhenti Memikirkan 5 Hal Ini!

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan