Sorry, we couldn't find any article matching ''
Tips Keuangan untuk Single Mom
Ditulis oleh Prita Hapsari Ghozie, SE, Mcom, GCertFP,CFP®, QWP – Chief Financial Planner ZAP Finance.
Menjadi single mom merupakan tantangan tersendiri yang mungkin dihadapi sebagian perempuan di Indonesia. Termasuk tantangan dalam mengelola keuangan. Berikut beberapa tips dari saya.
Seseorang bisa menjadi lajang kembali karena perceraian hidup, perceraian mati, mau pun karena pilihan hidup sebagai perempuan independen yang dipikirkan secara matang. Apa pun sebabnya, urusan keuangan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para single mom. Apa saja yang sebaiknya diperhatikan?
Segera lakukan evaluasi pengaturan keuangan untuk menghitung berapa jumlah penerimaan kas yang bisa dihasilkan saat sendiri dan berapa pengeluaran yang akan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk Anda dan anak. Mungkin saja, mommies perlu melakukan beberapa penyesuaian sebab pemenuhan kebutuhan hidup selama ini ternyata ditanggung oleh pasangan.
Dalan menyusun anggaran keuangan baru, mommies disarankan untuk membuat setidaknya 2 skenario yaitu skenario anggaran keuangan jika penghasilan pribadi ditambah tunjangan mantan suami dan skenario anggaran keuangan jika penghasilan hanya berasal dari diri sendiri. Kemungkinan berkurang atau hilangnya tunjangan mantan pasangan akan selalu ada di masa depan. Oleh karena itu, persiapan sedari dini menjadi sangat penting.
Anda mungkin harus mempersiapkan dana pendidikan anak secara mandiri. Oleh sebab itu, investasi dan proteksi keuangan untuk urusan pendidikan menjadi sangat penting. Apabila usia anak masih dibawah 17 tahun, maka perhitungan keperluan pendidikan hingga lulus universitas sebaiknya dilakukan. Kemudian, paksakan untuk berinvestasi agar kebutuhan dana terpenuhi.
Segera buat surat wasiat untuk memproteksi masa depan anak. Tidak ada seorang pun yang bisa menebak kapan kematian datang menghampiri. Oleh karena itu, siapkan surat wasiat yang minimal berisi informasi wali jika Anda meninggal dan daftar harta yang ditinggalkan untuk ahli waris. Jika anak masih berusia dibawah 15 tahun, pastikan Anda meninggalkan dokumen penting ini kepada orang terpercaya.
Sebagai pencari nafkah utama, Anda perlu memproteksi diri dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Pengeluaran karena sakit akan dapat mengguncang kondisi keuangan rumah tangga secara signifikan.
Hal terakhir yang perlu Anda siapkan adalah dana darurat dengan jumlah minimal 6 kali pengeluaran rutin bulanan. Dana darurat yang siapkan sebaiknya dialokasikan di asset yang bersifat likuid seperti tabungan, sehingga dana bisa ditarik dengan mudah sewaktu- waktu ketika dibutuhkan.
Live a beautiful life!
Prita Hapsari Ghozie adalah seorang perencana keuangan independen, penulis buku laris “Cantik, Gaya, & Tetap Kaya” serta “Make It Happen,” pembicara, dosen dan ibu dari 2 orang anak. Sebagai Founder dan Chief Financial Planner di ZAP Finance – sebuah konsultan perencanaan keuangan independen di Indonesia. Berpengalaman lebih dari 8 tahun sebagai perencana keuangan dan didukung latar belakang edukasi di bidang keuangan, Prita memiliki kompetensi untuk memberikan saran dan rekomendasi dalam hal keuangan.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS