Peran Ayah Membantu Anak Dalam Bersikap

Dad's Corner

Mommies Daily・23 Sep 2016

detail-thumb

Ditulis oleh: Rosalia Titi Wening

Suka melihat seorang anak yang sulit bersosialisasi atau takut bertemu orang baru? Apa penyebabnya dan apa yang harus dilakukan kita sebagai orangtua?

Kumpul bersama sahabat di waktu senggang bisa dibilang obat penghilang stress kita, apalagi buat saya yang sudah dua tahun belakangan ini berhenti bekerja dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Pertemuan dengan sahabat kali ini sempat diwarnai drama antara sahabat saya dengan anak laki-lakinya yang berusia 3,5 tahun. Masalahnya, si anak terlihat histeris ketika bertemu dengan orang asing. Kami yang melihat adegan itu tentu saja kebingungan. Saat saya coba tanya, apa memang ia selalu begitu? Eh benar saja, teman saya lantas menjelaskan kalo anaknya bertemu dengan orang baru pasti akan bertingkah seperti ini.

Ucapan yang pertama kali ia lontarkan adalah ‘pulang’, sambil nangis jejeritan. Tentu saja adegan yang berlangsung setengah jam itu bikin suasana makin riweh. Teman saya, pun, lantas ijin undur diri dengan alasan anaknya susah untuk dibujuk. Obrolan dengan yang lain tentu saja jalan terus, tapi topik utama justru dari peristiwa yang baru saja kami lihat.

Hingga akhirnya kesimpulan kami adalah, salah satu si anak kerap bersikap seperti itu karena kurangnya peran ayah. Fyi, suami teman saya ini kerap meninggalkan keluarga untuk dinas ke luar daerah, dan kembali ke rumah setelah 2 bulan berikutnya begitu terus hingga saat ini. Dan itu awal yang menjadi penyebab si anak begitu manja terhadap ibunya.

peran ayah membantu anak dalam bersikap

Keterlibatan Ayah begitu penting

Jika melihat pekerjaan suami sahabat saya, ya pantas si anak dengan mudahnya memanipulasi sang ibu untuk mengikuti apa pun yang ia mau. Karena setiap hari melakukan aktivitas apapun bersama dengan ibunya, semua ada ibu. Saat ada orang lain yang ingin bersama-sama dengan mereka itu membuat anak merasa tidak aman dan ingin segera pergi. Seperti waktu itu kejadian saat kami bertemu. Karena itu, di sinilah sebenarnya peran ayah sangat dibutuhkan, saat istri sudah sangat kelelahan dengan rutinitas rumah tangga yang tidak ada habisnya, biasanya saat diajak bermain dengan anak itu hanya sekadarnya saja tidak benar-benar terlibat, bukan karena tidak mau bermain tapi memang karena sudah begitu kelelahan.

Mulailah peran ayah di sini sangat membantu. Dan itu akan membuat si anak mendapatkan bonding dengan sang ayah lebih dalam. Itu juga yang membuat rasa percaya diri si anak pelan-pelan membaik. Karena memang tidak bisa dipungkiri peran ayah itu begitu mempengaruhi kehidupan sosial si anak, baik dalam hal bersosialisasi dengan lingkungan baru di sekolah, kemandirian, mengatasi masalah dengan teman seusianya dan lainnya.

Baca juga: 7 Kegiatan Memperkuat Bonding Ayah dengan Bayi

Sikap tegas

Saat keadaan memaksa suami harus bertugas ke luar kota, peran istri tidak sebagai pola asuh saja tapi juga membantu peran ayah dapat berhasil di mata si anak. Ajaklah anak bermain yang sekiranya tidak menguras tenaga, misalnya dengan meminta anak mewarnai atau membuat prakarya. Jika si anak tidak terbiasa duduk manis saat bermain, mulailah bersikap tegas dengan memberinya penjelasan, sehingga kemauan si anak tidak selalu kita turuti, hal ini membantunya saat berada di luar rumah. Sikap ibu yang tidak tegas dan menuruti apa pun kemauannya akan menjadi senjata ampuh saat si anak mulai merengek dan meminta sesuatu.

Sering mengobrol dari hati ke hati

Kedekatan dengan anak dapat kita latih dengan seringnya kita mengajak ngobrol dari hati ke hati. Misalnya sikapnya yang suka mengajak pulang saat harus bertemu dengan teman-teman ibunya, kita dengan santai bisa memberinya penjelasan, apa yang dilakukannya itu tidak baik dan tidak boleh diteruskan. Memberi pengertian di sini jangan lupa disertakan contoh ya mom, biar anak juga dapat menganalisanya sendiri.

Lakukan kesepakatan

Nah, ini adalah hal yang biasa saya lakukan saat mengajak si kecil keluar rumah dan tahu kebiasaannya. Lakukan kesepakatan dengan dirinya, jika sampai hal itu terjadi sebaiknya bagaimana dan mengatasinya. Berikan pilihan-pilihan yang sekiranya mampu ia lakukan. Paling tidak, tidak akan membuat kita orangtuanya kebingungan saat menghadapi sikapnya.

Kalo sudah begini, pasti dong ya kita nggak akan kehilangan momen ngobrol-ngobrol santai bareng sahabat!