Ketika saya punya kesempatan mengunjungi peternakan dan pabrik susu Greenfields di Malang, Emilia E. Achmadi MS., RD memaparkan fakta menarik soal kandungan susu! Ternyata manfaatnya nggak hanya untuk tulang!
Sampai usia 6 tahun, anak saya, Bumi masih doyan banget minum susu. Bahkan buatnya, nggak ada hari tanpa susu. Kalau kata Mama saya, sih, kebiasaan Bumi ini menular dari saya. "Bumi, tuh, persis banget kaya kamu. Doyan susu. Bumi, tahu nggak dulu saat masih kecil Ibu kamu selalu minta minum susu minimal dua gelas sehari. Kalau nggak, pasti nagih". Suatu ketika, Mama saya perah melontarkan kalimat ini saat melihat Bumi lagi menikmati segelas susu.
Jangankan anak saya, saya yang sudah dewasa seperti ini juga masih senang minum susu. Buat saya, setidaknya minum susu perlu untuk mengawali hari, memulai segudang aktivitas. Memang, sih, selepas anak mendapatkan ASI secara eksklusif selama dua tahun, kebutuhan nutrisinya bisa didapatkan dari sumber makanan sehari-hari, mulai dari daging merah, sayur mayur dan jenis makanan lain yang punya nilai nutrisi tinggi.
Tapi tahu nggak, sih, kalau sebenarnya banyak alasan mengapa mengonsumsi susu perlu dilanjutkan bahkan buat kita yang usianya sudah dewasa? Setelah punya kesempatan mengunjungi peternakan susu Ultra di Bandung, beberapa waktu lalu, saya mendapat kesempatan mengunjungi peternakan dan pabrik susu Greenfields di Malang. Tapi sebelum sesi jalan-jalan ke peternakan dan pabrik yang luasnya hingga 52 hektar ini, saya dan beberapa teman media mengikuti diskusi dengan Emilia E. Achmadi MS., RD, Ahli gizi dan diet. Waktu itu, Emilia E. Achmadi MS., RD, memaparkan bahwa susu tidak hanya bermanfaat untuk menjaga dan memperkuat tulang saja, tapi lebih dari itu!
Seperti yang sudah saya sempat tulis di atas, bahwa saya bisa sarapan hanya dengan minum segelas susu saja, ternyata susu memang bisa memberikan energi pada tubuh karena susu mampu menggantikan natrium, kalium dan mineral penting lainnya. Bahkan, setelah aktif seharian termasuk olahraga, susu efektif bisa mengembalikan energi yang hilang dan membuat tubuh jadi fresh lagi karena susu mengandung gula, lemak dan protein.
Nah, siapa di antara Mommies kalau sedang PMS merasakan gejala yang nggak enak? Perut keram atau melilit? Mbak Emilia E. Achmadi menjelaskan kalau dengan minum susu ampuh meredam gejala PMS. Hal ini dikarenakan kandungan kalsium pada susu mampu mengurangi kram pada otot, termasuk otot rahim, rasa nyeri yang kerap datang pun bisa dimilinalisir.
Selain masalah nyeri pada PMS, ada penelitian yang menyebutkan kalau perempuan yang multitasking rentan terkena stress. Dan percaya nggak kalau ternyata minum susu bisa mengurangi Stres? Mbak Emilia E. Achmadi memaparkan kalau kandungan protein lactium pada susu sagat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan membuat tubuh menjadi tenang. Kandungan kalsium, B2 dan B12 dalam susu mampu membantu meringankan tekanan pada otot yang dipicu oleh perasaan tegang atau stres.
Ada satu fakta menarik lainnya soal susu yang perlu Mommies ketahui. Jika selama ini Mommies mengira minun susu bikin gendut, hal ini salah besar. Susu justru bisa menurunkan berat badan. Mbak Emilia E. Achmadi bilang kalau kandungan kalsium dalam susu mampu menekan hormon kortisol, yakni hormon yang bekerja meningkatkan kadar gula darah, meningkatkan metabolisme lemak, protein dan karbohidrat, serta penyebab utama meningkatnya nafsu makan. Kalau hormon kortisol dapat ditekan, maka nafsu makan otomatis berkurang. “Kalsium dalam susu juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk membakar lemak,” tambah Emilia E. Achmadi.
Tapiiiii... kalau memang ingin mendapatkan manfaat susu secara maksimal, termasuk manfaat yang sudah saya paparkan di atas tentu saja akan dipengaruhi juga dengan kualitas susu yang dikonsumsi. Tentunya bisa dimulai dengan membaca kemasan lebih dulu. Sebenarnya, kebiasaan ini nggak hanya berlaku saat sedang memilih susu saja, loh, ya. Perlu diterapkan setiap kali memilih makanan dan minuman. Paling nggak, dengan membaca kemasan kita jadi punya bayangan kandungan apa saja sih yang terdapat dalam susu atau minuman yang akan dikonsumsi. Termasuk masa kadaluarsa. Nah, untuk susu Greenfields sendiri, proses pengolahannya nggak sembarangan. Baik dipeternakan hingga proses di pabriknya. Lah wong, kualitas sapinya tentu harus lolos QC dulu, dengan pangan yang sangat diperhatikan.
*ribuan sapi yang mau diperah. Lucu, ya? :)
Tahu nggak, sih, kalau sapi-sapi yang di peternakan Greenfields nggak hanya mengonsumsi rumput yang ditanam masyarakat sekitar peternakan? Ada beberapa jenis makanan sapi yang masih diimport, lho! Mengetahu fakta ini saya pun lantas membatin, nggak heran jika susu Greenfields lebih mahal ketimbang susu lainnya. Tapi, saya pun juga tambah yakin, kalau nutrisi yang terdapat di dalamnya memang fresh. Cocok dengan tagline-nya, honest milk.
Jangankan soal makanan si sapi, kandang-kandang sapi di peternakan saja sangat diiperhatikan, di mana kondisi suhu di kandang sapi harus tetap terjaga tetap dingin. Dengan begitu, sapi-sapi pun tetap merasa nyaman. Intinya, sih, sistem yang diterapkan di peternakan dan pabrik Greenfields sangat terintegrasi sehingga kualitas susu yang kita konsumsi lebih terjamin. Karena peternakan dan pabrik masih satu area, maka prosesnya lebih cepat. Susu segar langsung dikirim ke pabrik untuk proses selanjutnya, diolah dan dikemas.