Sudah tahu,dong, ya, kalau anak perlu diajak bergerak aktif dan bermain di luar ruangan? Ternyata, aktivitas ini perlu dilakukan setidaknya 60 menit sehari, lho! Temukan alasannya di artikel ini, ya.
"Wah... badannya Bumi berisi banget, ya. Seneng banget, deh, lihatnya. Bumi doyan makan, ya?"
Komentar seperti di atas sering banget mampir ke kuping saja. Sebagai orangtua, saya jelas bersyukur selama ini anak saya, Bumi, memang nggak terlalu banyak punya masalah soal makan. Masalahnya cuma dua, kalau makan sayuran anak saya cukup pemilih karena nggak semua jenis sayur dia suka. Satu lagi, hawa nafsu makannya sering nggak terbendung. Malah ada masanya kalau kekenyangan akhirnya berujung dengan muntah. Duuh...
Kalau katanya suami, sifat Bumi yang satu ini melular dari saya, “Bumi doyan makan itu, kan persis seperti kamu, kalau lagi mau makan sesuatu kamu juga suka nggak bisa nahan.” Hahahhaaa, jleb banget, ya? Tapi perlu diakui, sih, ada kalanya saya memang seperti ini.
Seperti yang dikatakan psikolog anak dan keluarga Naomi Soetikno M.Psi saat saya temui di acara Diskusi Forum Ngobras, ‘Cegah Obesitas Anak dengan Main di Luar’, anak adalah peniru ulung. Sebelum meniru lingkungan luar rumah, anak memang akan jadi fotocopy orangtua, sehingga akan meniru orangtua terlebih dahulu. Termasuk soal pola makan, apa yang dimakan orangtua juga akan dimakan oleh anak.
Oleh karena itulah, Mbak Naomi menyarankan agar orangtua bisa memulai pola makan sehat di rumah. Dimulai dari inisiatif orangtua dengan membiasakan makan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat jenis. Satu hal yang penting dan suka dilupakan orangtua, suasana makan yang menyenangkan juga perlu diciptakan. Jangan sampai, deh, momen makan jadi aktivitas yang bikin stress karena merasa dipaksa untuk makan.
Dari pada ‘narik urat’, selama ini, sih, kalau memang Bumi lagi nggak mau makan, saya akan membiarkannya lebih dulu. Toh, nanti anaknya akan lapar dan minta makan dengan sendirinya. Malah sebaiknya suasana makan bersama anak jadi ajang komunikasi yang menyenangkan.
Setelah pola makan dibentuk, jangan lupa kenalkan anak dengan aktivitas fisik yang cukup. Sudah tahu, dong, ya, kalau bermain di luar ruangan manfaatnya banyak banget? Hal ini pun dipertegas Dr Indarti Soekotjo yang menjelaskan, obesitas terjadi karena kalori yang masuk dan keluar tidak seimbang. Kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak daripada kalori yang dikeluarkan.
Menurut dr. Titi, anak-anak diharapkan dapat bergerak aktif minimal 60 menit sehari. Gerakan yang dimaksud juga sangat beragam, kok, mulai dari aktivitas sedang hingga dan berat. Kata dr. Titi, "Gerakannya bisa apa saja, yang penting selama sehari jumlah total bergerak yaitu 60 menit. Jadi bisa dicicil misal 20 menit pagi hari dan seterusnya”.
Paling bagus, aktivitas fisik ini dilakukan di luar ruangan sehingga kebutuhan kalsium dan vitamin D yang didapatkan dari sinar matahari bisa terpenuhi. Dengan bergerak aktif di luar ruangan, anak pun bisa terhindar dari risiko osteoporosis. Fungsi kognitif anak pun jadi aktif dan bisa memasok aliran oksigen ke otak sehingga anak-anak lebih gampang fokus dalam belajar.
Masih saja takut anak bau keringat dan terpapar bakteri karena aktivitas fisik di luar rumah? Ah, kalau saya, sih, lebih ngeri anak alami obesitas. Apalagi saat mendengar data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa kurang aktivitas fisik menjadi penyebab kematian terbesar ke-4 setelah hipertensi, diabetes dan merokok.
Berkaitan dengan mengajak anak aktif bermain di luar ruangan, NUVO, produk anti bakteri produksi Wings menginisasi gerakan “Yuk, Main di Luar!”. Gerakan ini dimulai dengan dengan memberikan edukasi ini akan terus dilakukan di sekolah-sekolah, perumahan dan tempat umum lainnya. Jadi, masih saja mau ‘mager’ di rumah? Lebih baik, main di luar saja, yuk!
Baca juga:
Bermain di Luar Ruang Cegah Obesitas pada Anak