Sudah hampir 3 tahun belakangan saya merindukan kehadiran anak ke-2. Karena cukup paham kalau hamil itu nggak mudah dan perlu persiapan yang matang, saya pun memutuskan melakukan beberapa langkah lebih dulu. Apa saja?
Jauh sebelum menikah, saya sudah sering mendengar cerita, membaca berbagai berita ataupun blog yang menggambarkan kalau proses menuju kehamilan tidaklah mudah. Tapi siapa sangka setelah 6 bulan menikah, dalam rahim saya ternyata sudah tumbuh benih buah kasih sayang saya dan suami.
Dan ternyata hamil itu sangat menyenangkan, ya! Bahkan buat saya pribadi rasanya seperti candu. Mungkin karena hampir 40 minggu, saya diberikan banyak kemudahan untuk melewatinya. Dari awal menikah, saya dan suami memang sudah berencana punya dua anak, hal inilah yang membuat saya kangen untuk hamil lagi.
Rindu itu pun kian membuncah manakala, Bumi, anak pertama saya pun merindukan kehadiran seorang adik. Entah sudah berapa puluh kalimat yang ia lontarkan, menunjukan kalau ia ingin ibunya hamil. Mungkin kalau mendengar pertanyaan soal kapan hamil dari orang lain, bisa bikin saya ‘gerah’. Tapi, mendengar anak sendiri yang bertanya, kok, bikin hati saya nelangsa, ya?
Walaupun memberikan seorang anak hak absolut dari yang maha kuasa, paling tidak saya semakin matang melakukan beberapa langkah dalam merencanakan program hamil lagi.
Langkah pertama tentunya melakukan cek pra kehamilan. Buat saya ini sangat penting. Setelah melahirkan Bumi tiga tahun lalu, siapa yang bisa menjamin kondisi saya dan suami sama-sehat? Termasuk soal infertilitas. Setidaknya dengan melakukan tes kehamilan sebelum hamil, saya bisa kembali mendiskusikan sejarah medis untuk memastikan kondisi apakah saya siap untuk kehamilan baru.
Langkah kedua adalah memerhatikan nutrisi. Untuk program hamil ternyata mengasup makanan sehat saja tidaklah cukup, untuk itu saya pun menambah berbagai nutrisi lain, seperti asam folat dan zat besi. Selain itu, sekarang ini saya sedang rutin minum Kaplet Wulandari yang dikeluarkan Sariayu Martha Tilaar. Produk ini ternyata menyimpan sejarah yang menarik yang berkaitan erat dengan kehidupan ibu Martha Tilaar.
Siapa sangka, beberapa waktu lalu saya punya kesempatan bertemu dan berbicang dengan beliau. Bertempat di kantornya, PT Martina Berto TBK saya mendengar keajaiban yang dirasakan Ibu Martha Tilaaar. Setelah menikah 16 tahun dan di usianya yang ke-42 tahun, ibu Martha Tilaar akhirnya hamil. Padahal sebelumnya beliau sempat divonis tidak bisa memiliki keturunan.
“Waktu saya sudah menikah 13 tahun masih belum punya anak, saya pergi ke Amerika Serikat, Switzerland, ke Belanda, dan semua dokter bilang saya tidak bisa punya anak. Di Indonesia, salah satu professor dokter juga menyatakan saya tidak bisa punya anak. Hal ini dikarenakan selama tinggal di Amerika saya takut hamil, dan minum birth control pills yang membuat rahim saya kering kerontang,” ungkapnya.
Hebatnya, vonis dari para ahli di 4 negara justru menjadi cambuk dan mendorong Ibu Martha Tilaar mempelajari jamu-jamuan. Setelah 3 tahun, apa yang Ibu Martha lakukan ini pun berbuah manis. “Memang 3 tahun it’s long period, but it's a process. Rahim saya yang semula kering, lama-lama tidak kering lagi. Saat berusia 41 saya stop minum dan pergi ke professor dan bilang, ‘Saya hamil, Prof’. Lalu ditanya, umurmu berapa? Saya jawab, 41 tahun. Professor lalu menyatakan itu tanda saya mengalami pre menepouse. Dalam hati, saya pun bilang, ‘Aku selesai sebagai perempuan karena kalau menapouse tidak bisa punya anak. Tapi saya percaya dengan Tuhan, apa yang tidak mugkin bagi manusia, mungkin bagi Tuhan”.
Mengingat saat itu belum ada teknologi USG, untuk memastikan apakah berhentinya menstruasi merupakan pertanda hamil atau pre menepouse, Ibu Martha pun harus menunggu selama 120 hari untuk memeriksakaan kembali. Dan ternyata Ibu Martha Tilaar dinyatakan hamil.
Jamu dari bahan alami yang diminum Ibu Martha pun kini akhirnya sudah diolah menjadi Kaplet Wulandari. Kandungan kecambah, kacang hijau, dan kecambah kedelai hitam yang kaya akan vitamin B1 dan E, membuktikan kalau berkhasiat untuk menambah kesuburan wanita.
Ibu Martha menyarankan agar kaplet ini dikonsumsi secara rutin, 2 kali sehari, 2 kaplet berturut-turut sebelum datang bulan dan dilanjutkan 7 hari berturut-turut setelah selesai datang bulan. Mendengar sejarah ini membuat saya terharu dan tentu saja penasaran ingin mencobanya. Siapa tahu mengalami nasib serupa sehingga saya bisa hamil lagi.
Buat Mommies yang sedang program hamil dan ingin mencoba kaplet Wulandari, kami sedang mengadakan giveway, lho. Jika tertarik, Mommies bisa memberikan data di link ini
Last but not least, menyiapkan mental yang sehat. Punya anak itu merupakan komitmen seumur hidup. Hal ini tentu aja diperlukan mental yang kuat. Sebelum memutuskan untuk program hamil anak ke-2, saya pun perlu meyakinkan diri apakah saya siap mengemban tanggung jawab ini? Lah wong, punya anak satu saja saya perlu rencana yang matang sehingga bisa menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab terhadap keluarga. Dengan hamil lagi saya pun perlu persiapan mental yang matang. Belum lagi kalau ingat kondisi kejiwaan seorang ibu sangat memengaruhi kandungan. Saat hamil otomatis saya akan mengalami perubahan-perubahan fisik ataupun psikologis.
Harapannya, sih, dengan beberapa langkah yang saya lakukan ini, program hamil anak ke-2 ini bisa berhasil. Tolong di-aamiin-kan, ya, Mommies.