Ditulis oleh: Nina Samidi
Kangen main gasing, congklak, engrang, ketapel, atau ingin memperkenalkan si kecil dengan ragam mainan tradisional ini, yuk, ke Bandung!
Ada apa memangnya di Bandung? Buat yang sudah tahu pasti menebak ke mana kita akan pergi. Yap, ke Komunitas Hong. Terletak di dataran tinggi Dago yang berudara sejuk, di sinilah komunitas ini berada. Komunitas yang didirikan pecinta sekaligus peneliti permainan tradisional yang dikenal dengan nama Kak Zaini ini, punya koleksi ribuan mainan tradisional yang bukan saja berasal dari tanah Sunda, melainkan seluruh Indonesia bahkan dunia. Kata “hong” sendiri berasal dari ungkapan yang diucapkan dalam permainan petak umpet dalam tradisi Sunda.
Untuk yang sudah pernah ke sana, pasti setuju dengan saya kalau komunitas ini keren. Di dalamnya, Anda dan anak-anak bisa melihat langsung mainan-mainan tradisional tersebut. Dijamin, banyak sekali mainan yang baru kali ini Anda lihat. Tidak hanya melihat, anak-anak juga bisa ikut bermain bersama di sana di wahana mainan yang tersedia.
Di komunitas yang merupakan Pusat Kajian Mainan Rakyat ini, selain bermain, anak-anak juga bisa ikut dalam workshop membuat mainan anak. Workshop-nya adalah membuat mainan dengan bahan-bahan dari alam, seperti kita zaman kecil dulu (eh, masih ada yang sempat merasakan tidak, ya? Hehe…), seperti bedil jepret, rorodaan, babalonan, sarung, dan lain-lain.
Kalau beruntung, Anda dan keluarga juga bisa melihat pertunjukan oleh anak-anak desa sekitar yang terlibat dalam Komunitas Hong. Saat ke sana, anak-anak akan mendapat kenang-kenangan mainan, seperti kitiran atau wayang-wayangan dari bahan alam, yang bisa dibawa pulang.
Nah, buat yang berencana ke sana, berikut hal-hal yang perlu Anda tahu:
• Dibuka untuk semua umur.
• Biaya masuk Rp50.000 per orang (sudah termasuk biaya workshop).
• Buat janji dulu ke kontak Komunitas Hong sebelum datang, ya Moms.
• Kontaknya: 022-2515775/ 085295111950
• Buka Senin – Minggu
• Tapi kalau mau lihat pertunjukan, sebaiknya di akhir pekan Moms, karena biasanya pertunjukan itu hanya ada di akhir pekan.
• Di sana tidak ada tempat istirahat khusus dan tidak ada yang menjual makanan. Jadi, siapkan makanan ya, Moms, untuk si kecil, dan pastikan dia sedang tidak lelah atau mengantuk.
• Kalau mau berkunjung rombongan, maksimal 60 orang.
Kalau buat saya, main ke Komunitas Hong bukan sekadar bekenalan atau bernostalgia dengan permainan-permainan anak yang kebanyakan merangsang anak untuk kreatif, banyak bergerak secara fisik, dan bergaul dengan alam tapi juga melihat langsung bagaimana masyarakat kita sebenarnya begitu kaya akan budaya, bahkan mainannya.
Hong!