Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kenapa Saya Menjadi Pemarah?
Ditulis oleh: Nina Samidi
Merasa akhir-akhir ini Mommies menjadi sering marah-marah tanpa alasan yang jelas? Jangan-jangan karena Mommies mengalami 4 hal ini di kantor.
Salah nggak kalau kita marah? Nggak, selama itu alasannya tepat. Karena sebenarnya, marah itu memiliki beberapa manfaat kok: Mengeluarkan emosi yang terpendam dan membuat kita jadi waspada pada hal yang tidak kita inginkan. “Tapi ketika marah jadi lebih sering, terlalu besar untuk hal sepele, atau berlangsung terlalu lama, ini mesti diwaspadai,” ujar Howard Kassinove, PhD, direktur Institute for the Study and Treatment of Anger and Aggression di Hofstra University, New York.
Akibatnya, kemarahan bisa menggiring orang pada aktivitas yang berisiko, seperti merokok, berjudi, minum minuman beralkohol, atau makan banyak. Terkadang, beberapa orang yang pemarah juga tidak sadar kalau kemarahannya tak wajar. Tapi pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apakah saya tidak punya teman, apakah orang-orang menjauhi saya, apakah saya kehilangan keluarga saya karena kemarahan saya?” bisa membantu Anda untuk mengidentifikasi.
Nah, kalau ternyata Anda mulai sadar bahwa Anda sering marah-marah dan kemarahan itu menjadi tidak wajar, coba cek, bisa jadi Anda mengalami beberapa hal di bawah ini.
1. Membawa segalanya jadi personal
Klien sering minta revisi, Anda pikir, “Mereka memang nggak suka saya.” Teman-teman tidak mengajak Anda berlibur bareng, Anda pikir, “Mereka pasti tidak mau saya ikut.” Si bos tidak pernah mengirim Anda tugas ke luar negeri, Anda pikir, “Pasti dia lebih suka sama si A daripada saya.” Padahal, bisa jadi alasannya tidak ada yang personal. Tapi Anda malah selalu menghubungkannya dengan diri sendiri. Akibatnya, Anda jadi sering merasa marah dan bertumpuk jadi kemarahan. Oh, calm down please… The universe is not only about you, darling.
2. Berharap terlalu tinggi
Si perfeksionis biasanya melakukan ini secara tidak sadar. Pada apapun, dia selalu menginginkan semuanya sempurna. Alhasil, ketika ada sesuatu yang tidak sesesuai harapan atau keinginan, dan bahkan bertentangan dengannya, dia jadi emosional. Ini salah, itu salah, semua serba tak beres di matanya. Dia jadi stres dan timbullah rasa marah.
3. Control freak
Ini hampir sama dengan poin sebelumnya. Tipe ‘alfa’ adalah orang yang paling sering mengalami ini. Dia selalu merasa bahwa idenya-lah yang paling bagus, cara dia yang paling tepat, dan pemikirannya yang paling benar. Dia mendominasi segala hal, ingin semua orang mengikuti apa yang dia katakan. Masalahnya, ketika ada yang tidak mengikutinya, dia pun marah-marah ke semua orang.
4. Butuh piknik
Stres adalah salah satu masalah terbesar penyebab kemarahan. Antara stres dan marah, ada emosi-emosi yang biasanya muncul dan menjadi penyebabnya, seperti merasa kelelahan, merasa tidak dihargai, putus asa, ketakutan, dan sebagainya. Kalau semuanya menumpuk dan akhirnya menjadi stres yang tinggi, emosi berikutnya yang muncul adalah kemarahan. Kemarahan ini bisa timbul karena rasa tidak berdaya saat menghadapi masalah yang tidak bisa diselesaikan.
Tetapi, stres juga bisa disebabkan oleh lingkungan yang tidak mendukung, misal rumah yang berantakan, fasilitas kantor yang kacau, dan sebagainya. Karena itu, ketika semua itu bertumpuk, otak Anda akan ‘memanas’. Satu-satunya cara menyejukkannya adalah dengan bersantai alias piknik. Beri kesempatan diri Anda untuk bersantai sejenak tanpa memikirkan apapun, recharge tenaga dan pikiran Anda. Ini bisa jadi adalah cara yang paling efektif. Hasil akhirnya, kebiasaan marah-marah pun akan berkurang.
Jadi, mari kita jadwalkan untuk piknik di akhir minggu ini :).
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS