Ketika baru menikah saya sempat clueless, nggak paham bagaimana cara mengatur keuangan keluarga. Lambat laun saya pun mulai belajar, apalagi saat ini sudah ada bank sebagai partner finansial yang membantu mengelola keuangan dan membuat saya lebih ‘live more’.
Jauh sebelum menikah dan punya anak, saya sering mendengar kalau masalah keuangan sering menimbulkan masalah di keluarga. Makanya saya dan suami pun akhirnya sepakat untuk memulainya dengan selalu mendiskusikan dan bersikap terbuka mengenai segala hal yang menyangkut keuangan. Mulai dari pengeluaran, pemasukan, tabungan, dan lainnya. Harapannya, dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama-sama kami lebih mudah menjalaninya. Masalah keuangan yang konon sering jadi sumber masalah dalam keluarga pun bisa dihindari.
Tapi apakah hal itu saja cukup? Tentu saja tidak... terlebih ketika kami sudah memiliki anak. Artinya, masalah keuangan tambah rumit, cara mengelolanya pun harus semakin baik sehingga kondisi keuangan berjalan dengan sehat. Saya pun bisa belajar kalau masalah keuangan ini bisa muncul bukan kerena penghasilan yang sedikit, tapi justru karena nggak paham bagaimana mengelola uang dengan tepat. Jadi mengelola keungan keluarga harus mulai dari mana, dong?
Identifikasi Kondisi Keuangan
Buat saya, kondisi keuangan yang sehat harus dimulai dengan mengetahui kondisi keuangan lebih dahulu. Dari awal semuanya harus dibicarakan secara jelas, bagaimana kondisi tabungan, seberapa banyak pengeluaran rumah tangga, mulai dari tagihan listrik, telepon, cicilan kpr dan mobil, belanja bulanan, hingga biaya sekolah, periksa dokter, asuransi kesehatan hingga perintilan lainnya. Kalau portfolio keuangan sudah jelas pengelolaan dan menyusun anggaran tentu lebih mudah dan tepat.
Memilih Bank yang Tepat Sebagai Partner
Buat saya pribadi, mengelola keuangan juga dipengaruhi oleh faktor siapa partnernya. Selain suami saya butuh Bank yang tepat sesuai dengan kebutuhan saya dan keluarga. Harapannya, sih, saya bisa menemukan Bank yang bisa membuat hidup saya sebagai perempuan, sekaligus istri dan seorang ibu jadi lebih mudah. Dengan begitu saya bisa menjalani hidup lebih maksimal.
Hidup tentu akan terasa lebih mudah jika ada Bank yang mempunyai beragam produk dan layanan yang memungkinan saya sebagai nasabah nggak perlu pusing memikirkan pengelolaan keuangan keluarga, baik dari segi investasi, asuransi, tabungan, bahkan forex. Nanti dalam mengelola keuangan saya akan dibantu oleh RM (Relationship Manager). Dengan begitu saya bisa berkonsultasi dengan RM mengenai hal yang berkaitan dengan pengelolaan kekayaan hingga perencanaan masa depan keluarga saya. Melalui DBS sebagai partner finansial, membuat saya lebih ‘live more’, lebih bebas, dan punya ruang gerak yang besar untuk keluarga. Saya sebagai perempuan nggak perlu pusing mengatur keuangan dan ragam investasi sehingga saya lebih mempunyai banyak waktu untuk keluarga saya.
Tentukan Cita Cita Finansial
Buat saya, cita-cita finansial punya pengaruh yang besar terhadap cara kita mengelola keuangan. Untuk itu, nggak ada salahnya untuk menulis apa saja cita-cita finansial keluarga. Mau menyekolahkan anak ke luar negeri, merenovasi rumah, atau mau liburan keluarga ke Eropa? Apapun cita-citanya, membuat pengelolaan keuangan rumah tangga lebih terarah dan akan memudahkan saya dan suami untuk lebih fokus. Saya pun jadi tahu seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk lifestyle ataupun investasi.
.