Ditulis oleh: Dewi Warsito
Oke, kalau kemarin saya sudah sempat bahas Semut-Semut Natural School sebagai sekolah yang menerima anak inklusi di Depok, sekarang giliran Sekolah Karakter.
Pilar-Pilar Karakter
Pertama kali dengar namanya, terus terang saya agak bingung, ya. Maksudnya gimana, sih, sekolah karakter? Membentuk karakter anak? Bukannya karakter anak sudah terbentuk? Atau apakah kelas-kelas dibagi sesuai karakter anak? Rempes, dong, kelasnya bisa banyak banget. Oh, oh, rupanya bukan begitu. Sekolah Karakter maksudnya adalah sekolah yang memiliki 9 pilar karakter, beberapa di antaranya: cinta terhadap Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, mandiri, disiplin, tanggung jawab, hingga dermawan, serta suka menolong. Intinya, bagaimana menanamkan 9 pilar tersebut pada karakter anak, melalui pembelajaran. 9 pilar tersebut setiap hari, secara eksplisit, sistematis, berkesinambungan, akan terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Kurikulum di Sekolah Karakter
Pada dasarnya kurikulum di sini, nggak terlalu jauh beda dengan Semut-Semut. Sistem pembelajarannya menganut sistem active learning, contextual learning, cooperative learning, dan inquiry based learning. Seluruhnya akan melalui praktik-praktik belajar, presentasi, dan praktik langsung mengenai tema yang sedang dipelajari. Menurut saya pribadi, nggak akan terlalu jauh praktiknya nanti dengan Semut-Semut. Namun perbedaan yang paling mencolok dari sekolah ini, adalah, ia merupakan satu dari sedikit sekolah swasta berbasis non Islam di Depok. Sekolah yang berada di bawah nauangan Indonesia Heritage Foundation dan digawangi oleh Ratna Megawangi, Ph. D & Sofyan A. Djalil Ph.D ini berlokasi di Jl. Raya Bogor, area Radar Auri. Nggak jauh dari hypermart Giant, Cimanggis.
Untuk anak inklusi, melalui kacamata pribadi saya, sama ramahnya dengan Semut-Semut. 1 kelas terdiri dari kurang lebih 20 anak, dengan 2 guru di dalamnya. Menurut informasi yang saya dapat, seandainya dibutuhkan shadow teacher, Sekolah Karakter belum bisa menyediakan, namun terbuka untuk diskusi-diskusi yang membantu proses belajar si anak tersebut.
Biaya Masuk Sekolah Karakter
Formulir pendaftaran dikenakan biaya sebesar Rp 500.000. Itu pun baru bisa kita beli setelah mendapat kepastian sekitar bulan Oktober – Desember, apakah tersedia seat untuk anak kita. Untuk kelas 1 SD, tersedia 3 kelas dengan total jumlah anak sekitar 75 orang. Sementara saat saya mendaftarkan nama Rimba, ia berada di waiting list urutan ke 150 anak. Hadeuuuh… Rasanya tipis banget harapan. Tapi tetap Bismillah, karena dari pihak sekolah menginformasikan, biasanya nomor urut di bawah 200, peluang masih besar. Mudah-mudahan, ya…
Biaya gedung yang harus dibayarkan ketika sudah diterima nanti, sebesar Rp 19,5 juta, plus uang seragam Rp 600.000, sementara untuk SPP per bulan Rp 900.000. Akan ada uang kegiatan Rp 2,7 juta per tahun. Jadi total yang dibayarkan di awal adalah Rp 24.200.000, termasuk uang formulir, di bulan Januari – Februari. Akan ada keringanan untuk pembayaran tersebut bila kita mengirimkan surat permohonan keringanan, dengan arti lain, uang masuknya boleh dicicil sesuai kesepakatan :).
Oya, biaya di atas adalah rincian biaya tahun 2015 – 2016 ya.
Di Pinggir Jalan
Sekolah ini menjadi incaran saya yang kedua, setelah Semut-Semut. Tapi sebenarnya lebih karena lokasi saja, sih. Secara kurikulum nggak jauh beda, jadi kalau keterima di sini pun, saya nggak ada masalah. Bicara lokasi, Semut-Semut menang banyak. Kalau keterima di Semut-Semut saya bisa antar Rimba dengan jalan kaki, tapi kalau di Sekolah Karakter, udah pasti pakai jemputan, atau paling banter ngojek.
Secara bangunan dan fasilitas, rasanya Semut-Semut lebih baik. Selain halaman lebih luas, punya binatang piaraan sendiri, bahkan kolam pasir, Semut-Semut berlokasi lebih masuk ke dalam, sehingga tidak berada di tepi jalan besar. Sementara Sekolah Karakter, pas persis di pinggir jalan besar Raya Bogor. Walau begitu, para satpam bekerja sangat baik, dengan tidak membiarkan anak-anak keleleran di halaman utama gerbang sekolah, di luar jam belajar, atau jam kepulangan. Tampak pula mereka sangat ramah, dan hapal luar kepala siapa penjemput anak murid. Dengan kata lain, semoga aman, deh.
Kalau nggak mikir lokasi, sebenarnya Sekolah Karakter jadi pilihan saya yang pertama, sih. Selain kurikulumnya yang baik, Sekolah Karakter memenuhi kriteria saya sebagai sekolah yang berbasis non-Islam. Yang kita, tahu, sedikit banget ya di Depok. Walau kami beragama muslim, saya cenderung ingin menyekolahkan anak saya di sekolah yang lebih heterogen.