Sorry, we couldn't find any article matching ''
Sekolah Inklusi di Depok: Semut- Semut Natural School
Ditulis oleh: Dewi Warsito
Untuk memenuhi kebutuhan anak saya yang didiagnosis Sensory Processing Disorder, saya pun hunting sekolah inklusi. Salah satunya Semut-Semut Natural School.
Sejak Rimba didiagnosa Sensory Processing Disorder, Vera Itabliana, psikolog yang menanganinya, sudah mewanti-wanti bahwa kemungkinan besar, ia harus masuk SD yang menerima anak inklusi. Walau gangguan tumbuh kembangnya masih bisa diatasi, tapi tampak jelas kalau dia nggak mungkin bisa berada di kelas yang jumlahnya lebih dari 25 anak. Rentang fokus dan konsentrasi yang cenderung pendek, membuat dirinya akan sulit mengikuti pelajaran bersama teman-teman yang jumlahnya banyak. “Maksimal murid 25 orang, dan gurunya harus ada dua, ya,” begitu pesan Vera.
Oke, baiklah! Walau Rimba baru akan masuk SD di tahun 2017, sekolah inklusi biasanya sudah membuka pendaftaran di tahun-tahun sebelumnya. Ini disebabkan jumlah kuota yang disediakan terbatas. Saya pun mulai hunting, dan salah satu sekolah yang paling pertama saya datangi adalah Semut-Semut Natural School.
Sekolah yang beralamatkan di Jl. Kapal Industri Dalam, daerah Kelapa Dua, Depok, ini berlandaskan ajaran Islam. Sekolah ini memang jadi incaran karena lokasinya yang sangat dekat dari rumah. Cukup 15 menit berjalan kaki. Impiannya, sih, nanti saat mengantarkan Rimba, saya akan ajak dia ngobrol dan begitu pulang, saya jogging. Cita-cita mulia banget, ya. Hahaha… Semoga anak dan emak, konsisten bangun pagi.
Kurikulum di Semut-Semut
Di Semut-Semut, pembelajaran menganut sistem active learning, yang artinya siswa terlibat aktif dan menjadi pusat kegiatan mengajar belajar, sehingga tercipta pengembangan diri yang kreatif dan mandiri.
Kegiatan belajar mengajar dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan antara lain; demonstrasi, eksperimen, penemuan masalah, ceramah , tanya jawab, diskusi , pemecahan masalah. Karena sekolah ini percaya, setiap siswa memilki perbedaan karakter dan cara belajar yang harus dihargai dan difasilitasi.
Semut-Semut memang terkenal piawai menangani anak-anak inklusi. Itu yang saya dengar dan baca mengenai reviewnya. Mereka menyediakan psikolog khusus yang siap mengevaluasi calon siswa, atau siswa yang memang sudah bersekolah di sana. Kuota satu kelas 20 – 25 orang anak dengan 2 guru. Wah sesuai kriteria. Secara bangunan, dan fasilitas, saya naksir banget, sih. Kelihatan adem, banyak pohon, dan mereka bahkan memelihara ayam, kura-kura, serta beberapa binatang lain.
Pendaftaran siswa baru
Saat ini, untuk mendaftar hanya perlu meninggalkan nama dan nomor telepon. Mereka akan mengabari kalau ada seat kosong, di bulan Desember. Duh, bikin deg-degan. Prosesnya sendiri, setelah dikabari, Rimba diharuskan mengikuti proses sit in, dan dipantau oleh beberapa guru. Setelah itu akan ada evaluasi yang dilakukan oleh tim sekolah. Jika kemudian dinyatakan lolos, akan ada proses interview orangtua yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Direktur Sekolah.
Biaya Masuk
Jeng…jeng…marilah kita kini membahas biaya masuk. Untuk tahun ajaran 2016-2017 saja, formulir Rp 350.000. Kalau diterima akan ada uang pendaftaran yang harus disetor sekitar Rp 17.000.000. Sementara untuk uang SPP sebesar Rp 1.000.000 per bulan.
Untuk anak inklusi, yang membutuhkan penanganan khusus, ada biaya tambahan, yang akan ditentukan sesuai kebutuhan. Jadi total yang harus dibayarkan: Rp 18.000.000 + Rp 725.000 untuk seragam. Tidak termasuk biaya jemputan, catering, dan ekskul. Kalau tidak salah dengar, akan ada uang kegiatan per kenaikan kelas sebesar Rp 3.100.000.
Pas saya tanya, pakah 2017-2018 bakal ada kenaikan biaya, mereka sendiri belum bisa memberi jawaban pasti, namun biasanya, kalaupun naik akan sebesar 10-20% dari biaya tahun sebelumnya. Marilah kita berdo’a supaya kenaikannya masih sanggup saya tangani, hahaha…
Share Article
COMMENTS