Ratu Maulia Ommaya – PR Manager yang Bercita-cita Memiliki Sekolah

Yummy Mommies

?author?・28 Mar 2016

detail-thumb

Meski sudah menduduki jenjang karier yang mumpuni, Maya sapaan akrabnya memiliki keinginan memiliki usaha sendiri berupa sekolah. Simak perjalanan karier Maya dan ceritanya menjalankan hubungan jarah jauh bersama suami tercintanya.

Ratu Maulia Ommaya – PR Manager The Body Shop yang Bercita-cita Memiliki Sekolah

Ratu Maulia Ommaya (31), yang kini menduduki posisi Public Relations The Body Shop Indonesia ini sedari dulu memang sudah senang dengan tantangan. Saat saya tanya mengapa ia tertarik dengan dunia Pubic Relations, jawaban yang paling mencolok menurut saya adalah “Karena saya suka berpikir.” Mungkin inilah yang melatar belakangi ibu dari Omar (8 bulan) bercita-cita memiliki sekolah suatu saat nanti. Tak hanya impiannya yang penuh dengan tantangan, hubungan suami isteri bersama pasangannya pun punya cerita tersendiri. Mareka harus rela bertemu setidaknya dalam empat minggu sekali, karena suami tercinta bekerja sebagai dokter di RIG (tambang minyak tengah lautan.)

Simak strategi Maya mempertahankan kelanggengan rumah tangganya dengan hubungan LDR-nya ini, dan apa ya, alasan dia ingin memiliki sekolah di tengah jenjang kariernya yang cukup menjanjikan?

Kenapa bisa tertarik dengan dunia PR?

Awalnya SMA sempat bimbang saat ahrus menentukan jurusan untuk kuliah. Dan orangtua menghendaki saya kuliah pada jurusan ekonomi atau manajemen – sementara saya tidak tertarik pada kedua jurusan itu. Dari situ saya mencoba mencari tahu lewat internet jurusan yang menarik dan ketemulah dengan jurusan Ilmu Komunikasi. Akhirnya saya mengambil jurusan ini, kuliah di London Scholl of Public Relations. Setelah setahun mempelajari hampir semua sub jurusan, yaitu advertising, markom, dan PR – ternyata saya sangat tertarik dengan dunia Public Relations ini.

Saya jatuh cinta dengan dunia PR ini karena ternyata dunia ini, tidak seperti yang orang awam lihat secara kasat mata. Misalnya hanya mementingkan penampilan saja, gemar berbicara dan lain-lain. Melainkan banyak menggunkan strategi, dan yang saya suka banyak menggunakan kemampuan berpikir.  Selain itu ada sisi kreatifnya juga, dan dunianya sangat dinamis.

Bagaimana bisa akhirnya “berjodoh” dengan The Body Shop?

Saya sempat bekerja untuk beberapa perusahaan, di antaranya Volkswagen – tapi tidak bertahan terlalu lalu karena jarak kantor dan kantor yang cukup jauh, kantor di Pluit sementara domisili saya di Pluit. Setelah itu sempat bekerja pada PR Agency Matric Communication, dan sempat menangani produk-produk dari P&G, nah, dari situ saya belajar banyak hal mengenai dunia beauty. Kemudian beberapa waktu kemudia, carrer center campus menawarkan saya salah satu posisi di Pasaraya. Barulah setelah itu saya bekerja untuk The Body Shop.

Ketika masa-masa bekerja sebagai perempuan single dan sekarang sebagai ibu bekerja, perbedaan apa yang paling Maya rasakan?

Perbedaan yang paling signifikan adalah manajemen waktu, hal ini untuk saya paling menantang. Saat belum menikah dan mempunyai anak, ada pekerjaan di akhir pekan ya santai aja. Tapi lain cerita saat sudah punya anak, karena mungkin ada keterikatan batin dengan anak, jadi harus lebih pintar mengatur waktu. Enaknya kalau harus bekerja di akhir pekan, di tempat saya bekerja sekarang boleh membawa anak.

Dari pasangan sendiri, apakah memang sudah tahu dari awal Maya akan bekerja setelah menikah atau bagaimana?

Jadi saya dan pasangan kebetulan sudah pacaran lumayan lama, sekitar 7 tahun sebelum akhirnya menikah. Dia sudah tahu banget ya, visi misi saya tentang karier. Pasangan setuju dan mendukung, asalkan saya bertanggung jawan dengan beberapa hal. Misalnya urusan anak harus menjadi prioritas utama. Intinya hal-hal yang menyangkut keluarga.

Lalu dukungan dari pasangan dan support system lain dengan karier Mbak Maya bagaimana?

Saya merasa pasangan, orangtua, dan mertua saya sangat supportif ya. Karena pekerjaan saya sekarang menuntut sering bepergian ke luar kota, dan mereka tidak ada masalah dengan hal itu. Dan kebetulan suami kan bekerja juga jauh, di tambang minyak tengah laut sebagai dokter – empat minggu di laut dan empat minggu libur. Dan mungkin ini keberkahan tersendiri, ketika saya harus tugas ke luar kota, jadwal suami sering kali sedang libur, jadi bisa bergantian mengurus Omar. Dan suami saya itu tipe yang sangat hands on ke anak, mulai dari ganti popok, memandikan dan lain-lain. Malah kadang saya yang masih kaku, dan dikoreksi sama dia, hahahaha.

Ratu Maulia Ommaya – PR Manager  yang Bercita-cita Memiliki Sekolah

Berarti kan sekarang Mbak Maya dengan pasangan menjalani hubungan jarak jauh, strategi apa saja yang diterapkan supaya tetap langgeng?

Sederhana saja ya, sebetulnya, yaitu tetap berkomunikasi dengan cara apapun. Dan saya harus lebih banyak bersabar karena terkadang suami saya mengalami kendala susah sinyal, artinya juga sulit menghubungi saya dan sebaliknya. Intinya harus ada kabar, dengan cara apapun – telepon, email dan sebagainya. Dan saya juga tidak boleh banyak menuntut, karena keterbatasan komunikasi kami tadi, kasihan kan empat minggu berada jauh dari keluarga kalau banyak pikiran.

Selain itu, kami juga berkomitmen jika pasangan sedang ada di rumah, kami sebisa mungkin melakukan kencan. Walau ujung-ujung tetap ingat anak dan ingin cepat pulang, hehehehe.

Di antara kesibukan Maya, biasanya kegiatan me time andalannya melakukan apa?

Buat saya, sekadar kegiatan baca buku dan nonton DVD  di sela-sela Omar tidur, itu sudah sangat cukup buat saya, ya.

Kembali lagi ke karier, 5 sampai 10 tahun apa yang menjadi target Mbak Maya?

Dalam kurun waktu 5 tahun, saya pastinya ingin mencapi posisi yang lebih tinggi dari sekarang. Kalau 10 tahun saya pingin punya usaha sendiri. Karena peluang sudah semakin banyak dan akses untuk mempromosikan bisnis juga terbuka lebar. Jadi sekarang nabung dulu untuk modal usaha.

Nah, kalau usahanya mau berupa apa nih, Mbak?

Saya mau punya sekolah, mulai dari TK. Karena ini cita-cita dari kecil dan selalu terngiang-ngiang. Dan karena karena saya merasa pendidikan itu penting banget ya, dari segi keyakinan yang saya anut, sebagai muslim – pendidikan itu banyak sekali manfaatnya. Selain itu sebagai manusia saya ingin berkontribusi dengan lingkungan sekitar, di sisi lain nantinya usaha ini akan mendatangkan keuntungan untuk saya.

Dari sekarang saya sudah mulai mecicil mencari tahu regulasi menjalankan usaha ini. Langkah awal saya, mungkin akan mulai membangun dari Taman Kanak-kanak dulu dan semangat saya tetap ke arah sana.

Semangat Mbak Maya, semoga suatu saat nanti cita-cita memiliki sekolah bisa tercapai, ya :)