banner-detik
PARENTING & KIDS

Sejauh Mana Sifat Dasar Memengaruhi Karakter Anak?

author

adiesty02 Mar 2016

Sejauh Mana Sifat Dasar Memengaruhi Karakter Anak?

Setiap anak adalah pribadi yang unik karena sifat dasar yang berbeda-beda. Pertanyaannya, sejauh mana sifat dasar memengaruhi karakter anak kelak? Berikut penjelasan Ade Dian Komala M.Psi.

"Ibuuu... nanti di sekolah aku mau ada test psikologi, lho."

Beberapa bulan lalu Bumi bercerita kalau di sekolahnya akan mengadakan test psikologi. Sepengetahuan saya, memang tidak sedikit sekolah TK yang mengadakan test psikologi untuk muridnya yang sudah duduk di bangku TK B. Mungkin berkaitan dengan kesiapan anak memasuki tahapan sekolah yang lebih tinggi, ya?

Singkat cerita, hari pengambilan hasil test tiba. Saya dan suami sama-sama sepakat untuk datang bersama. Maklum, kami berdua penasaran dengan hasil tes-nya Bumi. Rupanya, hasil tes yang diberikan ke kami cukup banyak. Mulai dari analisa mengenai keseimbangan otak kanan dan otak kiri, hasil nilai IQ, IQ Multiple Intelligence, kadar stress, tes pola belajar personal, kercerdasan emosi, hingga sifat dasar yang dimiliki Bumi.

???????????????????????????????

Ngomongin masalah sifat dasar anak, ternyata untuk memahami dan cara menghadapinya susah-susah gampang. Paling nggak hal ini yang saya dan suami rasakan. Kami sendiri percaya kalau kepribadian anak memang perlu dipahami karena kepribadian merupakan bagian dalam diri yang unik dan punya kecenderungan cukup besar untuk merespon segala sesuatu.

Kalau kita bisa memahami sifat dasar atau kepribadian anak dengan tepat, memahami anak pun akan jadi jauh lebih mudah. Dan satu lagi pertanyaan yang sering muncul seperti, "Duuuh.. maunya ini anak apa, sih?" bisa jauh berkurang. Sifat dasar manusia ini sendiri terbagi menjadi 4, yaitu koleris, sanguin, melankolis dan plegmatis.

Kalau lewat hasil tes yang dilakukan di sekolah, ternyata Bumi cenderung punya sifat dasar koleris, cenderung tegas atau keras. Hasilnya memang sama dengan yang sudah saya duga. Saat itu, Santosa dari Badan Psikologi LCM mengatakan, "Anak yang memiiliki sifat dasar koleris punya sifat yang dominan, dan tegas.

Ia juga menjelaskan biasanya anak-anak koleris ini lebih to the point,  jadi menghadapi anak-anak koleris tidak bisa keras juga. “Istilahnya, batu ketemu batu tentu tidak akan bisa menyatu,“ ungkapnya. Kalau membaca berbagai literatur mengenai sifat dasar manusia, anak yang punya sifat dasar koleris ini punya emosi yang kuat dan karena ketegasannya mereka kelak bisa menjadi pemimpin. Selain bertanya mengenai sifat dasar koleris, saya pun menanyakan 3 sifat dasar lainnya karena saya merasa perlu memahami juga.

Kalau di antara Mommies ada yang melihat anaknya cenderung fleksibel dan mudah bergaul, itu tandanya anak Mommies punya sifat dasar sanguin. Menurut Santosa, anak-anak sanguin cenderung optimis. Nggak heran, kalau tipe yang satu ini punya kepibadian yang menarik, mudah bergaul. Konon, mereka yang punya sifat sanguin sangat disenangi oleh lingkungan sekitarnya karena bisa menjadi penghibur yang baik. Anak-anak yang sangat fleksibel ini cenderung tidak menyukai situasi yang statis dan monoton. Mereka perlu cara yang baru untuk melakukan sesuatu termasuk dalam pembelajaran kepada seorang sanguin.

Kemudian sifat dasar lainnya adalah  melankolis. Anak-anak yang punya sifat dasar ini adalah mereka yang sangat peka atau perasa. Biasanya, sih, mereka cenderung introvert dan tipe pemikir. Jadi segala sesuatu akan dianalisa lebih dulu. Salah satu ciri anak yang punya sifat dasar melankolis adalah anak-anak yang terlihat senang menyendiri. Meskipun nggak ada teman sepermainan, tapi mereka enjoy dengan mainanya. Untuk itulah anak-anak melankolis perlu lebih sering diajak bersosialisasi sehingga bisa mengasah kemampuan mereka berhubungan dan bekerja sama dengan teman-temannya.

Selanjutnya adalah sifat dasar yang ke-4, yaitu plegmatis. Anak-anak yang punya sifat ini adalah anak yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi. Umumnya, kaum plegmatis juga senang menghindari konflik, makanya ada istilah yang menyebutkan orang yang punya sifat dasar ini cinta kedamaian. Di balik kelebihannya, orang plegmatis sering kali nggak mau melibatkan diri dalam konflik atau bahkan menghindar.

Di laman berikut Ade Dian Komala M.Psi menjelaskan sejauh mana sifat dasar memengaruhi karakter anak.

sifat dasar anak1

Paling nggak dengan mengetahui sifat dasar ini,  bisa jadi salah satu ‘modal’ saya untuk mengambil sikap dan bertindak. Tapi saya sendiri penasaran apakah sifat dasar ini kelak akan berubah seiring bertambahnya usia anak?  Apakah ada hal lain yang punya peran besar terhadap perkembangan karakter anak?

Untuk mendapatkan jawabannya saya pun bertanya kepada salah satu psikolog anak, Ade Dian Komala M.Psi. Menurutnya, semua anak memang punya sifat dasar atau temperamen yang dibawa sejak lahir tapi tentu saja pola asuh akan memengaruhi karakter anak.

Dengan mengetahui karakter anak, orangtua jadi bisa lebih tahu bagaimana menghadapinya. Misalnya anak yang keras, berarti kan harus dikasih tahu pelan-pelan, caranya beda ketika harus menghadapi anak yang melankolis. Makanya orangtua itu juga jangan bilang, kok, si adik beda, ya, dengan kakak. Ya, memang dari lahir mereka sudah punya sifat yang berbeda-beda. Jadi nggak bisa sama cara mengasuhnya.

Untuk itulah psikolog yang saya sapa dengan Mbak Ade ini bilang, "Orangtua memang perlu observasi. Yang paling jago observasi anak itu orangtua, kok, orangtua yang paling tahu sifat anaknya seperti apa. Anak itu butuh proses dan belajar, pembiasan-pembiasan yang dilakukan oleh orangtuanya. Jadi sifat dasar anak itu bisa dikendalikan kok”.

Oleh karena itulah Mbak Ade menegaskan sebenarnya nurture itu yang lebih dominan. Nurture ini sendiri mengacu pada semua pengaruh lingkungan yang terjadi setelah pembuahan, mulai dari kesehatan ibu saat mengandung, sampai pengalaman yang dialami langsung oleh anak, baik dalam keluarga, sekolah, atau lingkungan sekitar. Bisa dibilang nature dan nurture punya peran penting dalam perkembangan anak, di mana interaksi keduanya memang menentukan bagaimana hasilnya pada anak ketika mereka tumbuh dewasa.

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan