banner-detik
CAREER

Berteman dengan Atasan di Social Media, Yay or Nay?

author

adiesty24 Feb 2016

Berteman dengan Atasan di Social Media, Yay or Nay?

Tiba-tiba atasan nge-add di social media. Umh, enaknya accept atau ignore, ya? Bagaimana, sih, etika berteman dengan atasan di social media? Berikut penjelasan praktisi SDM & Psikolog, Dian Puty Oscarini, Psi.

berteman dengan atasan di sosial media1

Beberapa waktu lalu, salah satu teman saya ada yang misuh-misuh. Kesal karena atasannya nge-add social media miliknya. "Ngggak cukup, ya, berteman sama gue di lingkungan kerja aja? Ngapain, sih, pakai nge-add Path gue segala? Mau tahu banget privacy gue?".

Waktu itu selain memberikan respon senyuman, saya jadi terpancing untuk komentar, "Memang kenapa, sih, berteman dengan atasan lo di social media? Bukannya bagus karena hubungan malah jadi makin dekat? Masa berteman sama atasan cuma di lingkungan kantor doang? Berkutat seputar kerjaan? Ya, nggak enak, dong."

Apa yang saya bilang ini sama sekali nggak bermaksud kepo atau ikut campur dengan hubungan teman saya dengan atasannya. Biar bagaimanapun, teman saya ini lebih paham kondisi dan karakter atasannya. Tapi kalau buat saya, sih, memang nggak ada salahnya, kok,berteman dengan atasan di social media.

Bukankah atasan kita juga merupakan bagian dari teman? Ya, mungkin kalau di lingkungan kantor, statusnya berbeda di mana hubungan yang dijalankan memang hubungan profesional, sementara kalau sudah berteman di social media mau nggak mau jadi lebih personal. Tapi, ternyata masalah ini buat beberapa orang cukup rumit, ya, hahahaha....

Memang, sih, saya pun nggak bisa memungkiri kalau apa yang kita posting dan tulis di social media bisa menjadi salah satu ‘cerminan’ kepribadian kita. Yang jelas, saat ini memang sudah banyak sekali perusahaan yang mencari tahu kepribadian calon karyawan lewat postingan di Facebook atau Twitter. Iya, sosial media memang bisa memengaruhi karir seseorang. Tapi bukan berarti lantas membuat kita jadi jaim atau berubah menjadi orang lain ketika menggunakan social media, lho!

Buat saya, sih, yang paling penting saya tahu batasan, hal apa saja yang tidak perlu dibagikan di social media. Ada banyak hal  dari bagian hidup kita yang memang nggak perlu di-share dan jadi konsumsi publik. Untuk itu, ada baiknya kita berpikir dua kali sebelum posting sesuatu di social media. Hari gini, masih saja asal-asalan posting status di social media? Bagaimana kita bisa mengajarkan nilai positif social media pada anak-anak kalau kita sendiri belum mampu untuk belajar waspadai jejak digital yang kita buat?

Di laman selanjutnya Dian Puty Oscarini, Psi, selaku praktisi SDM & Psikolog, memberikan penjelasan yang sangat logis mengenai pertemanan dengan atasan di social media, langsung klik, ya!

Berkaitan dengan pertemanan dengan atasan di social media, Dian Puty Oscarini, Psi, selaku praktisi SDM & Psikolog, mengatakan kalau sebenarnya etika menggunakan sosial media dengan atasan sama saja yang berlaku untuk umum.Etika bermain social media secara umum juga berlaku ketika kita berteman dengan atasan.

Saya sendiri setuju dengan apa yang dikatakan Mbak Dian Puty, karena social media memang bukan seperti diary bergembok yang bisa seenaknya kita isi tanpa diketahui siapa pun juga. Social media itu kan sudah ranah publik. Waktu itu Mbak Dian Puty juga bilang, “Kadang ada orang yang beranggapan dan berpikir, kalau berteman nggak bisa berkeluh kesah atau menulis kondisi kantor, lalu apakah saat tidak berteman dengan atasan hal ini bisa dilakukan? Nggak begitu juga,kan?” paparnya lagi.

berteman dengan atasan di sosial media2

Lebih lanjut Mbak Dian mengingatkan bahwa dalam etika profesional kita sebagai karyawan memang tidak pantas untuk menulis atau membuat statement yang salah mengenai perusahaan tempat kita bekerja karena bisa merugikan dan merusak image perusahaan. Bahkan katanya, saat ini di beberapa perusahaan sudah ada yang menuliskan tata krama atau etika di social media. Toh, katanya lagi, berteman dengan atasan di social media memang tidak ada ruginya.

Sebenarnya ada keuntungan yang bisa kita dapatkan saat berteman dengan atasan di social media, Kita bisa melihat sisi lain atasan yang memang tidak bisa kita lihat di kantor, dengan begitu bisa efektif untuk melakukan pendekatan dengan atasan,”  jelasnya lagi.

Dari sini, saya pun lantas penasaran dan ingin tahu pendapat teman-teman di kantor FDHQ, mengenai pertemanan di social media dengan atasan. Lebih baik berteman atau nggak usah, ya? Dan ternyata jawaban teman-teman penghuni FDHQ sangat beragam. Langsung klik, deh.

Nadia Arisca - Account Executive Female Daily Network

Kalau aku nggak masalah berteman dengan atasan di socmed, tapi liat-lihat dulu tipe atasannya yang seperti apa. Misalnya, orangnya nyantai atau kaku dan dia bersedia juga nggak nge-share kehidupannya dengan kita di sosmed. Makanya aku terkadang kalau sama atasan, suka nunggu dia duluan yang  nge-add. Bukan apa-apa, khawatir karena ada juga atasan yang tipenya belum tentu mau privasinya diketahui sang bawahan,  hehehe.

Annetta Darandri - Editor Female Daily

Sebenarnya agak bikin jengah, ya, kayak berasa diawasi sama atasan, hahaha. Tapi menurutku nggak apa-apa, sih, selama ini aku juga berteman di social media sama atasan, dan tetap merasa free untuk posting apa pun yang aku mau. Kalau parno banget, mungkin postingan tertentu bisa di-set private."

ThaTha- Editor Mommies Daily

Nggak apa-apa kok menurut gue, asalkan memang kita yakin, kita adalah pribadi yang bisa nahan emosi di sosmed. Maksudnya, kalau ada kekesalan dengan kantor nggak lantas berkoar-koar di socmed. Atau kekesalan dalam bentuk lainnya, ya, manusiawi sih kesal sama sesuatu, hanya saja bisa diekspresikan dengan kalimat yang pantas atau nggak kasar. Karena memang sekarang kan isi timeline kita, bisa jadi penilaian perusahaan, walau memang mungkin prosentasenya sedikit ya. Dan lagi, kita juga bisa jadi tahu sisi lain atasan. Misalnya,  gue baru tahu mbak Affi suka masak dari IG-nya dia, dan hal lainnya.”

berteman dengan atasan di sosial media

Fihan Mardiyanti - Account Executive Female Daily Network

Kalau menurut aku pribadi ada social media yang perlu di private hanya untuk teman-teman terdekat dan ada social media yang bisa temenan sama atasan. Karena aku juga butuh tempat buat keluh kesah, entah sama siapapun jadi kalau aku temenan sama atasan yang memang tipikal kaku dikhawatirkan malah akan menggiring opini tertentu tentang aku sedangkan maksudnya  aku bukan seperti yang mereka pikirin.”

Halyda Anjani - R&D Associate Female Daily Network

Tergantung social media-nya sih. Platform sosial media yang sifatnya lebih public-sharing seperti Facebook atau Twitter, aku nggak masalah kalau harus temenan sama atasan. Tapi khusus platform social media yang sifatnya private-sharing seperti Path, aku memilih untuk nggak berteman dengan atasan karena aku merasa kurang nyaman untuk membuka diriku terlalu gamblang sama atasan, dan pastinya atasanku juga tetap mau privasinya nggak dilihat sama bawahannya, kan. Anyway, aku temenan di Snapchat sama QB dan seneng-seneng aja, sih, hahaha. Aku malah seneng bisa tahu a little glimpse of their everyday life. Mungkin karena Snapchat sifatnya emang sih private sharing, tapi tujuannya lebih ke lucu-lucuan dan seru-seruan aja.”

Amanda Santoso – Event Manager Female Daily Network

Tergantung, sih. Model atasannya seperti apa dulu. Kalau asyik, rasanya nggak masalah ... hitung-hitung menambah filter diri, double check sebelum post. Hahaha....”

Rini Nuria Tanti - Finance and Accounting Manager  Female Daily Network

"Kalau menurut gue berteman dengan atasan di social media gak apa- apa, santai saja. Alasannya, karena dengan seperti itu kita jadi bisa saling tahu dan lebih kenal dengan kehidupan kesehariannya masing-masing. Menurut gue isi dari social media kan menggambarkan karakter pemiliknya. Menjalin hubungan personal yang baik dengan atasan terkadang bisa menunjang profesionalisme juga di pekerjaan."

Anissa Cintami -Graphic Designer  Female Daily Network

"Boleh berteman tapi hanya di beberapa social media. Misalnya jika berteman hanya di Instagram saja, karena instagram bentuknya hanya foto dan caption yang terbilang hanya sedikit. Jadi kemungkinan, menyindir atau salah paham hanya sedikit. Untuk Path dan Facebook mungkin sebaiknya jangan berteman. Kita lebih sering update lokasi, now playing-now watching, kadang curhat, komen-komenan bersama teman yang kadang nggak enak kalau sampai bos baca. Bahkan foto-foto yang di tag teman, pokoknya banyak banget aib-aibnya kalau di social media yang dua ini, hahaha..."

Shella Sanjaya- Associate Editor Female Daily

Ehm, nggak apa- apa, sih, sebenarnya. Selama atasan nggak mendikte apa yang boleh dan nggak boleh kita share. Soalnya dulu pernah tuh, di-follow sama atasan, dan pas gue ngedumel tentang kehidupan pribadi, gue suka dipanggil sama atasan. Dan selalu ditanya, maksud dari postingan gue itu apa. Jadi oke-oke aja, asal atasan nggak baper.

Dorinda Dewanty -Account Executive Female Daily Network

Menurut aku nggak apa-apa, kok, malah lumayan bisa tahu kehidupannya atasan kita seperti apa. Eh, kepo sama perhatian beda tipis yaa. Hahahahha.”

Jadi gimana buat Mommies yang lain, berteman dengan atasan di sosial media, yay or nay?

 

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan