Kehadiran nyamuk memang tidak bisa disepelekan karena bisa membahayakan kesehatan. Salah satunya adalah virus zika yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti.
Beberapa hari yang lalu, timeline sosial media saya banyak diisi dengan berita yang menyebutkan soal virus zika yang menyebabkan bayi cacat. Menurut beberapa berita yang sudah saya baca, virus zika ini dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan sampai saat ini sudah ada ratusan kasus yang menyebutkan kalau virus ini menyebabkan berhentinya pertumbuhan kepala janin. Menyedihkan, ya?
Virus Zika ini pertama kali ditemukan pada tahun 1947. Semula kemunculannya virus ini dinilai tidak mengkhawatirkan, karena hanya menyebabkan ruam, dan demam selama beberapa hari. Tapi siapa sangka efek virus ini jutsru lebih membahayakan, bahkan cepat menyebar dengan hingga ke 18 negara bagian. Tahun 2015 kemarin, ada 2.700 bayi di Brasil terkena microcephalus atau lahir dengan kepala kecil.
Pemerintahan Brasil menyatakan kalau gejala zika ini mirip dengan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, yaitu demam berdarah dengue dan chikungunya. Di mana penyakit ini ditandai dengan adanya demam dalam waktu yang relatif singkat, sakit kepala dan nyeri sendi pada kaki dan tangan. Tidak mengherankan, ya, kalau akhirnya US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan agar wanita hamil menghindari wilayah yang dicurigai terkena wabah virus Zika.
Menurut CDC, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghidari gigitan nyamuk, mulai dari menggunakan kemeja lengan panjang dan celana panjang, termasuk menggunakan pemberantas serangga. CDC sendiri mengatakan kalau pemberantas serangga dengan bahan aktif seperti DEET, picaridin dan IR3535 aman untuk digunakan untuk ibu hamil dan menyusui dan anak-anak berusia 2 bulan.
Memang, sih, virus ini tersebar di penjuru Amerika Serikat khususnya di wilayah Brazil, tapi mengingat kondisi geografis dan tapografis Brazil dan Indonesia agak mirip, nggak ada salahnya untuk kita lebih mawas diri. Paling nggak, harus lebih ketat menghindari gigitan nyamuk.
Ngomongin masalah gigitan nyamuk, saya sendiri paling kesal kalau banyak nyamuk yang merajalela, khususnya di area kamar. Kedatangan mahluk kecil ini benar-benar mengganggu dan bikin tidur jadi nggak nyenyak. Kalau saya saja yang sudah dewasa merasa kesal, bagaimana dengan si kecil? Di tambah lagi kondisi kulit anak saya, Bumi, termasuk sensitif. Nggak mengherankan, ya, kalau saya selalu melakukan beberapa kiat agar anak saya terhindar dari gigitan nyamuk. Maunya, sih, rumah selalu bebas dari nyamuk yang membawa virus. Bukankah salah satu tugas seorang ibu adalah menjaga kesehatan keluarga?
Buat saya, menjaga kebersihan rumah adalah hal utama yang perlu dilakukan. Termasuk menggunakan alat pengaman seperti SHARP Air Purifier with Mosquito Catcher. Ada yang pernah mendengar alat yang satu ini?
SHARP Air Purifier with Mosquito Catcher (FP-FM40Y-B) sebenarnya adalah alat penjernih udara yang memiliki banyak keungulan. Salah satunya bisa menangkap nyamuk. Di mana alat ini dilengkapi dengan sinar UV yang dapat menarik perhatian nyamuk, body-nya juga berwarna hitam sebagai pemikat nyamuk, didesain dengan celah yang yang sempit, serta memiliki daya hisap yang kuat dan dilengkapi dengan Sticky Glue Sheet (lembar perekat yang kuat daya rekatnya). Nyamuk akan tertangkap dan menempel di atas lembaran lem sehingga kebersihan lantai tetap terjaga.
Soal segi keamanan, produk ini pun tidak perlu diragukan lagi. Soalnya, teknologi ini sudah melalui uji coba laboratorium lebih dulu. Di mana dalam kurun waktu 24 jam sudah terbukti kalau banyak nyamuk dan lalat yang berhasil tertangkap alat ini. Di samping itu, Lembar Perekat (Sticky Glue Sheet) yang digunakan tidak memakai bahan kimia yang beracun, sehingga tidak membahayakan anggota keluarga. Memiliki daya jangkau sampai dengan 30 m² dapat mengakomodir semua ruangan mulai dari ruang tidur, ruang tengah, maupun ruang keluarga.
Jadi yuk mulai menjaga kesehatan keluarga kita mom :).