Sorry, we couldn't find any article matching ''
Hamil Pasca Keguguran
Ditulis oleh: Nayu Novita
Ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk kembali hamil pasca keguguran. Apa saja?
Hanya berselang 10 minggu setelah mendapati tanda dua strip pada alat pendeteksi kehamilan, Nadia—teman lama saya, harus bolak-balik menemui dokter kandungan karena keluhan flek yang dialaminya. Meski sudah minum obat penguat kandungan dan bed rest, nyatanya kehamilan itu tetap harus berakhir di meja kuret.
Sedih? Tentu saja. Kecewa? Sudah pasti. Barang bukti berupa percakapan Whatsapp sepanjang rel kereta api bisa ditemukan dalam ponsel saya. Tapi sebagaimana sosok luar biasa tabah yang saya kenal sejak dulu, Nadia tak mau terlalu lama larut dalam kesedihan. Ia mulai menyiapkan diri untuk memulai program kehamilan lagi. Masalahnya, benarkah semudah itu kita bisa memutuskan untuk kembali hamil setelah mengalami keguguran? Yuk, kita bertanya pada Dr. Caroline Hutomo, Sp.OG dari Morula IVF—RSIA Bunda, Jakarta.
Cek kondisi tubuh
Yang disebut keguguran spontan adalah berakhirnya masa kehamilan tanpa intervensi mekanikal atau medikal sebelum usia kandungan memasuki minggu ke-20. Penyebab keguguran pada dasarnya ada 2, yaitu adanya masalah pada embrio atau pada ibunya. Tetapi, mayoritas keguguran biasanya disebabkan oleh permasalahan pada embrio, seperti kelainan kromosom dan permasalahan genetik embrio.
Permasalahan pada tubuh ibu meliputi lebih banyak faktor. Gangguan hormonal (penyakit kelenjar tiroid, diabetes), gangguan imunologi (sindrom antifosfolipid) , infeksi (karena bakteri, virus, dll ), adanya permasalahan pada anatomi rahim dan mulut rahim ibu, ataupun akibat gaya hidup yang buruk (merokok,minum alkohol, menggunakan obat-obatan, dll). Sebagian kasus keguguran lainnya tidak diketahui penyebabnya secara jelas.
Bagi mereka yang pernah mengalami keguguran lebih dari 2 kali, dokter akan menyarankan pasien melakukan sejumlah pemeriksaan terlebih dulu sebelum kembali merencanakan kehamilan selanjutnya, yaitu:
- Tes hormon tiroid, progesteron dan gula darah untuk mendeteksi adanya gangguan hormon pada tubuh ibu.
- Tes ACA, ANA, Beta2glikoprotein, D-dimer dan lainnya untuk mengetahui adanya gangguan imunologi pada tubuh ibu.
- Tes kromosom dari sampel jaringan yang dikeluarkan dari rahim untuk memetakan kemungkinan adanya masalah pada kromosom janin.
- Pemeriksaan rahim dan mulut rahim yang lebih detail untuk mendeteksi adanya masalah pada organ tersebut. Misal, adanya inkompeten serviks, yaitu suatu kondisi dimana mulut rahim lemah sehingga mulut rahim membuka sebelum saatnya.
Pulih lahir batin
Lantas kapan waktu yang tepat untuk kembali merencanakan kehamilan? Yang jelas, dari segi fisik, organ reproduksi akan menjalani masa pemulihan secara berangsur dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari setelah terjadinya keguguran. Periode menstruasi juga kembali normal dalam waktu 4-6 minggu kemudian. Jadi secara teknis, kehamilan sudah bisa terjadi begitu siklus menstruasi telah kembali seperti sedia kala.
Masalahnya, pemulihan diri dari fase keguguran bukan hanya melulu terkait dengan penyembuhan dari segi fisik semata. Pemulihan kondisi psikis dan emosi calon ibu justru yang seringkali perlu mendapatkan porsi perhatian lebih besar.
Badan Kesehatan Dunia WHO menyarankan untuk memberikan jeda waktu hingga 6 bulan setelah keguguran sebelum pasangan suami istri mulai merencanakan kehamilan selanjutnya. Untuk kasus keguguran yang terjadi akibat adanya tumor di dalam rahim, WHO menyarankan untuk menambah lagi jeda waktu hingga setahun kemudian.
Tapi kembali lagi, waktu yang tepat untuk mulai merencanakan kehamilan pasca keguguran tak bisa dipukul rata. Indikatornya adalah, begitu dokter kandungan memberikan lampu hijau (yang berarti tubuh Anda sudah pulih kembali) dan Anda merasa sudah siap untuk kembali mengandung, maka silakan saja berdiskusi dengan pasangan untuk memulai program kehamilan selanjutnya.
Terapkan gaya hidup sehat
Menerapkan pola makan sehat, minum suplemen asam folat sejak mulai merencanakan kehamilan, berhenti merokok, mengendalikan stres, dan memelihara berat badan ideal adalah beberapa langkah yang disarankan oleh para pakar kesehatan. Teman saya Nadia bahkan sampai “cuti” dari rutinitas larinya untuk sementara waktu, dan menggantinya dengan kelas yoga yang lebih minim hentakan.
Maka, berkaca dari pengalaman sebelumnya—terutama bagi mereka yang pernah mengalami keguguran berulang, kehamilan selanjutnya perlu direncanakan dan dipelihara secara lebih berhati-hati. Pastikan tubuh selalu berada dalam kondisi fit dan konsultasikan pada dokter sesegera mungkin begitu kehamilan bisa terdeteksi. Semoga sukses, yaaa....
Share Article
COMMENTS