Menopause dapat terjadi pada usia di bawah 40 tahun, atau disebut sebagai menopause dini - apa yang menjadi penyebabnya? Hati-hati menopause dini ya moms.
Gambar dari www.alodokter.com
Umumnya menopause terjadi pada usia 54-58 tahun, namun ada perempuan yang berusia di bawah 40 tahun sudah mengalami hal tersebut. Kondisi ini disebut sebagai menopause dini. “Menopause dini atau dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Kegagalan Ovarium Dini (KOD) atau dalam bahasa Inggris disebut Premature Ovarian Failure (POF) sebagai kejadian amenorrhea (berhenti menstruasi), hipergonadotropinemia (rendahnya hormon gonad) dan defisiensi estrogen pada wanita berusia kurang dari 40 tahun.” tutur dokter Hari Nugroho dari RSUD Dokter Sutomo Surabaya.
Beruntung di lingkungan terdekat saya, belum ada kasus seperti ini – dan setelah saya pelajari lebih dalam ternyata memang ada faktor genetik yang menyertai seseorang mengalami menopause dini. Faktor genetik ini hanya satu dari beberapa penyebab menopause dini yang disebutkan oleh dr.Hari.
Faktor penyebab lainnya adalah terkena obat kemoterapi, penyakit autoimun, paparan faktor lingkungan, gaya hidup, infeksi, riwayat operasi pengangkatan ovarium. Yang menarik dan perlu digaris bawahi menurut saya adalah faktor gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang dimaksud berpotensi menjadi penyebab terjadinya menopause dini adalah kebiasaan merokok, diet yang dilakukan secara tidak sehat, dan mengonsumsi alkohol.
Ditambah lagi polusi udara dari asap kendaraan bermotor yang kian hari kian menggila, polusi dari asap kendaraan ini mengandung radikal bebas yang dapat memengaruhi metabolisme seseorang. Jadi alangkah lebih baik jika beraktivitas di luar ruangan, Mommies senantiasa menggunakan masker, ya.
Secara presentase, kasus menopause dini ini terjadi dalam prevalensi dari KOD antara 0,9 – 1,2% pada wanita usia 40 tahun atau kurang. Namun Terdapat perbedaan pada etnis tertentu, Afrika-Amerika dan Hispanik 1,4%, Kaukasian 0,5%, Cina dan Jepang 0,1%. Pada wanita dengan amenorrhea primer prevalensi KOD antara 10-28% sedangkan amenorrhea sekunder antara 4-18%.
Sebelum terjadinya menopause biasanya akan didahului oleh gejala perimenopuse – terjadinya perubahan emosi dan perilaku. Jika seseorang mengalami sikon ini, menurut dr. Hari sangat diperlukan dukungan dari lingkungan sekitarnya. “Dukungan bisa diberikan dengan mengingatkan mereka untuk melakukan perubahan gaya hidup terlebih dahulu. Memulai hidup lebih aktif, olahraga teratur, pola makan yang baik. Olahraga akan meningkatkan vitalitas dan secara bermakna mengurangi stress. Apabila keluhan fluktuasi hormon mengakibatkan keluhan yang berlebihan, temui tenaga kesehatan Anda, mungkin perlu diberikan obat hormonal.” Jelas dr. Hari.
Semoga informasi tadi berguna ya, Mommies, dan jangan lupa selalu melakukan pola hidup sehat :)